Chuuya menatap jauh kearah lautan, menatap mentari yang tenggelam diantara cakrawala. Pria itu melirik jam yang berada di tanganya kemudian dia mulai berjalan di pesisir pantai, menikmati matahari terbenam dan juga ombank yang terombang-ambing di lautan.
Laut adalah penenangnya dikala pikirannya penuh dengan beban. Chuuya teringat perkataan Dazai saat mereka pertama kali menginjakan kaki di pulau ini, mengenai fenomena yang akan terjadi tepat pada malam ini.
Kalau diingat-ingat belum pernah ada memori mengenai Chuuya yang menyaksikan fenomena alam di kepalanya sama halnya dengan memori masa kecilnya yang tidak pernah ia ingat.
Chuuya memandangi mentari tenggelam, benaknya kosong dan hanya terfokus menatap cakrawala. Seketika Dazai mendekapnya, memeluk chuuya dari balik punggungnya. Pria itu sontak terkejut dan langsung saja mensikut bagian dada sang pelaku agar bisa melepas diri.
"Auu itu sakit, Chibi" keluh Dazai sambil memegangi dadanya yang telah terpukul oleh Chuuya.
"KAU JANGAN SEENAK NYA MEMELUK ORANG YANG SEDANG MELAMUN!" balas Chuuya dengan bentakan khas nya.
Beberapa saat berlalu namun Dazai masih terus meringis kesakitan, membuat Chuuya mulai merasa bersalah. "Hei, apakah sesakit itu?" Tanya Chuuya dengan wajah khawatir. Dazai menunduk, tangannya masih memegangi bagian dada yang telah di sikut oleh Chuuya.
"Hei hei jangan seperti itu Dazai, apa memang sesakit itu? Aku rasa tadi aku tidak sekeras itu, maaf kan aku."
"Jika kau ingin ku maafkan, cium aku" suaranya pelan namun masih bisa terdengar kedalam telinga Chuuya. Pipi Chuuya memerah seperti buah tomat yang baru saja matang dan siap di petik dari tangkainya. Dengan ragu Chuuya mengecup pipi sang makarel.
Pria makarel itu tersenyum kemudian ia menegakan badannya, "sebenarnya dari awal memang tidak sakit sih." Chuuya mengedipkan matanya, menampakan wajah kebingungan sebelum dia menendang Dazai. "KUSODAZAI!!!" Teriak pria bertubuh pendek.
Malam mulai menyambut bagian belahan bumi. Bintang-bintang menghiasi langit dan memberikan sinar mereka kepada bumi. Bulan mulai membentuk sebuah sabit, menambah kesan yang romantis pada suasana malam.
Laut masih membuat suara khasnya, ombaknya yang masih terombang-ambing mulai melengkapi suasana. Kedua manusia itu kini menatap langit, memperhatikan bintang-bintang sebelum akhirnya pandangan mereka jatuh kearah laut yang dipenuhi ombak malam hari.
Chuuya menghela nafasnya berat hingga membuat Dazai menengok kearahnya. Dazai tersenyum melihat mimik wajah yang sedang Chuuya tampilkan, wajah lelah akibat tidak pernah beristirahat–walau dia memiliki waktu namun kepalanya selalu saja penuh.
Dazai mengelus puncuk kepala Chuuya membuat pria itu merona bukan main. "Terima kasih kerja kerasmu selama ini" tutur Dazai kemudian meninggalkan Chuuya yang masih dengan wajah meronanya di pesisir pantai sendirian.
Angin malam mulai berhembus kearah Chuuya, membuat tubuh mungil itu merasakan dingin yang luar biasa. Chuuya tidak mengenakan jaket ataupun sweeter, dia hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt berwarna biru gelap. Ia mengatur nafasnya, memastikan rona merah sudah tidak ada di wajahnya sebelum kembali menuju villa dan mengganti t-shirt dengan yukata.
---Semua orang berkumpul dipesisir pantai depan villa mereka, semuanya menggunakan yukata mereka masing-masing. Dazai berada disamping sebuah batu besar dengan menggunakan yukata yang dipilih oleh Chuuya, rambut sampingnya ia sisihkan ke belakang telinganya. (Model rambut yang sama dengan saat di movie dead apple)
Sedangkan Chuuya, dia berada di dekat laut mengenakan yukata bernuansa merah dengan motif bunga di beberapa bagiannya–yukata yang didesain khusus oleh Koyou untuk Chuuya. Atsushi menggunakan yukata bernuansa hitam sedangkan Akutagawa menggunakan yukata bernuansa perak.
-Para pria berada di dekat panggangan sedangkan para wanita berkumpul menjadi sebuah lingkaran. Atsushi mulai memberi tanda pada Akutagawa dan dijawab anggukan oleh pria itu. Akutagawa kemudian mulai berjalan mendekati Dazai dan mulai berbisik sebelum kemudian kembali berkumpul dengan para pria yang sedang berada di dekat pangangan
"Chuuya~ ada sesuatu yang harus aku bicarakan" tutur Dazai dengan senyum yang terlukis diwajahnya.
"Bicarakan saja disini" jawab Chuuya.
Koyou angkat bicara sebelum Dazai mulai mendramatisir suasana. "Chuuya-kun kau sebaiknya ikut saja bersamanya, dari pada dia mulai bersikap dramatis dan menghancurkan suasana malam ini" kalimat yang dilontarkan koyou berhasil membuat Chuuya berdecak kesal namun ia menyetujuinya. Dia malas jika harus melihat Dazai yang menampilkan drama murahan didepannya.
Chuuya bergedik bahu sebelum mulai berjalan berdampingan bersama Dazai. Mereka akhirnya sampai di suatu tempat yang lumayan berjarak dari sebelumnya.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"
Dazai mengalihkan pandangannya dalam sekejap dari tatapan manik mata biru laut milik Chuuya, pandangannya ia alihakan kearah lautan atlantis yang indah, membuat Chuuya mengikuti pandangan Dazai yang tertuju pada laut yang membentang luas dipinggir mereka.
Mata sebiru laut itu bersinar melihat kecantikan laut yang berada dihadapannya sekarang. Ombak laut, kini berwarna biru tua bergradasikan dengan warna violet menjadikan mereka lebih cantik dari pada sebelumnya. Chuuya dapat melihat banyak bintang yang bersinar di langit malam.
Chuuya tidak bisa mengalihkan pandangannya. Matanya terus berbinar saat melihat ombak yang terombang-ambing dilautan. Chuuya belum pernah melihat laut yang secantik malam itu, ini bahkan jauh lebih cantik dari yang pernah ia bayangkan.
Chuuya masih terdiam sambil menyaksikan laut biru dengan gradasi violet yang indah sejauh mata memandang. Beberapa menit kemudian Dazai melihat kearah langit, menatap bulan berbentuk sabit diatas mereka kemudian tersenyum.
Dazai mengeluarkan sebuah kotak dari dalam yukatanya, lalu ia mengeluarkan isinya–sebuah cincin dengan ukiran bertuliskan "chuuya"–ia kemudian meraih tangan pria disampingnya.
Terdengar suara lirih Dazai yang mengucap sebuah kata sambil memasangkan benda kecil itu di jari manis Chuuya.
"Maaf." Suara lembut dari sang pria makarel.
Pojok Author
Maaf klo ceritanya kependekan, saya belum sempet nge lanjutin. Kalau ada yang penasaran kenapa minggu lalu gak up itu karena saya lupa ada funfic yang belum tamat, saya baru inget kemarin malem hehe :)Makasih buat yang udah vote sama memberi sartik+komentar, makasih juga para readers yang udah mau ngebaca funfic ini.
Have a nice sunday
Bye bye🤎🧡

KAMU SEDANG MEMBACA
•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°
Fanfiction⚠️ 🔻WARNING!🔻 FUNFIC INI DIBUAT KARENA KEKURANGAN ASUPAN SOUKOKU DAN SHIN SOUKOKU. BAHASA BERANTAKAN! BXB SHIP, GAK SUKA SKIP LAPAK PARA FUJO/DAN FUNFIC CUMA NGIKUT ALUR HALUAN KU💕 TYPO BERTEBARAN! 98% FIKSI KHAYALAN. HAPPY READING MINNA 💖 Maka...