"Hah?!". Tessa terkejut.
"Ayah beneran bilang gitu..? Hahaha!~ huhuhh suaranya Om Riki itu loh lucu banget, meniru suara ayah. Hahaha huhaahaa". Ucap Tessa tertawa.
"Ka-kapan aku seperti ini!". Ucap pak Nalendra sambil menepis tangan pak Riki dari wajahnya.
Namun pak Riki tetap menatap pak Nalendra dengan lekat dari dekat. Membuat pak Nalendra risih.
Mendekatkan wajahnya dengan wajah pak Nalendra, dengan wajah yang sangat dekat, membuat pak Nalendra semakin kebingungan.
"Hei, kau gila? A-apa yang ingin kau lakukan?". Ucap pak Nalendra.
Dan Tessa yang melihat dengan serius dan dengan pipi yang sedikit memerah, penasaran.
"A-apa yang ingin dilakukan Om Riki? Dengan wajah sedekat itu dengan ayah..?". Ucap Tessa.
"Ah! Sudahlah, lebih baik kau ingat kalau kau hampiri menciu*ku dengan wajah yang menyebalkan". Ucap pak Riki dengan wajah yang sangat dekat.
Pak Nalendra dan Tessa yang mendengar itu langsung terdiam dengan ekspresi wajah yang lucu.
"A-AKU!? Tidak, tidak. Aku tidak percay-!". Ucap pak Nalendra yang pipinya di pukul dengan tiba-tiba.
"Apa yang kau lakukan! Tiba-tiba memukul..!" Ucap pak Nalendra kesal.
"Ah.. saat itu juga aku memukul wajahmu seperti ini, dan kau langsung jatuh kelantai dan tertidur". Ucap pak Riki dengan tenang.
Pak Nalendra yang mendengar itu terdiam, dengan ekspresi terkejut.
"Apa yang terjadi! Ayah mengingat sesuatu! Ayo cepat, sebelum aku kembali ke tubuhku!". Ucap Tessa tidak sabar.
Hwuussss..
Seketika itu sekeliling Tessa berubah, waktu yang berbeda dan tempat yang asing bagi Tessa.
"~~~~". ...
"~~~~~~". ...
"~~~". ...
"~~~". ...
[Suara tidak jelas]."Di mana ini? Apa ini suara ayah dan Om Riki? Ada suara lain juga..". Ucap Tessa berjalan mengikuti suara yang tidak asing.
"Hahaa~". ...
"Selamat untuk cabang hotel barunya~ aku dengar baru saja dibuka langsung ramai ya, dan banyak perusahaan yang ingin melakukan kerja sama~". suara seorang wanita.
"Hotel? Apa ini 16 tahun lalu? Saat aku belum lahir, dan penyebab ayah meninggalkan ibu". Ucap Tessa.
"Terimakasih". ...
"Oh ya, Nalendra~ bagaimana perasaanmu menjadi penerus utama? Pasti berat karena harus menanggung beban yang besar". Udah seorang wanita...
Dan terlihat seorang pria yang merasa tidak nyaman dengan kedekatan pak Nalendra dengan wanita itu.
"Memang berat, akan tetapi pimpinan(kakek Faiz) juga masih sering kali menangani perusahaan". Ucap pak Nalendra.
"Sudah jam segini, saya pulang duluan. Nanti lain waktu kita bisa mengobrol lebih lama lagi". Ucap pak Nalendra ingin pulang.
"Sudah mau pulang? Cepat banget~ tidak boleh seperti itu, aku akan menyiapkan minuman dengan kalau minum itu habis pulang pun tidak apa". Ucap wanita itu pergi mengambil minum.
Tessa yang melihat itu hanya bisa melihat dengan serius.
"Apa yang akan wanita itu lakukan!". Ucap Tessa.
Wanita itu terlihat menuangkan minuman beralkohol kedalam gelas, dan menyampaikan sesuatu ke minuman itu.
"Aku tau, ini cara yang kotor. Tapi ayah menyuruh aku mendapatkan dia dengan cara apapun". Gumam wanita itu.
"Tapi.. aku tidak mencintai Nalendra. Aku mencintai seseorang yang berada dekat dengannya". Gumam wanita itu.
"Entah kenapa, tapi wajah wanita itu nggak terlihat dan wajahnya hitam, namun bagian tubuh lainnya terlihat dan hanya wajahnya saja yang terlihat". Ucap Tessa bingung.
Begitupun dengan pria satunya yang hanya wajahnya yang tidak terlihat.
"Eliza!". Teriak pak Riki.
"Lama sekali mengambil minum saja". Ucap pak Riki.
"Aku juga ingin pulang, karena ini pesta yang diadakan olehmu dan di rumahmu kita akan pulang kalau sudah selesai". Ucap pak Riki.
Tessa yang mendengar nama itu langsung terkejut dan langsung menoleh kearah wanita itu dan seketika itu wajahnya terlihat dan sesuatu yang menutupi wajahnya menghilang.
"Ibunya Zalea!". Ucap Tessa dan langsung menoleh kearah pria yang wajahnya hampir terlihat.
Tessa yang berjalan kearah pria itu, "Siapa anda?".
Dan semuanya gelap gulita, sebelum sesuatu yang menutupi wajah pria itu menghilang sepenuhnya seketika semuanya menjadi gelap.
"Sudah waktunya untuk aku bangun.. tapi siapa pria itu!". Ucap Tessa ditengah kegelapan.
Tessa yang memegang kepalanya yang pusing, karena semua itu. Rasa penasaran yang menggebu.
"Apa ini? Sejak kapan, tanganku terluka sebanyak ini?". Ucap Tessa.
Tessa baru menyadari ada luka yang sama dengan luka di tangan ibunya, berada ditangannya.
*Tessa.
Aku nggak bisa berfikir lagi.. aku capek, mengantuk. Ingin tidur.Dan Tessa langsung tertidur di kegelapan itu. Dan terlihat tubuh Tessa yang masih tertidur pulas.
Di saat bersamaan.
"Aku ingat sekarang, apa yang terjadi dimalam itu". Ucap pak Nalendra yang baru pulang.
Karena setelah makan malam, pak Nalendra pergi menemui pak Riki dan menginap di hotel.
Pak Nalendra pergi menaiki tangga dan ingin mengetuk pintu kamar itu, namun ia tidak berani.
Dan pak Nalendra lalu membuka pintu itu perlahan, karena pintu itu tidak dikunci.
"Masih tidur.. maafkan ayah, ayah bodoh memilih bertanggung jawab atas apa yang tidak ayah lakukan.. hik..". Ucap pak Nalendra mencium lembut kepala Tessa yang tidur menyamping.
"Ayah akan berusaha untuk memberikan apa yang Tessa tidak dapatkan sebelumnya". Ucap pak Nalendra dengan air mata.
♡Jangan lupa vote~
Dan komen~
~•••⭒♡⭒•••~
Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡15 Mei 2022.
⭒Thank you guys⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa I'm Sorry[TAMAT]
Roman pour Adolescents[END] Tessa yang sedari dulu tidak tahu wajah ayahnya, jangankan wajah bertemu pun tidak pernah. Keluarga yang penuh rahasia, entah itu keluarga ayahnya ataupun ibunya. Hubungan antara ibu(neneknya Tessa) dan anak(ibunya Tessa) yang dingin dan kaku...