13 [Nasib sial Atsushi]

1.2K 143 1
                                    

Hujan mulai turun membanjiri daerah yokohama, membuat para detektif itu tidak bisa pulang ke rumah mereka. Terdapat Atsushi, Dazai, Kunikida, Ranpo, dan yosano diruangan itu. Sisanya mungkin mereka menerobos hujan untuk pulang ke asrama mereka.

"Huuhh hujann kenapa kau turunn padahal aku ingin makan kepiting rebus di restoran dekat gedung port mafia"

"Mau ngeceng si eksekutif port mafia pasti" sindir kunikida kepada dazai yang sedang tergeletak malas di lantai ruangan itu.

"Ish kau ini suuzon mulu kerjaannya, ya mau ngajak ngedate lah yakali cuma diliat dari kejauhan doang. Cinta apa cinta tuh" tiba-tiba dazai merasakan hawa menerkam ruangan itu, hawa negatif yang berasal dari seorang yang kini sedang tersenyum kearahnya.

"Mampus lo zai si atsushi kan ngeceng in salah satu anggota port mafia dari jauh, mana tadi kayaknya mood atsushi hancur lebur gitu" bisik yosano kepada dazai. Dazai menelan ludahnya lalu mendekati pria yang masih mengeluarkan hawa negatif dari tubuhnya. "Yo, Atsushu-kun. Bukankah seharusnya kau mencari informasi untuk ku?" Atsushi menghilangkan aura negatifnya lalu memberikan tatapan bertanya pada dazai. "Itu loh masa kamu lupa, yang di kafe uzumaki itu" akhirnya atsushi mengingat apa yang dimaksut oleh dazai. Atsushi seharusnya kini berada di rumah chuuya untuk mengorek informasi yang dazai inginkan.

Atsushi bergegas mengemasi barangnya lalu pergi dari ruangan itu, menerobos hujan hanya untuk pergi kerumah gebetan seniornya itu.
-
Saat sampai rumah chuuya, baju atsushi sudah basah kuyup, tubuhnya mengigil kedinginan, bahkan bibirnya memucat. Kalau bukan karena janjinya pada dazai dia tidak akan jadi seperti sekarang. Pria itu mengetuk pintu rumah chuuya berharap dibukakan oleh pria bersurai senja, namun yang keluar malah sosok bersurai hitam pekat dengan menggunakan T-shirt berwarna putih dengan motif bergaris berwarna hitam.

Pria itu kaget dengan kedatangan atsushi dengan kondisi yang memprihatinkan, dibawanya atsushi kedalam rumah hangat itu, membawakan nya selimut dan juga baju miliknya untuk digunakan oleh atsushi agar tidak terserang demam.

"Terima kasih" ucap atsushi yang kini sudah duduk di sofa dengan pakaian longgar milik pria bersurai hitam pekat itu.

"Kenapa menerobos hujan?" Tanya pria itu, nadanya dingin sedingin es batu. Atsushi menyeruput pelan coklat hangat yang dibuatkan oleh akutagawa–seorang akutagawa membuat coklat panas? Ya hanya untuk orang yang dianggapnya special. (Reader jangan berharap ketinggian, ekhem back to the story.)

Atsushi masih belum menjawab pertanyaan dari akutagawa, dia masih kesal dengan apa yang dia lihat saat parade. Akutagawa menghela nafas panjang diikuti dengan suara bel pintu yang tiba-tiba saja berbunyi. Saat akutagawa membuka pintu dilihatnya seorang wanita berambut blonde membawa sebuah dokumen dan disampingnya ada seorang pria yang juga membawa sebuah dokumen.

"Tachihara, higuchi apa yang kalian berdua lakukan disini" tanya akutagawa kepada kedua orang yang sedang berdiri depan pintu. "Aku mau mengantar dokumen yang chuuya-san suruh untuk diantar kerumah" ucap pria yang mengenakan jaket berwarna hijau itu, "kalau aku membantu tachihara" wanita itu tiba-tiba saja masuk kedalam pembicaraan mereka.

"Bilang aja mau ketemu sama akutagawa" ucap pria itu dengan nada menyindir.

Atsushi melihat dan mendengar semuanya, bagaimana tidak? dia kini sedang berada disofa ruang keluarga yang tepatnya berada tidak jauh dari pintu rumah hanya di batasi oleh sedikit tembok penghalang antara ruang tamu dan ruang keluarga terdapat sedikit bolongan kecil ditembok penghalang itu membuat atsushi dapat mengintip kejadian yang terjadi diruang tamu. Dia meremas selimut yang menutupi bagian punggungnya, sial bukankah dia seharusnya tidak melihat ini?

"Berikan padaku akan kuberikan pada chuuya-san, kalian pulanglah" akutagawa mengambil dokumen yang berada di tangan mereka berdua, lalu membawanya masuk kedalam rumah saat higuchi, wanita berambut blonde itu memegang tangan akutagawa lalu memberikan tatapan dan juga sebuah senyum tulus miliknya.

'What! Apa dia tidak sadar ada aku dan pria itu di sini dasar menjijikan, Cih' batin anak itu, dia menyeruput coklat panasnya dengan terburu-buru karena kesal hingga dia lupa bahwa itu adalah coklat panas. Mulutnya serasa terbakar saat itu juga dan menjatuhkan gelas yang masih berisi coklat panas itu ke kakinya, darah segar mengalir dari kaki pria berambut silver itu namun dia mencoba menahan teriakannya.

'Nasib ku sangat sial!!!' Batinnya.

•{Sea Of Violets}• °Soukoku & Shin Soukoku°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang