23 [Warna kebahagiaan][END]

1.2K 112 10
                                    

"Maaf"

Chuuya menerjapkan matanya seketika saat mendengar suara halus yang keluar dari mulut Dazai.

"Kenapa?" Tanyanya. Matanya memandangi kilauan dari cincin yang diberikan oleh Dazai, cincin berlapis perak dengan batu kristal kecil berwarna ocean di sekelilingnya–terkecuali bagian ukiran yang terdapat nama Chuuya disana.

"Ya... karena banyak hal, hehe. Intinya aku sudah meminta maaf" Dazai kini menyilangkan tangannya di dada, mengembungkan bagian pipinya, matanya ia alihkan kelain arah memberi tanda bahwa dia sedang kesal karena Chuuya tidak memberikan reaksi yang sangat dramatis–seperti di film-film romansa masa kini.

Chuuya menghela nafas panjang, kemudian mulai mengalihkan pandangannya dari cincin itu kepada Dazai. "Dazai, jika kau masih belum bisa melupakan Odasaku sebaiknya kau tidak memulai hubungan dengan orang lain, itu akan menyakiti perasaan mu dan orang itu"

Mendengar ucapan Chuuya, Dazai seketika tertawa dengan suara yang mungkin mengalahkan suara kelelawar dimalam hari. Chuuya menatap tajam kearah Dazai yang masih tertawa terbahak bahak itu, suatu pertanyaan seketika terlintas di kepalanya 'apakah ini sebuah lelucon miliknya lagi?'

Dazai menghentikan tawanya kemudian menatap jauh kedalam samudra mata Chuuya sebelum membuka pita suaranya dan berucap beberapa kalimat."Aku dan Odasaku tidak pernah menjadi kekasih"

Chuuya melirik mata Dazai sekilas. Ia tak dapat menatap mata hazel itu terlalu lama. Kini ia bingung maksud dari perkataan Dazai yang baru saja pria itu ucapkan, jelas sekali dulu dia mendengarnya dari bosnya sendiri bahwa Dazai dan Oda adalah sepasang kekasih.

Dazai memegang dagu milik Chuuya membuat kedua pria itu saling menatap. Lautan mulai kembali menenang, membuat kesunyian diantara kedua insan yang kini tengah bertatapan.

"Dengar, aku dan Odasaku tidak pernah berpacaran. Odasaku memang berarti buatku namun bukan sebagai kekasih. Aku dan Oda setuju untuk menyebarkan rumor tentang hubungan kami sebagai kekasih hanya untuk mengelabui Mori-san." Chuuya membelalakan matanya mendengar pernyataan dari pria itu.

Dazai kemudian melanjutkan penjelasannya, "Kau tahu bukan kakek tua itu seorang predator, maka dari itu aku dan Oda berpura-pura menjadi kekasih. Namun, ya beberapa kejadian tidak berjalan dengan baik, dan aku selalu menyalahkan diriku sendiri atas kematian Odasaku." Dazai menghela nafas kemudian tersenyum sebelum melanjutkan penjelasannya.

"Kau tau bukan, Oda kehilangan anak-anak angkatnya, kemudian dia pergi dan mempertaruhkan nyawanya. Aku mengagumi Odasaku, bahkan dia sudah seperti kakak ku sendiri."

Chuuya memotong perkataan Dazai untuk bertanya, "Tunggu dulu, lalu yang aku dengar di supermarket saat kau bersama dengan Atsushi dan yang aku dengar saat dikapal saat kau berbincang bersama pria berkacamata entah siapapun namanya, bagaimana?"

Dazai menelengkan kepalanya. "Mengapa kau tau pembicaraan kami? Apa kau seorang stalker?" Ujarnya dengan mata yang mulai menyipit dan senyum sinis yang ia berikan, berusaha untuk menyelidik pria yang berada di hadapannya.

Chuuya menelan cairan salivanya, kemudian mengaruk tengkukanya yang tidak gatal sama sekali. Mencoba mencari alasan yang tepat namun otak nya tiba-tiba saja kosong.

"Baiklah-baiklah tuan stalker aku akan menjelaskan padamu situasinya, waktu itu Atsushi bertanya apa Chuuya dapat menggantikan posisi Odasaku, lalu aku menjawab dia tidak dapat menggantikannya karena dia lebih baik menjadi kekasihku dari pada menjadi sosok kakak untuk ku, lalu saat di kapal aku menjawab pertanyaan kunikida dengan sedikit candaan, dia bertanya apa aku mengukai mu lalu aku menjawab tidak, tapi aku mencintai mu. Apa kau paham sekarang?"

•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang