Pria bersurai senja itu kini telah selesai membereskan rumahnya, membuatnya terpaku didepan layar televisi yang tengah menampilkan iklan penginapan dipingir pantai di suatu pulau terpencil. Dia ingin kesana ingin merileks kan diri dari padatnya kota yang sibuk ini. Namun ia tidak tau kapan tepatnya untuk meminta cuti–Mori selalu saja memberi alasan pada chuuya setiap kali chuuya izin cuti, seakan mori memang tidak membiarkannya lepas dari kesibukannya.
"Arghhh... lelah, hari liburku hanya 2 hari. Aku ingin mengambil cuti dan pergi ke penginapan itu..." bagaikan ibu peri yang datang dari antah berantah, Dazai datang–lebih tepatnya jatuh–di pekarangan rumah chuuya, membuat pria itu langsung melihat dari jendelanya dan langsung keluar menemui bapak peri yang jatuh entah dari mana itu.
"KusoDazai apa yang kau lakukan di pekarangan rumah orang!" Bentak sang surai senja. "Ahhh chuuya~ aku sedang menjoba terjun panyung namun ternyata yang aku bawa malah bantalan mobil, dan alhasil aku pasrah saja. Ternyata dewa baik ya, ia langsung mengirimku ke tempat jodohku" dazai berkata tanpa berfikir, membuat muka pria itu sekarang semerah kepiting rebus, entah karena marah atau karena malu yang pasti ia sebal dengan pria maniak perban itu.
Chuuya melihat adanya darah yang keluar dari tubuh dazai, ia cepat cepat menghampiri pria itu kemudian menggotongnya masuk kedalam rumah, entah mengapa ia sangat khawatir, sedangkan dazai ia memanfaatkan kesempatan itu agar bisa menghirup wangi rambut milik pria kecil itu.
---"Lain kali, kau harus berhati-hati, cek dulu kelengkapan mu saat akan terjun payung. Aku tidak akan selalu ada disisi mu" tutur chuuya sambil mengikatkan perban baru di seluruh tubuh dazai. "Chuuya akan selalu bersama ku" ujar pria itu, "jika takdir dari dewa tidak mengijinkan maka aku akan melawan takdir dari dewa" sambungnya, chuuya men-teke kepala Dazai.
"Jangan ngelantur kalau berbicara" kemudian chuuya pergi meninggalkan dazai diruang tamu seorang diri, dia hendak mengembalikan kotak obat itu ketempat asalnya. Dazai melihat televisi yang sedari tadi masih memutar iklan tentang penginapan di pulau terpencil itu, dazai melihatnya sebentar sebelum mengantinya tanpa meminta izin pada sang pemilik rumah.
Chuuya kembali setelah beberapa menit, dan melihat Dazai tertidur disofa, ia hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan keanak-anakan dazai. Prilakunya tidak berubah dari 2 tahun lalu, masih kekanak-anakan.
"Hoi, kalau mau tidur pulang kerumahmu" chuuya mencoba membangunkan dazai, beberapa menit kemudian dazai mulai membuka kelopak matanya namun ia belum sepenuhnya sadar. "Nah lama amat padahal udah di bangunin dari tadi, jika kau mau tidur kamu pulang saja kerumah–" belum selesai kalimat chuuya, dazai menarik pria itu dalam pelukannya dan kembali ke alam bawah sadarnya.
Pria yang tengah berada dipelukan itu mulai merona, batinnya berdebat, ia suka posisi ini namun ia juga tidak mau ada di posisi ini. Perdebatan antar batin itu membuat chuuya terlihat seperti sedang blank.
"Yasudah lah chuuya, kesempatan tidak datang dua kali" akhirnya chuuya memilih untuk tetap di posisi pelukannya, kemudia mencoba menutup matanya hingga akhirnya terlelap.
---Satu minggu berlalu, semuanya berjalan normal, hingga akhrinya datang hari kamis. Chuuya, Akutagawa bersaudara, Higuchi dan Koyou kini tengah menghadap boss nya. Terlukis kan senyuman indah diwajahnya seakan baru saja mendapat hadiah dari santa.
Chuuya bergedik bahu kemudian ia mulai bertanya pada bossnya yang dari tadi hanya cengar-cengir. "Ada apa boss?" Mori mulai membuka kelopaknya, ia kemudian menatap lurus kearah chuuya sebelum menjawab "kita akan liburan selama 4 hari, bersama agensi detektif" ia mulai menurunkan nada bicaranya menjadi serius ketika sampai pada kata-kata terakhir kalimat itu.
Orang-orang yang mendengar itu membulatkan matanya, "berlibur bersama agensi detektif? Apakah dunia sudah tidak waras?" Itulah yang ada dalam pikiran mereka. Bossnya tampak serius, walau terdengar aneh namun sebenarnya Chuuya sangat senang. Akhirnya ia mendapatkan libur–libur yang lebih dari 2 hari sama seperti yang selama ini ia dambakan.
Masa bodo dengan hubungan antara kedua organisasi itu, yang penting chuuya dapat berlibur. "Bagaimana bisa?" Tanya koyou di sela sela kebahagiaan chuuya, "selama ini organisasi kita selalu bermusuhan dengan organisasi mereka, setidaknya mereka bilang, ingin berdamai sebelum menyambut tahun baru dan sekaligus merayakan tahun baru bersama."
"Mengapa kau setuju?" Koyou menyipitkan matanya curiga.
"Karena gratis" Jawab Mori dengan polos.
"Bagaimana bisa?" Kini akutagawa yang angkat bicara.
"Aku pun kurang tau, namun Dazai yang menyampaikannya sendiri padaku. Dia bilang aku harus mengajak kalian." Akutagawa tau itu hanyalah omong kosong dari mantan mentornya. Yang sebenarnya Dazai incar adalah berlibur bersama chuuya.
TBC-
Pojok Author
Maaf ya chapternya banyak gak kayak funfic lain yang cuma 7 chapter tapi udah beres 😔 saya jadi ngerasa bersalah ke kalian.
anyway
Have a Nice Day
Matane💕👋
KAMU SEDANG MEMBACA
•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°
Fanfiction⚠️ 🔻WARNING!🔻 FUNFIC INI DIBUAT KARENA KEKURANGAN ASUPAN SOUKOKU DAN SHIN SOUKOKU. BAHASA BERANTAKAN! BXB SHIP, GAK SUKA SKIP LAPAK PARA FUJO/DAN FUNFIC CUMA NGIKUT ALUR HALUAN KU💕 TYPO BERTEBARAN! 98% FIKSI KHAYALAN. HAPPY READING MINNA 💖 Maka...