Setelah kejadian di lapangan sekolah, beberapa hari berlalu dan hubungan Tessa dengan Zalea semakin buruk.
Dan setelah itu juga kehidupan sekolah Zalea seperti bertukar dengan Tessa. Yang awalnya Tessa tidak mempunyai temen, sekarang mempunyai teman.
Lalu Zalea yang dijauhi dan balik dirundung oleh siswa lain, yang sudah lama geram dengan kelakuan Zalea.
Tessa yang melihat itu merasa kesal karena Zalea hanya diam, tidak seperti Zalea biasanya. Awalnya mungkin Zalea melawan namun kini ia hanya diam.
*Tessa.
Selama aku memperhatikan ayah beberapa hari terakhir, aku kira-kira tau yang kemungkinan besar adalah ayah kandung Zalea..Kenapa Zalea diam. Itu menimbulkan pertanyaan yang besar di kepala Tessa, yang ia pikir Zalea bukanlah tipe yang tidak memberontak.
"Aku tau.. alasannya sekarang". Gumam Tessa saat ia baru saja pulang ke rumah kakek Faiz.
*Tessa.
Ternyata dia lebih pintar, dia membuat seakan-akan aku adalah tersangka dan dia adalah korbannya.Terlihat penampilan Zalea yang berantakan dengan air mata buaya, bercerita dengan sedih pada kakek Faiz.
*Tessa.
Padahal waktu itu aku membantunya(?), nggak tau terima kasih.Saat di lapangan sekolah.
"Hei! Kenapa kalian melakukan ini?". Ucap Tessa.
"Memang kenapa? Dia orang yang menindas saudaranya sendiri? Kau terlalu memberi hati padanya". Ucap salah satu murid.
"Zalea orang yang baik, hanya saja ada yang sesuatu yang membuatnya nggak mempercayai aku". Ucap Tessa.
"Jangan lakukan ini, akunya saja yang diam saja. Jadi ini juga ada salahku". Ucap Tessa.
"Kau nggak bersalah, dia yang bersalah". Ucap murid lain lalu pergi.
"Pergi yu".
"Bubar, aja bubar~ nggak seru~".
"Terlalu naif nggak sih?".
Dan semuanya mulai pergi, meninggalkan mereka dan melanjutkan olahraga mereka.
Dan yang tersisa hanyalah, Zalea, Tessa, dua teman Zalea, dan tiga teman Tessa.
"Kau, aku sudah bilang. Jangan beritahu siapapun di sekolah ini! Kau meremehkan aku ya?! Kau tetap itu buka kakakku! Ingat itu". Ucap Zalea ingin pergi.
"Oh, ya. Akan aku adukan pada ayah atas apa yang terjadi hari ini". Ucap Zalea.
Tessa yang mendengar itu langsung berbicara tanpa berpikir panjang.
"Bagaimana kalau orang yang kau anggap ayah selama ini, bukanlah ayahmu?". Ucap Tessa dengan tatapan mata lurus menatap mata Zalea.
Natan dan Aidan yang hanya samar-samar mendengar itu merasa bingung, bagaimana bisa Tessa tau itu hanya dalam waktu semalam.
"Hei, kau nggak mengajarkan macam-macam, kan?". Tanya Natan dengan tatapan tajam.
"Tessa bisa tau informasi yang bahkan, mungkin hanya ayahku atau Tante Lili yang tau?". Ucap Aidan.
"Nggak, aku nggak mengajarkan macam-macam, kok".
"Apa aku bisa mempercayai itu?".
Dan Zalea yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya dan langsung berbicara dengan nada tinggi pada Tessa.
"Apa yang kau katakan?! Itu nggak mungkin! Jangan asal bicara". Ucap Zalea tidak terima.
"Coba saja, mungkin kau mempercayai sedikit perkataan- ku tadi, bukan? Mungkin sudah ada wajah seseorang yang terlintas di pikiranmu". Ucap Tessa sambil tersenyum.
"Bisa saja, orang yang terlintas di pikiranmu.. adalah ayahmu".
Kembali ke saat ini.
"Aduhh, saat itu aku terlalu terhanyut dalam perasaanku sendiri". Bisik Tessa pada dirinya sendiri.
"Kakek! Sudah aku bilang, dia itu bukan anak baik-baik! Buktinya sekarang aku juga seperti ini.. hikk.. huhuhh". Ucap Zalea dengan air mata buaya.
*Tessa.
Sekarang aku tau kalau Zalea.. seseorang yang menakutkan. Dia melakukan segala cara yang bisa membuatku di benci.. tapi nggak semudah itu dong!.Dan semua orang yang berkumpul di ruang tamu itu pun menatap kearah Tessa berdiri.
Athaya, Kakek Faiz, pak Nalendra, pak Arya, dan Bu Eliza yang berada diruang itu.
"Kakek! Lakukan sesuatu--". Ucap Zalea terhenti.
"Zalea, sudah aku katakan, bukan? Jangan seperti ini. Aku selalu ingin tau kenapa kau menjauhi aku dan setelah aku tau, kau malah semakin menjauh dariku". Ucap Tessa.
"Kau sudah pikiran apa yang aku katakan waktu itu? Aku sungguh nggak bermain-main dengan perkataan ku waktu itu". Ucap Tessa yang membuat semua terdiam.
Zalea yang mendengar itu langsung terdiam dengan tubuh yang gemetaran.
*Zalea.
Aku memang mempunyai pikiran yang seperti itu, orang yang selalu aku anggap sebagai ayah selama ini bukanlah ayahku.."Lalu siapa..? Kalau benar SIAPA?! TESSA!". Ucap Zalea dengan berteriak.
Tessa yang mendengar itu tersenyum kearah Zalea, "Kenapa bertanya? Bukankah kau sudah tau?". Ucap Tessa.
"Maksud--". Zalea.
"Bukankah kau sudah memastikannya selama beberapa hari terakhir? Sudah terjawab, kan". Ucap Tessa tersenyum.
Semuanya terdiam tidak bisa berkata-kata, mereka tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Tessa.
Namun berbeda dengan pak Arya dan pak Nalendra yang terlihat terkejut, tidak percaya. Dan pak Arya yang tubuhnya bergetar.
"Kau memperhatikan? Berati". Ucap Zalea.
"Benar, pak Arya..". Ucap Tessa.
"Dari mana, kau tau semua itu?". Tanya pak Arya tidak percaya.
♡Jangan lupa vote~
Dan komen~
~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
27 Mei 2022.
⭒Thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...