"Jessi, aku datang!"
Kyra langsung masuk ke rumah Jessica dan Samuel tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ini memang sudah kebiasaan, jadinya wajar saja.
Ketika berjalan menuju ruang tengah, Kyra mendapati Jessica yang sedang membereskan beberapa piring kotor dari atas meja makan.
"Kalian baru selesai makan?" tanya Kyra, pada Jessica.
Dia bersikap santai di saat raut wajah Jessica terlihat sangat canggung. Kyra juga sampai tak memperhatikan, tangan sahabatnya itu kini sedikit bergetar.
Kyra tak menyadari itu semua.
Sebenarnya, Jessica sudah siap dengan kemungkinan apapun yang terjadi nanti, dia hanya masih kesulitan mengontrol perasaannya.
"Ah, iya." Jessica menoleh ke arah Kyra. "Tapi tenang saja, makanan yang kau bawa pasti akan aku makan. Kebetulan aku masih lapar," jawabnya, berusaha terlihat biasa saja.
"Aku tahu, perutmu memang mampu menampung banyak makanan." Kyra mengelus perut Jessica, setelah menyimpan tas plastik yang dia bawa ke atas meja.
"Kenapa ibumu memasak sebanyak ini?" Jessica membuka isi dari plastik tersebut. Melihat memang cukup banyak lauk pauk di dalamnya.
"Mungkin, karena ibu terlalu bahagia hari ini," kata Kyra, yang juga ikut membantu Jessica mengeluarkan satu persatu kotak makanan dengan antusias.
"Jadi, apa kau juga berbahagia hari ini?"
"Tentu saj---," ucapan Kyra terhenti, ketika dia menyadari bahwa suara yang datang dari arah belakang itu bukanlah suara Samuel.
Kyra terdiam selama beberapa saat. Meskipun pada akhirnya dia memberanikan diri untuk berbalik
Kyra menatap lurus pada seseorang yang tadi bertanya padanya.
Tak ada satupun kata yang terucap dari bibirnya.
Kyra benar-benar dibuat tak percaya dengan apa yang kini dia lihat.
Apakah ini nyata? Atau hanya halusinasinya saja?
"Kyra, ma---,"
"Diam di sana!" Kyra mundur satu langkah ketika melihat Jimmy ingin menghampirinya. "Jessi, apa maksudnya ini?" Dia mengalihkan pandangan pada Jessica yang kini menampilkan ekspresi bersalahnya.
"Dia datang kemari untuk meminta maaf padamu."
Kyra menghela napasnya ketika mendengarkan jawaban dari Jessica. Dia bahkan memilih untuk tak ingin lagi menanggapi siapapun yang berada di sana.
Kyra sudah lelah dengan semua hal yang berhubungan dengan Jimmy.
Hingga tanpa basa-basi lagi, dia pun melangkahkan kakinya untuk segera pergi dari sana.
Namun, Jimmy berhasil menahan.
"Kyra, dengarkan aku dulu."
Kyra masih tak sudi untuk mengeluarkan suara, dia hanya terus berusaha mengurai genggaman Jimmy dari tangannya.
"Aku ingin meminta maaf. Aku tahu, aku salah. Sangat bersalah."
"Apa yang harus aku maafkan? Kau tidak melakukan kesalahan apapun." Kyra yang tadi membelakangi Jimmy itu kini berbalik, menatap dengan raut wajah datarnya.
"Kyra, aku mohon." Jimmy bersimpuh sembari menundukkan kepalanya.
"Aku tanya, kesalahan apa yang sudah kau perbuat?"
Mendengar Kyra bertanya demikian, Jimmy pun kembali menengadahkan kepalanya. Dia tak berani menjawab. Karena dia merasa, jawaban yang harus dia berikan tak pantas untuk dia utarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend To Stranger
Fanfiction[On Going] Dia adalah sosok manusia yang akan memperlakukan pasangan layaknya seorang ratu. Tapi dia juga menganggap dirinya adalah seorang raja, yang tidak suka dibantah permintaannya. Bagi Jimmy, level pasangannya haruslah yang satu tingkat dengan...