22 - Naif?

75 4 0
                                    

"haa, apa yang kaka lakukan? Zalea datang ke rumah temannya? Dia kabur tanpa alasan yang jelas..". Ucap Athaya saat didalam mobil.

"Lokasi rumah itu jauh dari tempatku sekarang".

Kemarin.

Terlihat Zalea yang terdiam dengan ekspresi wajah terkejut, pak Nalendra yang melihat itu lalu pergi menghampiri Zalea.

"Lea, ada apa? Ayah akan pergi rapat. Pulanglah dulu-".

"Ayah, ayah bilang rapat tapi ayah masih meladeni Tessa. Aku denger.. apa ayah mengakui Tessa adalah anak ayah selain aku?". Ucap Zalea dengan wajah kesal.

"Apa... Anak ayah hanyalah Lea". Ucap pak Nalendra dengan tatapan mata yang seperti merasa bersalah.

*Pak Nalendra.
Maaf! Maafkan.. ini semua demi kebaikannya, Tessa, maafkan ayah..

Zalea yang mendengar itu langsung tersenyum, dan memeluk ayahnya.

"Okeh! Aku pulang dulu ayah!". Ucap Zalea lalu pergi dengan wajah bahagia.

Wajah bahagia itu tidak bertahan lama, setelah pulang dari perusahaan Zalea mendengar sesuatu yang membuatnya takut.

"Pah! Papah tidak boleh seperti ini! Setidaknya biarkan anak itu bertemu ayahnya!". Ucap Athaya kesal.

Terlihat seorang pria yang sudah terlihat berumur, pria itu duduk sofa dengan santai dan tenang.

"Sepertinya kau sangat peduli dengan anak pertama kakakmu itu, itu salah kakakmu sendiri yang memilih jalan itu, bukan?". Ucap pria itu (ayah dari Athaya).

Pak Faiz, memiliki 3 orang anak. Anak tertua adalah pak Nalendra, anak kedua seorang pria hanya berbeda 2 tahun dari pak Nalendra, dan anak ketiga Athaya berbeda 11th.

"Jika Papah seperti ini, saya akan lakukan seperti apa yang saya pikirkan". Ucap Athaya terdengar seperti mengancam.

"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Bahkan tidak tahu dimana anak itu". Ucap pak Faiz.

"Anak itu satu sekolah dengan Zalea, sepertinya Zalea sudah tahu dari awal kalau temanya saat SMP dan SMA-nya ada kakak tirinya". Ucap Athaya dengan seringai di bibirnya.

Pak Faiz yang mendengar itu terlihat tidak percaya dengan perkataan dari anaknya sendiri.

"Bagaimana Zalea tau? Dia adalah cucu kesayanganku, bagaimana bisa aku tidak tau kalau Zalea menyembunyikan itu". Ucap pak Faiz.

"Orang tuanya bahkan tidak pernah menanyakan perasaan Zalea, mana mungkin Papah dan orang tuanya tau". Ucap Athaya yang membuat pak Faiz goyah dengan ucapannya sendiri.

"Zalea tidak mudah untuk terbuka dengan siapapun, Zalea mungkin lebih suka ketika ada yang bertanya bukan ia yang menceritakan duluan".

Zalea yang tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Tante dan Kakeknya itu, membuatnya bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

*Zalea.
Apa ayah atau ibu pernah bertanya apa yang aku lakukan di sekolah atau bertanya hal lain?.

Saat Zalea larut dalam pikirannya sendiri, pikiran yang banyak memunculkan pertanyaan, rasa ragu yang perlahan muncul.

"Zalea? Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa nggak masuk?". Tanya seorang pria.

"Ng? Oh.. nggak aku tadi cuma lewat, paman sendiri?". Ucap Zalea balik bertanya.

"Ada apa? Apa ada yang kamu pikirkan? Ayo cerita saja sama paman". Ucap paman dengan senyum yang tulus.

Zalea yang mendengar perkataan itu langsung berfikir, selama ini hanya pamanya yang sering bertanya seperti itu.

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang