10 - Ungkapan perasaan

81 6 0
                                    

"Ka-kak dulu nggak sepeduli ini sama Tessa.. kenapa kaka tiba-tiba peduli pada Tessa?". Tanya Tessa.

Natan yang mendengar itu langsung terkejut dengan apa yang ia dengar dari Tessa.

*Natan.
Aku kira Tessa telah melupakan sikapku dulu padanya..

"Itu karena.. ". Ucap Natan kebingungan.

"Kaka hanya harus bilang yang sejujurnya.. saat itu kaka tau aku berfikir kaka akan selalu bersamaku tapi kaka hanya cuek sama aku, dan seperti nggak kenal sama aku". Ucap Tessa.

"Itu karena, aku mengetahui sesuatu kebenaran. Saat aku mendengarnya ada rasa senang dengan perasaan aneh secara bersamaan". Ucap Natan.

Tessa yang mendengar itu tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Natan.

*Tessa.
Apa.. tentang paman yang bukan anak kandung nenek?.

"Kebenaran? Tentang apa? Apa tentang paman yang bukan anak kandung nenek?". Tanya Tessa.

Brak..

Natan yang mendengar itu langsung berdiri dari duduknya, dengan wajah yang terkejut Natan menarik tangan Tessa keluar dari kantin.

Suasana kantin seketika menjadi hening saat Natan mengebrak meja dengan keras, semua murid di kantin itu terdiam dan kebingungan.

"Kaka?! Lepasin!". Ucap Tessa melepaskan tangannya dari genggaman tangan Natan.

"Tessa! Bagaimana kamu bisa tau tentang hal itu?". Tanya Natan sambil mencengkram erat bahu Tessa.

"Hah? Te-tentang itu, kaka nggak perlu tau, aku tau dari mana tentang hal itu.. apa kaka merasa kecewa tentang hal itu?". Tanya Tessa.

*Tessa.
Masa iya, aku bilang. Aku ini perpindahan ketubuh ibu. Nggak mungkin,kan?.

"Tessa, aku bukan kecewa karena mengetahui hal itu.. aku kecewa pada diriku yang menyukai kebenaran itu". Ucap Natan melepaskan tangannya dari bahu Tessa.

"Kenapa?".

"Karena aku menyukaimu sejak lama. Kamu ingat saat dulu aku nggak pintar bersosialisasi dengan orang-orang di sekolah..". Ucap Natan yang membuat Tessa terkejut.

"Aku ingat, saat aku belum pindah sekolah ke sekolah kaka. Saat itu setiap kaka pulang sekolah kaka selalu sendirian". Jawab Tessa.

"Benar saat itu kamu selalu ada dan membuat perasaan ini muncul perlahan-lahan". Ucap Natan.

"Tapi! Tetap aja perasaan kaka sama aku itu salah! Walaupun paman dan nenek tidak sedarah.. Aku sudah menganggap kaka seperti saudara sekaligus kaka". Ucap Tessa.

"Kenapa salah? Bukanya kita nggak punya hubungan darah? Kita hanya keluarga yang nggak memiliki hubungan darah". Ucap Natan.

"Tapi kak maaf aku lebih suka kaka sebagai saudara sekaligus kaka". Ucap Tessa.

Natan yang mendengar itu merasa perasaan hanya bertepuk sebelah tangan.

*Natan.
Perasaan aneh apa ini? Sudah seharusnya aku tau kalau Tessa akan berbicara seperti itu. Tapi rasanya tetap sakit.

"Baiklah.. aku tau kamu hanya menyukai satu orang". Ucap Natan langsung pergi.

Tessa yang melihat Natan pergi seperti itu merasa bersalah dengan apa yang terjadi.

*Tessa.
Apa aku salah berbicara? Maaf kak Natan, tapi memang benar aku menyukai orang lain. Dan aku masih menantikan orang itu kembali.

Setelah pulang sekolah.

Tessa yang langsung pulang setelah sekolah selesai, ia yang masih merasa bersalah akan kejadian tadi siang.

Hari yang sudah semakin larut, tapi Tessa tidak bisa tidur dengan perasaannya yang mengganjal.

"Hemm, kak Natan lagi apa ya? Apa sekarang kaka nggak marah sama aku?". Gumam Tessa sambil rebahan di kasurnya.

Triiiiingggg... (Suara handphone Tessa yang berbunyi keras).

"Siapa sih? Hm? Bibi?". Ucap Tessa mengangkat telepon.

"Tessa!". Ucap bibi yang suaranya terdengar cemas.

"Ada apa bibi? Kenapa telepon di jam segini?".

"Tessa, apa Tessa tau Natan ada dimana? Bibi telepon Natan tapi nggak di jawab. Ini udah larut malam, nggak biasanya Natan kek gini". Ucap bibi.

"Natan nggak pulang ke rumah? Bibi tenang ya, aku akan telepon kaka". Ucap Tessa.

Telepon selesai, dan Tessa langsung menelepon Natan beberapa kali telepon Tessa tidak dijawab oleh Natan.

"Hah! Tersambung! Halo kak? Kaka ada di mana? Bibi khawatir nyariin kaka.. nggak biasanya kaka nggak nelepon kalo main ke rumah temen-eh?". Ucap Tessa yang hanya mendengar suara menangis.

"Kaka! Kaka ada di mana sekarang!".

"Untuk apa kamu tau! Kamu nggak usah pedulikan aku! Jangan membuatku berharap lebih dari seorang saudara dan seorang kakak!". Ucap Natan yang mabuk.

"Aku kesana sekarang, kasih tau dimana kaka sekarang. Aku hanya merasa khawatir sama kaka sekarang.. hik.. kaka jangan begini.. hiks". Ucap Tessa yang mulai menangis.

Natan yang mendengar itu terdiam sesaat dan lalu memberi tahu dimana ia berada saat ini.

"Ada di tempat XXX". Ucap Natan (XXX=rahasia).

Tessa yang mendengar itu langsung mengambil jaket dan pergi untuk menemui Natan.

"Tessa? Mau kemana malam-malam begini?". Tanya Bu Lili yang duduk di sofa sambil melihat televisi.

"Ibu, aku pergi dulu ya! Aku mau nemuin kak Natan". Ucap Tessa langsung pergi.

"Tapi Tessa udah larut malam-". Ucap Bu Lili. "Buru-buru banget, apa ada yang terjadi?".

Di saat Tessa pergi dengan khawatir karena Natan, disaat bersamaan di bandara.

Terlihat seseorang dengan handphone di tangannya dengan nomer hp Tessa yang terlihat.

Orang itu terlihat ingin menelepon Tessa namun tidak jadi.

"Nanti aja deh teleponnya, udah larut malam. Pasti Tessa udah tidur". Ucap ...

"Aidan, apa kamu mau lanjut sekolah di sekolah yang sama dengan Tessa?". Tanya seseorang pria yang terlihat berumur 30-an.

"Iya ayah". Jawab Aidan.



~•••⭒♡⭒•••~


Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡

28 Maret 2022.

⭒thank you guys⭒

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang