18 [Perasaan sang surai senja]

1.1K 111 10
                                    

"Namun sebagai tambahan, aku akan mengajak yumeno pergi bersama kita." Semua mata sontak menatap ke arah Mori, Yumeno tidak lah terkendali dia bisa saja mengutuk siapa saja yang dia anggap akan menyenangkan untuk dikutuk, setidaknya itu pikir mereka. "Tenang saja, aku akan bertanggung jawab dengan kerusuhan yang di buat olehnya. Aku membawanya supaya elise chan ku tidak kesepian jikalau nanti aku harus bergelud dengan kakek kakek tua dari agensi detektif itu." sambung Mori di pertengahan orang-orang yang masih memiliki rasa keraguan.
---

Chuuya berjalan pulang menuju rumahnya. Hari ini dia tidak menggunakan kendaraan pribadi karena dia terlalu malas jika harus mengeluarkannya dari garasi dan harus memasukannya kembali saat pulang. Perasaannya masih senang karena kabar tentang liburan itu, ditambah mereka akan pergi bersama agensi detektif, bukankah itu sempurna?
-

Dia berhenti di suatu supermarket, berencana untuk membeli cemilan. Tanpa sengaja matanya menangkap seseorang yang familiar di salah satu baris rak supermarket–Atsushi dan Dazai–Samar samar chuuya mendengar sedikit pembicaraan mereka.

"Aku janji tidak akan memberi tahu chuuya-san"

"Baiklah, kau tau Chuuya tidak dapat menggantikan oda"

Chuuya seakan akan dijatuhkan dari tebing setelah terbang jauh menuju cakrawala. "Sial, mengapa saat aku sedang bahagia akan selalu ada yang membuatku kembali kehilangan kebahagiaan ku?!" Umpat chuuya dalam benaknya.
---

Chuuya kini telah sampai rumahnya, rumah yang diselimuti kesunyi-an. Ia melempar topinya kesembarang arah dan meletakan belanjaannya di sofa, dia terlalu lelah untuk mandi yang dia inginkan sekarang adalah tidur di kasurnya.

"Kau memang satu-satunya yang tidak pernah mengkhianatiku, oh ranjang ku" batin chuuya sebelum ia terlelap dalam dunia mimpi.
---

Hari ini adalah  keberangkatan para manusia dari kedua organisasi. Mereka pergi menggunakan kapal pesiar yang berada di pelabuhan yokohama. Chuuya hanya membawa sedikit barang, sedangkan yang lainnya mereka tampak kerepotan membawa barang mereka. 

"Mengapa mereka mengemasi begitu banyak barang, kita kan hanya pergi beberapa hari" batin chuuya saat melihat para manusia yang sedang menyerahkan koper kepada petugas kapal.
---

Perjalanan akan ditempuh selama kurang lebih 12 jam. Mereka pun mendapatkan kamar untuk beristirahat selama perjalanan panjang itu, satu kamar berisi dua orang. Koyou memilih kamar bersama dengan chuuya, akutagawa bersama atsushi, mori dipasangkan bersama musuh bebuyutannya–Fukuzawa–pada awalnya mori ingin sekamar dengan Dazai, tapi Dazai memilih sekamar bersama kunikida.

Chuuya dan Koyou mendapat kamar dengan nomor pintu "530" sedangkan Dazai dan Kunikida mendapat kamar bernomor "520."

Dikamar bernomorkan 520 itu, seorang pria berkacamata mulai membuka suatu perbincangan dengan teman sekamarnya. "Hei, ku dengar kau tertarik pada Nakahara Chuuya" ujar kinikida sambil membaca buku, di kasur yang ia tempati. Ia bertanya pada pria makarel  yang menempati kasur yang lainnya. "Jangan bercanda" balas Dazai sebelum melempar bantal pada pria berkacamata yang baru akan membuka lembaran kertas buku lainnya, dan Dazai berhasil membuatnya kesal karena lemparan bantalnya yang berhasil membuat buku itu terkoyak.

Mereka tidak menyadari bahwa suara mereka terlalu keras, sehingga membuat seseorang mendengar pembicaraan mereka. Chuuya langsung kembali kekamar 530 yang berada di ujung lorong kapal. Suasana hatinya memburuk. Koyou sedang berdandan di dalam kamar saat ia melihat chuuya masuk dengan suasana hati muram.

"Chuuya ada apa dengan mu" pekik koyou khawatir.

Chuuya menjatuhkan dirinya sendiri keranjang yang ia tempati, lalu mulai terdengar helaan nafas panjang dari sana. Koyou mendekati ranjang chuuya.

"Apa ini tentang Dazai lagi?"

Chuuya mengangguk, beberapa menit berlalu, kini dia mulai mengeluarkan keluh kesahnya kepada koyou.

"Mengapa harapan ku terlalu tinggi? Padahal aku hanyalah tempat pelampiasan si bodoh Dazai, mengapa aku begitu bodoh hingga berharap dapat dicintainya? Sudah jelas ia tidak akan pernah melupakan odasaku"

Chuuya sudah Koyou anggap sebagai adiknya. Ini menyakitkan saat melihat adikmu disakiti oleh orang lain. Koyou mengelus surai senja itu, selang beberapa menit, chuuya kembali tenang dan ia berdiri dari posisinya kemudiam tersenyum kepada koyou.

"Terima kasih, aku sudah tidak apa apa."

"Maaf aku tidak dapat membantu."

Wanita itu tidak dapat membantu chuuya. Dia tidak bisa asal masuk kedalam permasalahan hubungan orang lain walaupun ia mau. Yang ia bisa bantu hanyalah memberi saran yang dapat chuuya gunakan untuk mengahadapi Dazai dan juga menghadapi rasa putus asanya.
---

"Chuuya~." Chuuya mengenali suara yang memanggil namanya, jelas itu suara dazai yang memanggilnya dari arah meja makan. Chuuya berusaha abai namun dazai terus saja memanggil namanya tanpa henti, membuat chuuya merasa tidak enak dengan penumpang lain yang ada di kapal itu dan akhirnya chuuya mendekati sang pemanggil ke mejanya.

"Tidak perlu berteriak" ujar chuuya sambil mengepalkan tangan kirinyanya geram sedangkan tangan lainnya masih membawa piring berisikan makanan.

"Kau mengabaikan penggilanku" tutur dazai dengan tangan yang sudah disilangkan di depan dadanya. Masing-masing organisasi memesan kursi berkapasitas empat orang untuk setiap meja, beberapa dari mereka bercampur sedangkan yang lainnya memilih untuk duduk di meja yang berisikan organisasi mereka.
-

Chuuya menelengkan kepalanya lalu menghela nafas sebelum ia mulai angkat bicara. "Kau hanya membuang-buang waktu ku."

"Kau, duduk disini" pria itu menunjuk meja yang tengah tempatinya bersama kawan se-organisasinya.

"HAH?! BERSAMA DENGAN ORGANISASI KALIAN, TIDAK AKAN!" Chuuya tidak dapat menahan nada suaranya, membuat para penumpang lain–termasuk port mafia–menengok ke arah nya.

Dazai membisikan sesuatu pada atsushi yang berada di sebelahnya, lalu diikuti anggukan oleh anak itu. Anak itu mengeluarkan gawainya lalu jarinya mulai mengetik suatu kalimat, tiba-tiba yosano berdiri dari bangkunya dan memaksa chuuya duduk di kursi yang sebelumnya ia tempati.

Dengan terpaksa, Chuuya duduk dengan organisasi ADA sedangkan yosano pindah duduk bersebelahan dengan koyou–meja itu hanya berisikan koyou, kyoka dan yumeno. Chuuya melihat seseorang bersurai gelap mendatangi meja yang ditempatinya.

"Akutagawa apa yang kau lakukan?" Tanya chuuya melihat sosok lelaki bersurai gelap itu yang bertukar tempat duduk dengan kunikida.

"Makan" pria itu menjawab polos diikuti atushi yang kemudian tersenyum. Kini hanya mereka berempat yang duduk dimeja berkapasitas 4 orang itu. Mereka semua menikmati makanan mereka, terkecuali Chuuya. Dia sudah tidak bernafsu untuk menyantap makanan yang ada di hadapannya, kini ia sedang berdebat dalam benaknya.

"Bukankah ini seperti double date?! Apa yang dipikirkan orang itu?! Tapi bukankah ini bagus? Tidak tidak ini tidak bagus! Kalau begini aku akan terus berharap padanya!"

Dazai menyendok makanan kearah bibir Chuuya. "Aaaa.." gumam Dazai. Tanpa sadar Chuuya membuka mulutnya dan menerima suapan dari pria bersurai coklat di sampingnya. Chuuya kembali ke kehidupan nyata, ia tidak tau semerah apa wajahnya sekarang. Jantungnya kini berdetak lebih cepat, seakan-akan bisa meledak kapan saja.

Chuuya heran dengan dirinya sendiri. Tidak ada rasa marah ataupun kesal hanya ada perasaan yang tidak dapat dijelaskan.

Waktu terus berlalu, tak terasa makanan dalam piring mereka sudah habis, dalam beberapa kesempatan Dazai memandangi Chuuya, mengelap sisa makanan yang berada di pinggir bibir Chuuya. Manusia-manusia di sekitar mereka memandangi mereka, sungguh romantis, seakan-akan melihat adegan sepasang kekasih di film romansa.

'Perasaan apa ini?!' Batin pria bersurai senja itu.
-
-
-
Pojok Author.

Untuk beberapa alasan, dan salah satunya karena tugas. Saya akan upload sekitaran sabtu dan minggu. Dan perChapter nya bakalan saya buat panjang-panjang.

Anyway makasih buat yang udh vote dan udah berkomentar serta masih menunggu kelanjutan dari FunFic saya 💕

Have a nice Weekend Minna
Bye-bye👋💕

•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang