28 - Bukan anak kandung?!

89 2 0
                                    

"Apa maksudmu? Kenapa kau memilih melakukan ini?". Tanya seorang wanita yang tengah hamil.

"Aku tidak punya pilihan lain, agar kamu dan anak kita, tetap bisa hidup dengan baik". Jawab seorang pria sambil membawa koper.

"Aku akan tetap mengirimkan uang, tolong lupakan aku. Dan tidak apa kalau kamu bilang aku sudah tiada pada anak itu". Ucap pria itu berusaha untuk tidak menangis.

"Tidak, kita bisa cara lain! Tolong.. jangan pergi, untuk bertanggung jawab atas apa yang tidak kau perbuat!". Ucap Bu Lili dengan sedih.

"Apa ini? Aku baru datang dan langsung melihat hal ini? Apa permasalahannya?". Ucap Tessa melayang-layang di udara.

Pak Nalendra yang melangkah keluar dari rumah itu dengan terpaksa, dan Bu Lili yang hanya diam.

"Kau tidak perlu mengirimkan uang, aku bisa melanjutkan hidupku dan anak kita dengan uang aku sendiri". Ucap Bu Lili.

Sudah kecewa dengan keputusan yang diambil sepihak oleh pak Nalendra, yang tidak adil untuk Bu Lili dan Tessa.

"Ayah egois sekali. Sebenarnya apa yang membuat ayah seperti itu?". Ucap Tessa yang berada di depan ayahnya yang tidak bisa melihatnya.

"Apa maksud ibu jangan bertanggung jawab atas apa yang tidak di perbuat?".

Degg...

"Apa ini! Kepalaku sakit! Jantungku berdetak dengan cepat". Ucap Tessa yang tiba-tiba terjatuh ke tanah.

"Se... sesak..". Dengan pandangan mata yang buram.

"Apa yang kau lakukan? Kau masih saja bingung? Aku tau kau merasakan ada sesuatu yang janggal, bukan?". Ucap seorang pria.

"Aku memang merasakan ada yang janggal, tapi bisa saja ini hanya perasaan aku saja". Jawab pria lain.

Tessa yang terbaring di lantai, dan orang-orang itu duduk di sofa yang berhadap-hadapan.

"Ugk, rasanya kepalaku seperti tertimpa sesuatu secara tiba-tiba.. tunggu! Ini..". Ucap Tessa yang tersadar dan langsung bangun ketika menyadari ada sesuatu yang aneh.

"Aku familiar dengan ruangan ini.. ini ruang kerja Om Riki! Tapi bagaimana bisa aku kesini?!".

Tessa baru menyadari bahwa pak Nalendra ada bersama pak Riki, dan itu penyebab ia bisa ada disini.

Tessa melihat kearah meja kerja pak Riki, dan betapa terkejutnya ia saat melihat tanggal berapa hari ini.

"Ba-bagaimana bisa! Jadi.. ini live? Siaran langsung! Dan bukan masa lalu!". Ucap Tessa terkejut, tidak percaya, dan menganggap ini mustahil.

Saat ini bisa dibilang Tessa sangat dekat dengan tubuhnya yang tertidur, karena berada di waktu, hari dan tanggal yang sama, namun berbeda tempat.

Jadi saat ini, ia tengah mendengar secara langsung pembicaraan pak Nalendra dan pak Riki.

"Bisa begitu ya? Ini nggak masuk akal! Tapi dengan aku ke masa lalu saja sudah tidak masuk akal..".

"Apa? Saat itu kita berempat, dan aku tau kau ada di sampingku saat kita berempat tidak sengaja mabuk!". Ucap pak Riki dengan nada kesal.

"Bagaimana kau bisa seyakin  itu? Kau juga tidak sadar, jadi kau tidak mungkin mengingat semuanya". Jawab pak Nalendra.

Perdebatan yang Tessa tidak mengerti apa penyebabnya dan apa yang mereka bicarakan.

"Ini penting, bukan? Karena setiap aku seperti ini, semua kejadian terlewat begitu saja dan terpotong". Ucap Tessa.

Setiap kali Tessa kembali ke masa lalu, ingatan yang diperlihatkan hanya yang berkaitan dengan yang Tessa cari.

Dan yang tidak berhubungan dengan apa yang Tessa cari, akan terpotong dengan sendirinya dan akan memperlihatkan kejadian yang terhubung dengan yang Tessa cari.

"Apa yang penting?". Ucap Tessa melayang-layang.

"Kau hanya tidak mengingat ini.. jika kau mengingatnya, apa kau akan yakin. Bahwa". Ucap pak Riki yang membuat pak Nalendra bingung.

"Bahwa Zalea bukan anakmu". Sambung pak Riki.

Tessa yang mendengar itu langsung terkejut saat mendengar itu langsung.

"Apa ini? Ba-bagaimana bisa! Zalea bukan anak dari ayah dan Bu Eliza?". Ucap Tessa tidak percaya.

"Sekarang semuanya jelas, mungkin ayah diberi dua pilihan. Dan pilihan itu memilih ibu atau bu Eliza". Ucap Tessa.

"Ayah pasti memilih ibu, bukan? Jika iya, pasti ketika ayah memilih ibu akan ada konsekuensi dari pilihan ayah itu". Ucap Tessa yang tidak habis pikir dengan keluarga dari ayahnya.

"Memangnya apa? Aku bahkan tidak mengingat kejadian setelah tidak sadarkan diri". Ucap pak Nalendra.

Pak Riki yang melihat itu langsung memperlihatkan seringainya, yang membuat bulu kuduk pak Nalendra berdiri.

"Kau benar-benar tidak ingat?". Ucap pak Riki sambil mengendurkan dasinya dan membunyikan jari tangannya.

Kerekk.. kerekkk.. (bunyi jari tangan~).

"He-hei! Apa yang kau ingin lakukan?". Ucap pak Nalendra.

Dan Tessa hanya melihat sambil menggigiti kuku, dan bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh pak Riki.

Pak Riki langsung berdiri melipat kedua lengan bajunya, dan terlihat lumayan berotot~. Pak Riki berjalan mendekati pak Nalendra.

"Uhuuu~ istriku~ kau tau! Aku dibuat mabuk oleh wanita itu! Kau jangan kemari ya~". Ucap pak Riki mengikuti suara pak Nalendra yang di imut-imutkan dan memainkan pipi pak Nalendra dengan tangannya.

Sambil memegangi kedua pipi pak Nalendra dengan tangannya, pak Riki mendekatkan wajahnya dengan wajah pak Nalendra.

"Hah?!". Tessa terkejut.




♡Jangan lupa vote~
Dan komen~


~•••⭒♡⭒•••~


Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡

12 Mei 2022.


⭒Thank you guys⭒

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang