*Tessa.
Aku tidak pernah menduga, rasa iri seorang kakak pada adiknya yang membuat sikap seorang kakak berubah."Maafkan kakak Lili, kaka tidak benar-benar membencimu dulu. Aku hanya iri karena kamu yang mempunyai hubungan keluarga yang harmonis sebelum aku datang". Udah Ian.
"Dan sedangkan aku, aku tinggal di panti asuhan tanpa tau orang tuaku. Saat aku diadopsi dan menjadi kakakmu aku senang mempunyai adik sepertimu dan orang tua angkat ibu dan ayah". Ucap Ian.
"Maaf, sudah lama aku ingin meminta maaf. Tetapi aku takut kau tidak ingin bertemu dan memaafkan aku.. maaf.. maafkan aku".
Bu Lili yang melihat itu hanya tersenyum dan menepuk bahu Ian dengan sedikit keras.
"Kaka jahat, aku sampai merasa bersalah karena kaka yang tidak mau bicara denganku! Aku sampai berpikir apa yang telah aku lakukan, apa aku pernah menyakiti kaka tanpa sadar! Huaa". Ucap Bu Lili sedih dan senang di saat bersamaan.
Tessa yang berada di sana terkejut melihat ibunya yang menangis seperti anak kecil di depan pak Ian.
"Ibu bisa seperti seorang anak kecil yang sedang menangis karena es krimnya jatuh.. hihi". Gumam Tessa dengan tertawa kecil.
Setelah bertemu dengan nenek Novi Bu Lili ikut pulang ke rumah ibunya. Rumah masa kecil Bu Lili.
"Huwaa.. hik.. Lili maafin kaka huaa". Ucap Bu Lili.
"Ehh? Kenapa terus nangis? Nanti kaka traktir Lili es krim kesukaan Lili ya? Jangan nangis lagi, itu hadiah permintaan dari maaf kaka". Ucap pak Ian.
"Emm, baiklah!". Jawab Bu Lili. "Kaka ingat, kaka pernah menjatuhkan es krim yang aku beli dengan uang jajanku".
"Kau masih mengingatnya..". Ucap pak Ian.
Sekarang hubungan Bu Lili dengan nenek Novi, dan pak Ian, membaik.
Dan di tengah kehangatan keluarga yang baru, terlihat Natan yang fokus dengan ponsel sambil senyum-senyum tidak jelas.
"Hayo loh! Kaka udah punya pacar yaa, kenalin ke aku dong". Ucap Tessa duduk di samping Natan.
"Apaan sih, aku nggak punya pacar ya!". Balas Natan.
"Aku nggak percaya~". Ucap Tessa.
"Percayalah~".
Tessa yang penasaran melihat kearah layar ponsel Natan, dan terlihat Natan yang sedang chattingan dengan Zalea.
Tessa yang melihat itu hanya diam dengan senyum kecil. "Kakak.. dia saudariku loh~ awas yaa, jangan main-main dengannya! Ini peringatan!". Ucap Tessa dengan wajah yang menakutkan.
"I-iya, iya".
•••••
2 tahun kemudian.
Sekarang Aidan dan Natan sudah lulus dari sekolah. Dan melanjutkan pendidikan mereka ke yang lebih tinggi. Lalu Tessa dan Zalea sekarang sudah kelas 3 SMA dan juga sudah hampir lulus.
Lantas bagaimana dengan hubungan Bu Lili dengan pak Nalendra?.
Beberapa bulan lalu.
Di kamar Zalea."Zalea, bagaimana jika jalan-jalan atau makan malam bersama keluarga? Aku juga masih bingung dengan ayah dan ibu..". Ucap Tessa.
"Boleh juga, emm jangan sedih. Mungkin saat dua keluarga bertemu akan terjawab? Entah". Jawab Zalea.
"Lantas aku penasaran, apa ada orang yang kamu suka?". Ucap Tessa tersenyum jahil.
"Ng-nggak! Nggak ada kok, kau sendiri?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...