19 - Nama asli ayahmu

83 4 0
                                    

"ayah, ayah nggak usah dengerin omongan si Tessa itu! Dia cuma anak yang nggak jelas kalau ngomong". Ucap Zalea.

Zalea yang ikut pulang ke rumah, bersama ayahnya. Dan saat ini baru sampai dirumah.

Terlihat rumah yang besar dan mewah, dengan gerbang rumah yang tinggi dan besar.

Di ruang keluarga.

Terlihat Zalea yang duduk di sofa panjang dan ayahnya yang duduk disebelahnya.

"Apa dia temanmu Lea?". Tanya ayahnya.

"Bukan". Jawab Zalea ketus.

"Tapi kalian satu kelas, kan? Kenapa kamu bilang dia bukan temanmu, nggak boleh begitu Lea".

"Walaupun satu kelas bukan berarti temen! Ayah udah aku bilang, ayah nggak usah pedulian omongan si Tessa itu!". Ucap Zalea kesal.

Tap.. tap.. tap.. suara langkah kaki yang mendekat ke arah Zalea dan ayahnya.

"Aduhh~ tuan putri satu ini marah-marah terus kalau di rumah, orang di rumah ini itu juga butuh istirahat. Jadi tenanglah". Ucap seorang perempuan.

Zalea yang mendengar itu, menjadi semakin kesal mendengar perkataan perempuan itu.

"Dateng-dateng nyari ribut! Mau apa sih! Istirahat tinggal istirahat aja susah!". Ucap Zalea sambil melipat kedua tangannya.

"Berani ya? Sama orang yang lebih tua, ini akibat terlalu sering dimanja". Ucap perempuan itu.

"Ayah! Itu Tante!". Ucap Zalea pada ayahnya

"Athaya, udah". Ucap ayahnya Zalea sambil menyentuh keningnya sendiri.

"Hh.. anak manja, aku ingin keponakan baru dari pada keponakan kek kamu". Ucap Athaya lalu pergi.[Athaya 27Th].

Malam harinya...

Terlihat ayahnya Zalea yang sedang duduk di balkon rumah yang cukup luas, dengan secangkir teh hangat.

"Kak Nalendra, aku udah jarang lihat kaka ada dibalkon ini dan minuman teh malam-malam.. kaka sedang memikirkan sesuatu". Ucap Athaya ikut duduk di sebelah kakaknya."Orang tuh biasanya mininya kopi".

Nalendra(ayahnya Zalea) hanya diam mendengar itu.

"Pasti anak itu sudah besar dan cantik seperti ibunya, kan?". Ucap pak Narendra sambil memandang bulan.

Athaya yang mendengar itu langsung terkejut dengan apa yang ia dengar.

"Kaka nggak bisa menghindar dari masa lalu kaka, apalagi kaka meninggalkannya begitu aja. Pasti anak wanita itu mencari ayahnya". Ucap Athaya.

"Jika itu terjadi apa yang akan kaka lakukan pada anak itu? Kalau aku ada diposisi kaka, aku akan menyeretnya ke keluarga ini karena.. ada deh". Ucap Athaya dengan seringai bibirnya.

"Aku nggak akan menyeretnya kedalam keluarga ini". Ucap pak Nalendra.

Athaya hanya menyipitkan matanya mendengar jawaban dari kakaknya itu.

"Pasti kakek tua itu(ayahnya Athaya) nggak akan suka kalau anak dari wanita itu dekat dengan keluarga ini~". Ucap Athaya, "Padahal aku suka Kak wanita itu~ pasti anaknya mirip".

Kembali ke Tessa.

Hari sudah larut malam dan terlihat Tessa yang mulai tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Hah? Ada dimana ini?". Gumam Tessa sambil mengedipkan matanya.

"Aku melayang-layang lagi..". Ucap Tessa.

Dan terlihat Lili yang sedang mengobrol dengan dua orang laki-laki, di kantin sekolah sambil makan.

"Wahh, kalian berdua jadi dekat ya!". Ucap Lili lalu duduk didekat Riki.

"Apanya yang deket, nggak kok". Ucap Riki.

"Oh iya Lili, aku suka kamu~ jadi aku janji akan menikah denganmu~". Ucap..

Lili yang mendengar itu masih tertawa dan menganggap itu hanya candaan belakang.

"Haha, apaan sih~ akan aku pegang omongan mu! Memperbaiki keturunan itu bagus! Nanti pasti anaknya pinter kek Rendra!". Ucap Lili.

Tessa yang melihat itu merasa senang melihat ibunya tertawa seperti itu, ia merasa hidup ibunya akan lebih berwarna jika dekat dengan mereka.

"Duh, tapi aku masih gedeg banget sama laki-laki itu! Namanya Rendra? Itu nama panggilan ya?". Ucap Tessa sambil melayang-layang.

*Tessa.
Berati ini udah lewat beberapa hari dari pertama ibu ketemu Rendra dong, tapi Rendra udah suka aja, gimana sih.

Rendra yang mendengar itu hanya tersenyum melihat Lili yang tertawan, terlihat tatapan mata Rendra yang seperti sangat terpikat dengan Lili.

"Beneran! Nanti aku akan menikah dengan Lili". Ucap Rendra sambil tersenyum kearah Lili.

Dan Riki yang melihat itu hanya terdiam dengan hati yang sakit.

*Riki.
Sakit tapi nggak berdarah.. gini amat nasib ditolak.

"Kamu bercanda kan? Aduh, aku ini orangnya baperan nanti kalau udah baper gimana". Ucap Lili.

"Beneran! Aku kan udah bilang suka sama Lili". Ucap Rendra.

Lili yang mendengar itu wajahnya langsung memerah, karena mendengar bercanda yang membunuhnya baper.

"Nalendra.. aku orang baperan loh". Ucap Lili.

"Nalendra? Siapa itu? Kalau dipikir-pikir aku nggak pernah ketemu sama Nalendra dewasa?". Ucap Tessa.

"Wah kasihan ibu di baperin kek gini terus cowoknya nggak tempat janji". Ucap Tessa menertawakan ibunya sendiri.

Di tempat lain. Besoknya..

Terlihat Tessa yang masih memakai seragam sekolahnya masuk kedalam perusahaan yang besar.

"Kaka, aku tanya ibu tentang nama ayah.. tapi ibu nggak kasih tau, tapi ada nama ayah dibeberapa berka-". Ucap Tessa.

"Nggak usah Tessa, semua itu nama samaran ayahmu. Nama asli ayahmu adalah..". Ucap Aidan.

Jangan lupa vote!


~•••⭒♡⭒•••~



Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡


11 April 2022.


⭒Thank you guys⭒

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang