Di kelas Tessa.
Terlihat Tessa sedang duduk, melakukan sesuatu yang membuatnya senyum-senyum sendiri.
*Tessa.
Tadi! Tadi, tadi pagi itu beneran kak Aidan! Kyaaa~ nggak aku sangka kak Aidan masih mengingatku.Kelas yang sedikit hening karena pelajaran pertama sudah di mulai.
Di kelas 2.
Aidan yang murid pindahan dari luar negeri, sekarang akan bersekolah di negerinya sendiri setelah terakhir kali bersekolah di negerinya saat masih Sekolah dasar.
Aidan bisa dibilang seorang yang mempunyai sikap dan perilakunya berbeda-beda kepada orang yang berbeda juga.
Terlihat Aidan yang memperlihatkan ekspresi datar dan cenderung terlihat cuek, berbeda dengan saat bersamaan Tessa.
"Murid-murid semuanya! Dengarkan baik-baik, sekarang kita kedatangan murid baru lagi". Ucap pak guru.
"Hah? Murid baru lagi?". ...
"Wahh kita kedatangan dua murid baru!". ...
"Ganteng nggak pak?". ...
"Kalau jomblo pacaran sama aku aja!". ...
"Murid baru yang pertama nggak berangkat? Padahal baru kemarin masuk". ...
"Cowok apa cewek pak!!". ...
Ucap para murid yang heboh sendiri, memper riburkan masalah murah baru.
"Sudah-sudah! Ayo masuk lalu perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu~". Ucap para pak guru.
Aidan yang mendengar itu langsung masuk ke dalam kelas itu, dan seketika ruangan kelas menjadi hening.
"Nama saya Aidan Aditya. Panggil Aidan". Ucap Aidan singkat.
Kelas yang hening tiba-tiba berubah menjadi ricuh ketika murid perempuan berteriak histeris.
"Kyaak!! Cakep banget!!". Histeris
"Waahh terlihat cool dan cuek!!". Histeris.
"Di-dia tipeku banget!! Kyaaaa". Histeris.
"Yang satunya keliatan ramah dan yang satunya keliatan cuek!! Kelas ini isinya dua cogan!!". Histeris.
Aidan yang melihat, mendengar semua itu sedikit risih dengan teriakan para murid perempuan itu.
"Murid-murid tenang, tenang. Aidan ini murid pindahan dari luar negeri jadi mungkin nggak terbiasa dengan pembelajaran di sini. Jadi berteman dengan baik". Ucap pak guru lalu menyuruh Aidan duduk di meja yang kosong di dekat jendela.
"Baiklah, bapak absen dulu ya". Ucap pak guru mulai mengabsen.
Srekk.. (pintu yang dibuka, pakai pintu yang digeser).
"Maaf saya terlambat, tadi saya dihukum dulu di depan gerbang". Ucap seseorang.
Aidan yang mendengar suara pintu terbuka melihat kearah pintu dan betapa terkejutnya ia melihat Natan.
Natan yang duduk di bangkunya terkejut melihat Aidan yang duduk bersebelahan dengannya.
Mereka berdua bertatap mata dengan ekspresi wajah yang unik, terlihat jijik melihat satu sama lain.
"Wahh Gay*..?". Gumam seorang murid perempuan yang kepalanya langsung di pentung oleh teman sebangkunya. "Awuu! Apa sih?".
"Perkataanmu bisa dijaga nggak sihh?! Tutup mulutmu itu!". Ucap teman sebangku.
Setelah bertatap seperti ada petir yang terlihat di mata Natan dan Aidan, pelajaran dimulai seperti biasanya.
Jam istirahat.
Saat Natan ingin keluar dari kelas terlihat Aidan yang menghalangi jalan Natan.
"Kau mau ketemu sama tesa?". Tanya Aidan.
Natan yang mendengar itu berusaha untuk tidak memperdulikan Aidan. Namun Aidan tetap menghalangi jalan.
"Tesa nggak mau ketemu sama kau! Jadi temui Tesa". Ucap Aidan.
"Memang kenapa aku nggak boleh ketemu sama Tessa? Tessa itu saudara-!". Ucap Natan.
"Saudara? Kalian itu nggak sedarah tapi tetap keluarga.. dan apa kau pikir aku nggak tau apa yang telah kau katakan pada tesa?". Ucap Aidan dengan suara yang sedikit kecil.
"Apa maksudnya? Memangnya apa yang telah aku katakan".
"Tentunya aku nggak seperti dulu.. aku tau apa yang kau rahasiakan pada Tesa". Jawab Aidan dingin.
Murid-murid yang melihat itu hanya terdiam, mendengarkan pembicaraan Natan dan Aidan.
"Mereka saling mengenal!". ..
"Siapa t-tesa?". ...
"Bukanya.. murid kelas 10? Yang sering di ganggu sama perempuan itu lohh". ...
"Wahh diam-diam tuh cewek punya temen cowok secakep itu yaa". ..
"Nggak mainn". ...
Di kelas Tessa.
Tessa yang ingin pergi ke perpustakaan sekolah, keluar dari kelas. Saat Tessa berjalan ia dikejutkan dengan tangannya yang ditarik kebelakang.
"Hah?". Terkejut.
Saat badannya berbalik tubuh Tessa langsung dipeluk oleh Aidan. Dan terlihat Natan yang datang berlawanan arah dengan Aidan.
"Aku duluan". Ucap Aidan dengan seringainya.
Natan yang melihat itu merasa jengkel dengan wajah menyebalkan Aidan menurunnya.
Tessa yang terkejut dirinya dipeluk oleh Aidan awalnya hanya diam namun..
"EH! A-APA YANG.. maaf!". Ucap Tessa dengan pipi yang memerah lalu langsung melepaskan diri dari pelukan Aidan.
"Kenapa kamu yang harus minta maaf~ seharusnya aku yang minta maaf~ maafin ya Tesa~".
"Tessa, ayo ke kantin. Jangan pedulikan orang gila itu-". Ucap Natan memegang tangan Tessa.
"Maaf, bisa bersikap seperlunya aja? Aku nggak mau ke kantin..". Ucap Tessa sedikit tidak enak namun dengan tatapan yang serius. "Kaka sendiri yang menyuruhku bersikap seperlunya aja, kan?".
Natan yang mendengar itu lalu melepaskan tangan Tessa.
"Tesa~, lebih baik temani aku berkeliling sekolah~. Aku kan murid pindahan~". Ucap Aidan dengan lembut.
"Okeh, aku akan temani kak Ai".
Natan yang melihat Aidan bersikap seperti itu hanya melihat dengan tatapan jijik.
Beberapa saat kemudian.
Terlihat Tessa dan Natan sedang berbicara berdua saja, di dekat gedung sekolah kelas 10.
"Tessa, aku benar-benar minta maaf atas perkataan ku saat mabuk!". Ucap Natan. "Maafkan aku Tessa".
"Jadi-".
"Awas Tessa!". Ucap Natan langsung memeluk Tessa dan melindungi kepala Tessa dengan tangannya.
(Suara fas bunga yang hancur berkeping-keping). *Pikirin gimana bunyinya, okeh!.
~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
31 Maret 2022.
⭒thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...