7 - Tidak sedarah.

140 10 0
                                    

Setelah itu pelajaran sekolah berjalan seperti biasanya. Dan tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 14.30

Bel sekolah berbunyi beberapa kali, pertanda jam pelajaran terakhir telah selesai.

Tessa lalu pulang kerumahnya, ia merasa hari ini penuh dengan kejutan yang tidak ia duga. Mulai dari menepis tangan nenek dengan keras dan masalah Raisa, Natan.

"Aku ingin pulang dan tidur! Tapi makan dulu sebelum tidur". Gumam Tessa saat duduk di bus.

Sambil chat-tan dengan seseorang, terlihat ekspresi wajah Tessa yang jarang Tessa perlihatkan pada siapapun.

Mata yang menyipit sedikit dan dengan senyum yang ditutup jari-jarinya.

"Kak Ai, kapan pulang ke Indonesia ya?". Gumam Tessa.

Setelah turun dari bus, Tessa lanjut berjalan ke arah rumahnya.

"Tessa udah pulang?". Ucap Bu Lili sudah menyiapkan makanan.

"Iya, wahh makanan!". Ucap Tessa semangat.

"Iya cuci tangan dulu baru makan". Ucap Bu Lili.

Tessa yang melihat itu hanya tersenyum dan merasakan kehangatan walaupun masih banyak pertanyaan di benaknya.

Makan bersama, dan terasa suasana yang akrab, hangat. Perasaan yang tidak Tessa rasakan saat berada di tubuh ibunya yang masih kecil.

"Ibu, Tessa mau tidur yaaa". Ucap Tessa pergi ke kamarnya.

Membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk dan nyaman, membuat mengantuk. Setelah beberapa saat Tessa tidur dengan nyenyak nya.

"Lili? Bangun kamu tidur di kelas?". Ucap Bu guru yang membanggakan Lili yang tertidur di kelas.

Tessa yang menyadari bahwa dirinya kembali ke tubuh ibunya yang kecil, masih bingung dengan apa yang terjadi untuk kedua kalinya kembali ke tubuh ibunya.

"Ada apa lili?". Tanya Bu guru.

"Nggak apa-apa kok Bu". Ucap Lili.

Jam pelajaran pertama telah selesai dan sekarang sudah jam istirahat. Lili hanya duduk di ayunan sambil terdiam.

Ada apa? Kenapa aku kembali ke sini?.

Tessa yang masih bingung dengan semua yang terjadi pada dirinya yang tidak bisa dipikirkan dengan logika.

"Hei, mau permen?". Ucap seorang anak laki-laki kecil teman Lili yang beberapa kali mengganggu Lili.

"Terimakasih". Ucap Lili menerima permen coklat itu.

Anak laki-laki itu duduk di samping ayunan Lili yang kosong.

"Jangan sedih, soal ibumu ataupun ayahmu!". Ucap anak laki-laki itu malu-malu.

"I-iya".

"Itu hanya urusan orang dewasa, kita anak kecil nggak usah tau! Jadi teruslah tersenyum!". Ucap anak laki-laki.

Aduhh gemes banget sih!! Pipinya gembul banget terus merah lagi. Jadi gemes.

"Iya Riki, makasih banyak!". Ucap Lili tersenyum.

Dan setelah itu mereka menjadi dekat dan mengobrol selama jam istirahat itu.

Setelah pulang tanpa tau apa yang terjadi Lili pulang ke rumahnya. Dan terlihat bibi yang waktu itu membantu Lili, menghampiri Lili.

"Lili? Kamu tumben pulang ke sini? Biasanya langsung ke rumah sakit". Ucap bibi itu.

"Rumah sakit?". Tanya Lili bingung.

"Ada apa? Lili kepalanya kamu sakit? Atau kenapa?". Ucap bibi itu khawatir.

"Bibi Lili pergi dulu". Ucap Lili langsung pergi.

Bisa di bilang dari sekolah Lili sampai ke rumah itu melewati rumah sakit, dan Lili akhir-akhir ini sering turun di rumah sakit.

"Lili! Tunggu, kamu di sini aja nanti kaka kamu dateng kamu ikut ke rumah sakit okeh?". Ucap bibi itu.

"Iya". Jawab Lili.

Dan tidak lama setelah itu Ian datang dan pergi bersama dengan bibi untuk ke rumah sakit untuk menjenguk.

"Ibu?". Ucap Lili saat melihat Bu Novi(neneknya Tessa). Yang terbaring lemas.

"Ibu kenapa kak?". Tanya Lili.

"Kamu lupa lagi? Benturannya terlalu keras ya? Ingatanmu jadi kurang baik". Ucap Ian jadi khawatir.

"Ibu kenapa!".

"Lili, Bu Novi lagi istirahat. Jadi Lili tenang ya". Ucap bibi itu.

"Bibi bohong! Ibu kenapa?". Ucap Lili.

"Ibu kekurangan darah Lili, dan golongan darah ibu sedang kosong di rumah sakit". Jawab Ian.

Lili yang mendengar itu langsung khawatir dan panik, Lili langsung menggoyang-goyangkan tangan Ian.

"Kaka! Kaka kasih ibu dari Lili! Lili nggak apa-apa, Lili nggak akan nangis pas lihat suntikan!". Ucap Lili.

Aku takut suntikan!.

"Nggak boleh Lili kamu masih kecil, kaka nggak akan izinin". Jawab Ian.

"Kalau gitu kenapa nggak kaka yang kasih darah Kaka? Kaka kan juga sedarah sama ibu!". Ucap Lili.

Bibi dan Ian yang mendengar itu langsung terkejut dan mempertanyakan kenapa Lili jadi pelupa.

"Apa yang kamu katakan Lili? Kamu beneran lupa?". Tanya bibi itu.

"Kaka! Cepet kasih darah kaka ke ibu!". Ucap Lili sambil menangis.

"Lili.. ada apa denganmu? Kamu jadi pelupa, kamu nggak ingat kalau kamu tau kaka ini bukan anak ibu dan ayah?". Ucap Ian dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.

Lili yang mendengar itu langsung terkejut dengan apa yang ia dengar dari mulut Ian.

Hah?! Bukan anak nenek dan kakek? Kak Natan tau nggak tentang hal ini.. kalau tau apa kak Natan akan sama terkejut dengan aku?.

Lili yang mendengar itu terdiam dengan wajah yang terkejut, dan Ian yang mengatakan itu langsung pergi.


~•••⭒♡⭒•••~

Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡


23 Maret 2022.


⭒thank you guys⭒

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang