"Ugk! Mereka beraninya rombongan!".
"Kamu baik-baik aja? Ada yang luka atau sakit?". Tanya laki-laki itu.
"Aduh, aduhh, kenapa ni cowok nanyanya 'kamu baik-baik aja'?! Udah tau ibu sampai jatoh gitu! Masih nanya". Ucap Tessa yang langsung marah' pada laki-laki itu, tapi tidak terdengar.
Lili yang mendengar itu terdiam sejenak, bukan karena terpanah oleh ketampanan laki-laki itu, melainkan berfikir apa dia satu kelas dengan laki-laki itu.
"Oh! Tentu aku kan tahan banting! Digituin mah aku udah biasa jadi nggak terlalu sakit, bahkan biasanya lebih parah". Ucap Lili tersenyum.
*Lili.
Ibu biasanya lebih kejam, pas aku dapet nilai 80."Beneran? Tapi siku mu terluka". Ucap laki-laki itu memegang siku Lili.
Tessa yang melihat itu langsung berapi-api terlihat menahan marah.
"Eh! Baru ketemu main pegang-pegang aja! Aku gedeg banget sumpah~!". Ucap Tessa.
"Ah, maaf. Ini pasti nanti sembuh sendiri! Nggak usah dipikirin".
"Tapi sengganya harus di bersihin".
"Tunggu, apa kita satu kelas? Aku seperti pernah melihat wajahmu". Tanya Lili sambil memiringkan kepalanya.
Laki-laki itu hanya tersenyum kearah arah Lili, "iya, mungkin kamu nggak menyadari keberadaan ku karena kamu sangat tekun belajar".
"Kamu mengejek aku ya?".
*Tessa.
Jadi ibu terus-terusan belajar karena perbuatan aku. Senyuman buaya darat?."Oh iya, siapa nama kamu?". Tanya Lili. "Kita terus mengobrol tanpa tau nama masing-masing".
"Aaa.. benar juga, nama aku..
"Tessa". Ucap seseorang, "ayo bangun itu ada Aidan dateng. Katanya mau berangkat sekolah bareng kamu".
"Ah, iya, iya, aku mau mandi sekarang. Hm? Jam enam?". Gumam Tessa.
*Tessa.
Kak Ai rajin banget.. jam enam rapih.Setelah itu selesai bersiap-siap untuk Sekolah, Tessa langsung keluar dan terlihat Aidan yang menunggu menggunakan mobil.
"Ayo! Nanti terlambat". Ucap Aidan.
*Tessa.
Perasaan baru aja ketemu kak Aidan di mimpi, sekarang lihat kak Aidan langsung. Apakah ini yang dimaksud jodoh~? Hmm.Saat di dalam mobil, Aidan menyetir mobil itu sendiri. Dan Tessa duduk di kursi depan.
"Tessa, aku sudah menemukan petunjuk soal ayahmu. Tapi belum tentu ayahmu ada di tempat itu". Ucap Aidan sambil menyetir mobil.
Tessa yang mendengar itu langsung terkejut dengan apa yang ia dengar, Tessa yang selama ini berusaha mencari tahu namun tidak pernah tahu.
Tapi sekarang, dengan mudahnya Aidan menemukan petunjuk soal keberadaan ayahnya Tessa.
"Kaka beneran? Nggak bohong, kan?". Tanya Tessa.
"Beneran~ nanti hari minggu kita ketempat itu~". Jawab Aidan.
"Memangnya petunjuk apa yang kaka tau tentang ayahku?". Tanya Tessa.
Aidan yang mendengar itu lalu mengambil foto yang ia bawa dan memberikannya kepada Tessa.
Tessa yang mengambil foto itu lalu melihat foto itu, dan foto itu terlihat sudah lama dan wajah ayahnya tidak jelas hanya wajah ibunya yang jelas.
"Ini ayah?". Gumam Tessa, "Kak kalau sepulang sekolah langsung ketempat ini gimana?".
"Seperti yang kaka bilang, belum tentu ayah ada di sana. Jadi menurutku sekarang ketempat ini dan kalau ayah nggak ada kita bisa tanya pada orang rumah itu". Ucap Tessa.
"Okeh, nanti aku temani". Jawab Aidan.
"Makasih banyak kak Ai".
Sesampainya di sekolah, Tessa langsung masuk ke kelasnya dan Aidan juga masuk ke kelasnya.
Saat di kelas, Tessa merasa aneh karena Zalea belum berangkat dan Rasia yang terlihat aneh.
Rasia terlihat berkeringat dingin, dan tidak menggangu Tessa. Tessa yang melihat itu merasa tenang.
Saat Tessa keluar dari kelas karena ingin pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari buku, Tessa bertemu dengan seseorang.
"Lea". Ucap Tessa.
Zalea yang mendengar nama itu langsung melihat ke arah Tessa dengan tatapan tidak suka.
"Jangan pernah panggil aku dengan nama itu lagi!". Ucap Zalea mendekati Tessa.
"Padahal sewaktu SMP kamu yang bilang harus terus memanggilmu dengan nama Lea". Jawab Tessa.
Teman pertama Tessa disekolah saat SMP adalah Zalea, Zalea yang saat itu adalah murid pindahan di sekolah Tessa.
Dan Zalea yang selalu bersama Tessa saat disekolah, namun semuanya berubah saat mereka SMP kelas tiga.
Sikap Zalea pada Tessa tiba-tiba berubah, tanpa Tessa tau apa penyebabnya Zalea mulai menjauh dari Tessa.
"Itu saat kita masih SMP tapi sekarang berbeda, panggil aku dengan nama Zalea. Hanya ayahku yang boleh memanggilku dengan sebutan Lea". Ucap Zalea sambil mengepalkan tangannya.
Zalea yang mengatakan itu lalu pergi ke kelasnya meninggalkan Tessa, tapi sebelum itu.
"Lea, Lea, Lea, Lea, Lea, Lea. Aku akan terus memanggilmu dengan nama Lea". Ucap Tessa.
Zalea yang mendengar itu langsung membalikkan badannya dan membentak Tessa.
"Berhenti memanggilku dengan nama itu! Sudah aku bilang itu hanya ayahku yang boleh memanggilku dengan nama Lea!". Bentak Zalea pada Tessa.
"Mana mungkin kamu tau, sebutan berharga itu diberikan oleh ayahku! Kau kan nggak pernah ketemu dan nggak pernah punya panggilan dari ayahmu!". Ucap Zalea.
Tessa yang mendengar itu hanya diam dan tersenyum dengan hati yang sakit saat mendengar itu.
"Iya memang aku nggak tau wajah ayah dan nggak punya nama panggilan dari ayahku. Tapi aku akan mencari ayahku". Jawab Tessa.
"Mencari? Bahkan kamu nggak tau apapun tentang ayahmu! Bagaimana bisa kamu mencari ayahmu!".
"Aku akan mencari ayahku karena aku sudah menemukan petunjuk tentang ayahku". Ucap Tessa.
Zalea yang mendengar itu terlihat terkejut dengan wajah yang tidak percaya dengan apa yang Tessa katakan.
"Memangnya petunjuk ap-".
"Foto ibuku dan ayahku didepan rumah yang asing bagiku". Jawab Tessa, "Nanti aku kasih tau ke ayah kalau aku punya temen yang baik".
Tessa lalu pergi ke perpustakaan dan Zalea hanya terdiam tidak percaya, sambil menggigiti kukunya.
"Nggak! Nggak mungkin!". Gumam Zalea.
*Zalea.
Dia hanya berbicara aja! Dan belum tentu bertemu dengan ayahnya!.~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
5 April 2022.
⭒Thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...