Di sekolah.
"Kak Ai, aku butuh bantuan kakak". Ucap Tessa pada Aidan.
"Ng?". Aidan yang mendengar itu, "Tinggal bilang saja, aku akan membantu Tesa. Kapanpun Tesa butuhkan".
"Tolong bantu aku mencari kafe, atau tempat makan yang tenang dan bisa bicara berdua!". Ucap Tessa serius.
Aidan yang mendengar itu langsung terkejut, dengan pipi yang terlihat memerah walaupun tidak terlalu terlihat.
"U-un-untuk apa?". Tanya Aidan gugup.
"Untuk seseorang lah! Masa untuk kita". Jawab Tessa yang membuat Aidan menjadi murung.
"Aku kira untuk kita". Gumam Aidan lesu.
"Kaka ngomong apa? Jadi kaka bisa bantu?".
"Bisaaa". Jawab Aidan.
Keesokan harinya.
Suasana siang hari di pinggir laut, Aidan yang membantu Tessa untuk menyiapkan sesuatu. Dibalkon kafe di pinggir laut.
Tessa sudah mengundang orang yang bersangkutan, dan sekarang ia hanya harus menunggu sampai orang itu datang.
"Ng". Seorang wanita yang baru datang, pelayanan kafe ini lantas memberi tau meja wanita itu.
Wanita itu menuju ke arah balkon kafe, di lihat dari balkon ini terlihat pemandangan yang indah. Angin laut yang berhembus, dan terlihat obak yang semakin mendekat ke daratan.
Wanita itu duduk di kursinya dan terdapat surat di meja yang ditulis oleh Tessa.
"Ibu, Tessa siapkan ini semua untuk ibu. Dan sekarang tinggal ibu yang tentukan, aku juga sudah mengundang nenek..
.. aku berharap ini berjalan lancar, aku menyayangi ibu♡".
Isi surat yang ditulis oleh Tessa untuk ibunya.
Bu Lili yang membaca surat itu tersenyum kecil, "Ibu akan katakan, yang sedari dulu ingin saya katakan pada mamah". Ucap Bu Lili.
Dan tidak lama kemudian terlihat nenek Novi yang datang. Bu Lili yang melihat Nenek Novi duduk dihadapannya pun tangannya tidak berhenti gemetaran di bawah meja.
Terlihat wajahnya Nenek Novi yang tegas, dan terlihat menakutkan di mata Bu Lili.
Tidak, tidak. Lili.. kamu harus menghadapi masa lalumu, jika ingin tidak terbebani dengan cerita masa lalu!. Pikir Bu Lili.
"Lili, apa ada yang ingin kau bicarakan". Tanya nenek Novi yang mulai bersuara.
".. saya hanya ingin bilang..
.. Maafkan saya yang tidak benar menjadi seorang anak bagi anda, saya yang terus membuat anda marah, dan kesal..". Ucap Bu Lili sambil menahan tangisnya.
"Lili..". Gumam nenek Novi.
"Bahkan membuat, ayah kehilangan nyawanya. Membuat anda sedih kehilangan suami yang juga ayah saya.. hikss.. maaf".
"Maaf, maaf.. saya selalu menghindar dan tidak berani meminta maaf". Ucap Bu Lili.
Dan Tessa yang mendengar itu dari balik pintu pun ikut sedih mendengarnya, "kenapa ibu yang selalu mengatakan kata maaf? Dan kenapa nenek hanya diam?". Ucap Tessa.
Dan Aidan yang berada di samping Tessa hanya bisa diam dan menenangkan Tessa.
"Dengarkan saja dulu Tesa". Ucap Aidan.
"Seharusnya.. kau bilang lebih awal, dan tidak kabur dan selalu bersembunyi dari ibumu". Ucap nenek Novi.
"!?". Tessa, Aidan.
"Saya masih takut.. semua kejadian itu selalu teringat! Saya belum bisa melupakan semuanya dengan mudah". Ucap Bu Lili dengan tangan yang bergetar ia mengusap air mata dari wajahnya.
"Maaf, saya tidak akan kabur dan bersembunyi. Saya akan menghadapi masa lalu saya". Ucap Bu Lili dengan menatap nenek Novi.
Sedangkan nenek Novi hanya terdiam mendengar itu, lantas nenek Novi berdiri dari duduknya. Yang membuat Bu Lili tau kalau.
*Bu Lili.
Masih tidak mau menganggap aku anaknya ya.. sudahlah dengan begini setidaknya saya tidak takut lagi untuk ber-temu..Nenek Novi lalu duduk dilantai, yang membuat Bu Lili terkejut. "Apa yang anda lakukan?!". Tanya Bu Lili.
"MAAF! MAAFKAN IBU, saat itu ibu masih terhanyut dalam kesedihan yang mendalam. Ibu tidak bisa berfikir dengan jernih". Ucap nenek Novi menangis.
Bu Lili yang melihat itu lantas terkejut dan langsung ikut duduk dilantai, "Tidak apa, saya tau saat itu anda pasti sangat terluka". Ucap Bu Lili yang langsung memeluk nenek Novi.
"Izinkan saya untuk memeluk.. ibu.. hikk.. hiks.. sedari dulu saya sangat ingin ibu memeluk saya dengan erat dan hangat.. hikk..". Ucap Bu Lili yang menangis.
Nenek Novi terkejut sejenak melihat Bu Lili yang memeluknya dengan erat, nenek Novi lalu membalas pelukan Bu Lili dan menepuk pundaknya dengan lembut.
"Sudah, sudah. Lili jangan nangis terus. Nanti cantiknya hilang". Ucap nenek Novi dan ikut menangis karena Bu Lili yang tidak kunjung berhenti menangis.
"Ibu minta maaf ya, Lili. Cup cup cupp maafkan ibu". Ucap nenek Novi dengan senyum tulus di bibirnya.
Tessa yang mendengar itu lantas merasa tenang dan Tessa langsung menarik tangan Aidan keluar dari kafe itu.
"Kakak! Kita sedang ada di pinggir laut! Ayo bermain air!". Ucap Tessa senang.
Aidan yang melihat senyum Tessa yang begitu manis di matanya, lantas ia hanya tersenyum.
"Baiklah, tapi sayangnya aku nggak membawa baju ganti". Ucap Aidan.
"Kata siapa kita berenang, kita hanya perlu bermain air saja". Jawab Tessa.
"Kalau begitu aku akan menyirammu dengan air". Ucap Aidan.
"Aku akan marah pada kakak". Ucap Tessa dengan wajah yang menjengkelkan, "Muda bukan?".
Di tempat lain.
Terlihat Zalea yang sedang makan bersama dengan Bu Eliza dan pak Arya.
*Zalea.
Keluarga yang harmonis, sekarang aku merasakannya. Kalau saja Tessa tidak pernah datang ke rumah atau aku tidak pernah bertemu dengannya. Apakah aku bisa merasakan kehangatan ini?.Zalea yang sedang terhanyut dalam pikirannya sendiri, membuat kedua orang tuanya kebingungan karena Zalea menatap kearah seorang laki-laki.
"Zalea apa yang sedang kamu pikirkan?". Tanya pak Arya.
"Aku senang mengetahui paman adalah ayahku". Jawab Zalea dengan senyumnya.
Bu Eliza dan pak Arya yang mendengar itu hanya tersenyum. "Ibu kira kamu menyukai laki-laki yang di sana". Ucap Bu Eliza.
Zalea yang mendengar itu lantas melihat kearah laki-laki yang Bu Eliza maksud, dan betapa terkejutnya ia bahwa orang yang ia lihat tanpa sengaja itu adalah Natan.
"Ah~ nggak mah, laki-laki itu satu sekolah denganku. Dia masih saudara sama Tessa". Ucap Zalea.
"Ouhhh, tapi bisa ketemu gitu ya? Kebetulan yang aneh". Ucap pak Arya.
♡Jangan lupa vote~
Dan komen~
~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
8 Juni 2022.
⭒Thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...