Di tempat lain.
Terlihat Tessa yang mengunakan baju olahraga, di tarik paksa tangannya ke kolam berenang sekolah.
"Kau mulai berani ya sekarang!". Ucap Raisa.
"Lepasin.. sakit". Ucap Tessa yang pergelangan tangannya di cengkeraman kuat.
"Cepet kasih nomer Natan!". Ucap Raisa mulai tidak sabaran.
Tessa yang tetap tidak memberikan nomer ponsel Natan pada Raisa itu membuat Raisa mendorong Tessa ke kolam renang.
"Hah!".
"Tenggelam aja biar ma*i sekalian!". Ucap Raisa langsung pergi saat melihat Tessa yang kesulitan berenang.
Tessa yang tidak terlalu pintar berenang berusaha agar kepalanya bisa tetap di permukaan. Sementara itu ia berusaha berenang sebisanya.
Kenapa kolam berenangnya dalem banget!.
Tessa yang berhasil mencapai tepi kolam renang, lalu naik dan merentangkan tubuh di lantai.
"Hah.. hahh, rasanya tadi hampir mati tenggelam". Gumam Tessa dengan nafas yang tidak beraturan.
"Tessa baru ingat! Kaka nunggu Tessa di taman!". Ucap Tessa yang langsung berlari ke tempat ganti pakaian.
Mengganti baju olahraga yang masih basah dengan baju seragam sekolah, tanpa mengeringkan rambutnya Tessa langsung pergi.
Sesampainya di taman sekolah ia melihat Natan yang berusaha menghibur Zalea yang suasana hatinya sedang buruk.
"Kak Natan! Hos.. hah kaka nunggu lama ya?". Ucap Tessa dengan nafas yang masih tidak beraturan.
Natan yang melihat Tessa berlari sepert itu dengan rambut yang basah merasa aneh.
"Tessa? Kamu kenapa? Rambutmu basah?". Tanya Natan.
"Ah.. ini karena,karena tadi ada pelajaran olahraga berenang! Ah iya olahraga berenang!!". Ucap Tessa mencari alasan.
"Jangan bohong". Ucap Natan sambil menatap Tessa.
"Hemm..". Tessa tidak berani menatap mata Natan dan malah pandangannya teralihkan oleh Zalea yang menatapnya.
"Zalea?". Gumam Tessa.
"Oh, itu temen kamu Tessa?". Tanya Natan.
"Te-temen Tessa? Iya, temen sekelas dong". Ucap Tessa.
Zalea yang mendengar itu hanya diam dan memilih pergi dari taman itu.
*Zalea.
Apa mereka yang berbuat berlebihan seperti itu? Kan aku sudah bilang pada mereka untuk nggak berlebihan..Tessa yang melihat Zalea pergi hanya menatap punggung Zalea yang terus menjauh.
*Tessa.
Rasanya kamu terus menjauh, dan aku merasa nggak akan pernah bisa berjalan di sampingmu lagi seperti dulu..Dan Natan hanya diam melihat interaksi mereka yang kaku, dan tidak bersahabat.
Tessa memutuskan untuk mengajak Natan ke kantin sekolah, untuk makan.
Sesampainya di kantin terlihat sangat penuh dan ramai, banyak para siswa-siswi yang sedang makan ataupun hanya mengemil jajanan ringan.
Dan saat Tessa membawa makanan yang ia pesan dan Natan pesan, dan terlihat ada seorag murid yang ingin sengaja membuat Tessa terjatuh dengan cara menyandang kaki Tessa.
Tessa yang tidak melihat kaki murid itu, karena terhalang oleh nampan yang ia bawa hampir saja terjatuh kalau saja.
Brak.. suara seseorang yang mengebrak meja murid yang kakinya menghalangi jalan.
"Kakinya bisa di singkirkan nggak, menghalangi jalan. Nanti kalau ada yang tersandung oleh kakimu bagaimana". Ucap Natan.
Tessa yang melihat itu merasa pernah ada di posisi ini namun berbeda dengan yang ia ingat dan yang sekarang terjadi.
"Hah? Dulu kaka nggak terlalu peduli sama Tessa". Gumam Tessa yang mengingat kejadian saat masih sekolah dasar.
Beberapa tahun lalu. Saat Tessa kelas 3 SD.
Terlihat Tessa yang sedang membawa makanan di tangannya.
"Aku laper". Gumam Tessa dengan ekspresi wajah yang datar, berbeda dengan Tessa yang SMA yang lebih berwarna.
Saat ia ingin duduk di meja makan yang kosong, Tessa tiba-tiba terjatuh dengan makanan yang tumpah ke lantai kantin.
"HEH! Jalan tuh matanya di pake! Jangan buat pajangan aja! Tuh kan sepatu baru aku jadi kecipratan makanan anak bodoh ini!". Ucap seorang perempuan.
Tessa yang mendengar itu hanya diam, dan melihat seseorang yang ia kenal.
*Tessa kecil.
Kak Natan pasti mau nolongin Tessa!.Namun pemikirannya salah Natan hanya menatapnya dengan datar, dan seperti tidak mengenali Tessa.
Disekolah itu tidak ada yang tahu kalau Tessa masih punya hubungan keluarga dengan Natan. Karena Tessa adalah murid pindahan di sekolah itu.
Natan yang selalu cuek pada Tessa saat mereka berdua masih duduk di bangku sekolah dasar.
Namun ada juga seseorang yang selalu ada untuk Tessa, saat Tessa SD ia bertemu dengan anak dari teman ibunya.
Anak laki-laki itu seumuran dengan Natan, namun sifatnya sangat baik pada Tessa dan membuat Tessa nyaman berada di dekat anak laki-laki itu.
"Tesa, aku harus ikut orang tuaku ke luar negeri.. jadi jangan lupakan aku ya! Aku janji aku akan kembali! Membawakan hadiah untukmu". Ucap ...
"Iya tesa pasti nggak akan melupakan kak Ai! Jangan lupa untuk kembali membawakan hadiah untuk tesa!". Ucap Tessa tersenyum.
"Dan ingat jangan keseringan memanggil namaku dengan nama Ai!".
tetapi anak laki-laki itu pergi saat Tessa naik ke kelas 5, ke luar negeri bersama orang tuanya dan sejak itu Tessa tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Dan entah apa yang terjadi sifat Natan pada Tessa berubah saat Tessa masuk SMP, perilaku Natan pada Tessa menjadi lebih baik.
Itu penyebab Tessa melupakan Natan yang dulu, dan menganggap Natan adalah seorang yang sangat penting baginya.
Kembali ke Tessa yang sekarang.
"Tessa?". Ucap Natan menepuk puncak kepala Tessa, dan itu membuat Tessa tersadar dari lamunannya.
"Huh? I-IYA!". Ucap Tessa lalu duduk di meja makan yang kosong.
Dengan berusaha memberanikan dirinya Tessa bertanya, tentang pertanyaan yang saat ini terus terlintas di pikirannya.
"Ka-kak dulu nggak sepeduli ini sama Tessa.. kenapa kaka tiba-tiba peduli pada Tessa?". Tanya Tessa.
~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡
26 Maret 2022.⭒thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Teen Fiction[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...