Bab 73

31.4K 2.8K 81
                                    

Malam Minggu waktunya double update. Tapi, please jangan votenya jangan berat sebelah.
Hehehe.




"Hai, guys!"

Sapaan antusias itu terdengar begitu tiba-tiba. Disertai dengan munculnya sosok Olin di depan pintu ruang rawat Naresh.

"Olin! Ngagetin aja, deh," keluh Kara yang semula tengah menyiapkan makan siang untuk Naresh.

"Bukan cuma kalian yang kaget. Gue juga," timpal Rengga.

Cowok itu nyelonong masuk dan meletakkan sekeranjang buah di atas meja depan sofa.

"Cieee! Mau nyuapin ayang Naresh, ya?" ejek Olin sambil menyusul Rengga.

"Manja banget lo, Resh. Makan aja minta disuapin," timpal Rengga.

"Bacot! Kalo iri suruh Olin sana," sahut Naresh.

"Kok gue? Kenapa jadi bawa-bawa gue?" protes Olin.

"Ya, terus bawa-bawa siapa? Masa mau bawa-bawa bapak lo," jawab Naresh.

"Resh!" tegur Kara.

Ternyata sejak tadi cewek itu sudah menyodorkan sesendok bubur di depan mulut Naresh. Tapi, Naresh malah meladeni ocehan Rengga dan Olin.

Sambil senyum cengengesan, Naresh pun berkata, "Iya, ayang. Maaf, ya."

"Najis!" semprot Olin dan Rengga.

Naresh menerima suapan bubur tadi. Tak lupa ia memberikan tatapan mengejek pada dua tamu tak diundang itu.

"Lo berdua mau ngapain ke sini?" tanya Kara.

Atensinya masih tetap tertuju pada Naresh.

"Mau mancing ikan arwana," celetuk Olin.

"Ya, mau jenguk cowok lo lah!" ralatnya dengan nada tinggi.

"Ngga, cewek lo ngegas terus kek kucing mau lahiran," celetuk Naresh.

Kekesalan Olin pun mencapai puncaknya. Pasalnya sejak tadi Naresh terus menjodoh-jodohkan dirinya dengan Rengga. Sebenarnya, Olin baik-baik saja justru dia senang dengan semua itu, tapi pasti tidak dengan Rengga. Olin yakin cowok itu sekarang sedang menahan risih gara-gara ulah Naresh.

Olin lantas menghampiri Kara dan merebut mangkuk bubur yang ada di tangan Kara.

"Nih, lo makan sendiri. Mulai sekarang Kara jadi hak milik gue," semprot Olin seraya menyerahkan mangkuk bubur tadi pada Naresh.

Setelah itu, Olin membawa Kara agar duduk di sofa.

"Heh! Apaan, sih? Balikin ayang gue," protes Naresh.

"Ck! Diem! Lo, tuh, lagi sakit. Jangan teriak-teriak daripada nanti bengek lagi," celoteh Olin.

"Ngga, cewek lo, tuh," adu Naresh.

Ia sungguh berharap bahwa Rengga akan membantunya.

"Sori, Resh. Gue tim netral," kekeh Rengga.

Sial. Naresh reflek mengumpat dalam hati.

Sembari menahan sumpah serapah ia pun memakan buburnya. Sedangkan Kara tengah membantu Olin mengeluarkan beberapa bingkisan makanan.

"Ini apaan, Lin?" tanya Kara.

"Oh, itu ketoprak. Tadi nggak sengaja lihat tukang ketoprak terus gue beli, deh. Kali aja lo mau," papar Olin.

Kara langsung membuka bungkusan tersebut dan melihat menu ketoprak yang cukup menggiurkan.

Possesive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang