"Si-Siapa kau!". Ucap Rasia yang tangannya dicengkeram oleh seseorang.
Kak Natan?.
"Siapa kau berani menampar Tessa?". Ucap Natan.
Tapi bukanya takut pada Natan malah hatinya berdebar-debar saat Natan menatap mata Rasia.
"Kak Natan? Kenapa bisa ada disini?". Tanya Tessa.
"Nama kaka Natan ya? Salam kenal! Yang tadi kaka lihat itu, sebenernya Tessa yang menamparku duluan". Ucap Rasia.
Natan tidak memperdulikan apa yang diucapkan oleh Rasia, ia hanya fokus pada Tessa yang bajunya basah.
"Tessa, ikut aku". Ucap Natan sambil menarik tangan Tessa.
Tessa hanya menurut dan Natan membawa Tessa keluar dari kelas. Dan duduk di taman sekolah.
"Kak Natan dateng ke sekolah Tessa buat apa? Nanti kakak telat sekolah". Ucap Tessa.
"Mamah dan ayah menyuruh aku membawa makanan untukmu, mereka berdua juga khawatir denganmu". Ucap Natan sambil menyelipkan rambut Tessa ke telinga Tessa.
"Maaf.. kakak nggak akan cerita, kan? Kalau aku di perlakukan seperti tadi di sekolah?". Tanya Tessa.
Natan yang mendengar itu hanya diam dan bingung kenapa Tessa selalu diam saat di perlakukan seperti itu disekolah.
"Dari dulu kamu selalu diam saat diperlakukan nggak baik, dulu aku hanya diam tapi sekarang.. aku nggak bisa diam aja". Ucap Natan yang membuat Tessa terkejut.
"Jangan! Tessa kesini karena ikut teman Tessa.. Tessa hanya ingin bicara dan dekat lagi dengannya seperti dulu.. dan tau kenapa dia marah sama Tessa".
"Kalau gitu, ah.. sudahlah. Akan aku pikirkan tentang beri tau atau nggak. Sekarang jangan lupa makan ya". Ucap Natan berdiri dan lalu mengelus puncak kepala Tessa.
"Iya".
Setelah itu bel berbunyi sekolah, Tessa yang mendengar itu pergi dan masuk ke kelasnya.
Saat dikelas seperti biasa Tessa hanya diam dan belajar, suasana kelas yang hening dengan suara-suara beberapa murid di bagian belakang.
Terlihat Tessa yang duduk di pojok dekat jendela di baris ke4 dari depan. Tessa melihat kearah bangku Zalea yang kosong.
Nggak berangkat? Kenapa? Biasanya Lea orang yang raji ke sekolah.
Tidak lama kemudian terdengar suara pintu kelas yang dibuka dari luar, dan terlihat Zalea yang datang terlambat.
Guru yang melihat Zalea terlambat langsung menanyakan alasan Zalea datang terlambat.
"Zalea? Kamu terlambat?". Tanya Bu guru itu.
Zalea hanya diam dengan pandangan mata yang kosong, ia hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bu guru.
"Ya sudah duduk dulu, nanti dateng ke kantor pas jam istirahat". Ucap bu guru itu menyuruh Zalea duduk.
Ada apa dengan Lea?.
Zalea yang duduk di bangku baris kedua dari depan, melihat ke arah Tessa yang sedang melihat dirinya.
Aku benci kau! Aku benci sangat benci!.
Pikir Zalea sambil menatap wajah Tessa yang kebingungan.
Karena dia aku.. bukan satu-satunya yang di sayangi.
"Ada apa dengan Zalea? Sampai-sampai menatap aku kek gitu?". Gumam Tessa.
Zalea lalu duduk di bangkunya, dan melipat kedua tangannya dimeja dan menutupi wajahnya.
Setelah itu jam pelajaran berjalan seperti biasanya dan bel istirahat berbunyi.
Zalea yang di panggil ke ruang guru dan Tessa yang di ganggu oleh Rasia.
"Rasia jangan ganggu Tessa ya". Ucap Bu guru lalu keluar dari kelas.
Tessa yang hanya diam tanpa tersenyum kearah guru itu.
"Bodoh kalau ada guru senyum sedikit kek". Ucap Rasia.
Mereka tidak terang-terangan saat merundung Tessa, di hadapan para guru karena.
"Kali ini kita nggak melakukan hal kek gini karena keinginan Zalea, jadi harus berhati-hati". Ucap teman yang lainya.
"Diam kau Dian". Ucap Rasia.
"Iya nih si Dian ngomongnya ngelantur~". Ucap teman lainnya.
"Kau pun diam aja Tian!". Ucap Dian.
"Cupu! Natan itu siapa kau? Bukan pacar kan?". Tanya Raisa.
"Kak Natan? Dia anak dari paman Tessa". Jawab Tessa.
"Ohh, bagi nomer telponnya dong!".
Tessa yang mendengar itu menggelengkan kepalanya tanda tidak mau memberikan nomer telpon Natan.
"Hei, bagi nomernya cepet!!".
Di lorong kelas yang sepi karena murid-muridnya berada di kantin, dan hanya Zalea yang melewati mereka.
Tessa hanya menatap Zalea, dan Zalea yang melihat mereka hanya diam dan tidak peduli.
"Lea". Gumam Tessa dengan suara yang sangat kecil sampai-sampai tidak terdengar oleh telinga Raisa dan yang lainnya.
"Raisa ayo ikut aku.. ". Ucap Zalea tanpa membalikkan badannya.
Raisa yang mendengar itu sedikit kesal namun tidak memperlihatkan rasa kesalnya pada Zalea.
"Okeh~ Zalea, Bu guru ngomong apa". Tanya Raisa sambil mengungkit Zalea.
Tessa yang melihat itu langsung terkejut sesaat dan langsung tersenyum.
"Terimakasih". Gumam Tessa dengan suara sangat kecil.
Zalea hanya menatap ke depan dengan mata yang melihat kebelakang dengan dengan sudut mata.
~•••⭒♡⭒•••~Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
21 Maret 2022.
⭒thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...