25 [Terima Kasih][END]

1.3K 111 9
                                    

27 April, 23.30.
Chuuya sedang berada di dalam ruangan kerjanya, menyelesaikan tugas berjibun yang Mori berikan kepada eksekutif mafia tersebut. Dia terkadang heran dengan Mori yang selalu menyuruhnya mengerjakan berbagai dokumen yang seharusnya di kerjakan oleh orang lain di kantor itu, tapi Chuuya tak bisa berbuat apapun selain menurutinya.

"Aku ingin kembali kerumah" keluh sang surai senja di malam penuh bintang. Dia menatap keluar jendela. Memori tentang Dazai mulai terputar ulang di dalam benaknya. Dari mula awal pertemuan mereka, semua pertengkaran akibat hal sepele–bahkan Chuuya mengingat mereka pernah bertengkar akibat kecoa yang tiba tiba muncul saat mereka menjalankan misi untuk menyelidiki organisasi illegal yang tidak terdaftar di dokumen port mafia, dan sampai saat momen mereka menikah.

Di hari pernikahan mereka ada banyak kekacauan terjadi. Mulai dari bom yang di bawa oleh motojiro, penembakan yang berasal dari organisasi illegal yang mau membalas dendam, hingga koyou yang menangis dengan heboh saat Dazai mencium mempelainya.

"Hidupku memang tidak pernah tenang yah" ketika Chuuya sedang merenungkan kejadian-kejadian fantastis yang terjadi dalam hidupnya, ponselnya tiba-tiba saja berdering dengan sangat keras.

Chuuya meraih ponsel yang berada di meja kerjanya, melihat nama yang tertera dalam layar tersebut. Tampak nama Dazai Osamu yang ada di layar ponsel tersebut, tanpa berfikir dua kali Chuuya langsung mengangkat telfon dari suaminya dengan pemikiran bahwa Dazai sudah ada di rumah dan menyuruhnya pulang dengan segera.

"Ya, kenapa" Chuuya menyapa terlebih dahulu kepada pria di sebrang telefon.

"Oh Chuuya kau sudah mengangkatnya, aku ingin memberi tau mu bahwa hari ini aku tidak akan pulang jadi-"
Belum sempat Dazai menyelesaikan kalimatnya terdengar suara lain dari sebrang telfon, yaitu suara wanita dan suara anak laki-laki.

"Daddy, jangan bermain ponsel terus! Kau tidak mau menghabiskan waktu denganku?!"
"Hei, jangan ganggu daddy mu, dia sedang menelfon"
"Tunggu sebentar ya"
Suara terakhir merupakan suara Dazai yang merespon ajakan dari suara anak kecil yang berada di sana.

Chuuya diam membisu, dia tak tau kalimat apa yang harus ia ucapkan saat mendengar percakapan mereka. Tak lama kemudian Dazai kembali ke obrolannya dengan Chuuya.

"Oh ya Chuuya, sampai mana kita tadi" tanya pria dari sebrang telfon itu.
"Tidak usah di lanjutkan, aku mengerti" Chuuya memutus sambungan telfon secara sepihak, membuat pria di sebrang telfon kebingungan namun tak ambil pusing.

Chuuya masih membisu di ruangannya. Wajahnya kini terlihat muram, dia tak tau apa yang sedang dia rasakan sekarang, apa itu marah, sedih, atau kecewa atau campuran dari semua emosi itu. Dia pikir bahwa masalahnya sudah selesai tadi pagi saat Dazai sudah bisa Chuuya dekati lagi. Namun sepertinya tuhan tidak memberikan istirahat pada Chuuya.

"Aku tidak ingin pulang." Itu kalimat terakhir sebelum Chuuya memejamkan matanya dan tak sengaja tertidur di kursi kerjanya. Dia sudah lelah dengan pikirannya sendiri.



28 April, 07.30 pagi
Tachihara mengetuk pintu ruangan Chuuya, dia memiliki firasat bahwa Chuuya tidak pulang tadi malam dan malah tertidur di kantor semalaman.

"Chuuya-san" tachihara membuka pintu ruangan karena tidak ada balasan apapun sebelumnya. Dan ternyata dugaanya adalah benar, Chuuya masih berada di dalam dengan kondisi tertidur di kursi kerjanya.

"Huh, kau ini padahal besok adalah hari istimewa mu, tapi kau malah seperti orang depresi" tachihara mendekat kearah meja kerja Chuuya, dia berniat membangunkan Chuuya dan menyuruhnya untuk pulang.

"Bangun, oe Nakahara Chuuya" tanpa rasa simpati tachihara menyipratkan air ke wajah Chuuya, membuat pria itu bangun dengan rasa panik.

"Oi sialan apa yang kau lakukan!" Bentak Chuuya.

•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang