🖤🖤🖤
Jimmy benar-benar memilih pergi untuk menjauh. Bukan hanya Kyra yang dia hindari. Bahkan, Jimmy memilih memutuskan kontak dengan semua teman-teman circle SMA-nya.
Seperti yang nyonya Marie katakan; ini semua demi kebaikan Kyra.
Sebab jika dia masih berhubungan, bukan tak mungkin teman-temannya---terutama Samuel malah akan membahas soal Kyra.
Bukan dia tak mau lagi tahu soal kabar dari gadis itu. Jimmy hanya takut jika suatu saat dia tak bisa menahan diri, dan malah menjadi pengacau bagi kehidupan Kyra lagi.
Life goes on.
Hidupnya harus tetap berlanjut, demi kedua orang tuanya.
Meski tak bisa berbahagia dengan jalan mendapatkan Kyra, setidaknya dia masih bisa membahagiakan keluarga, dan tentu saja murid-murid yang beberapa bulan ini dia ajar.
Ya, salah satu kebahagiaannya kali ini adalah ketika melihat senyuman dari anak-anak 'kurang beruntung' yang sudah pasti memiliki masalah hidup yang lebih sulit darinya.
"Untuk pelajaran hari ini, kita sampai sini saja, ya? Satu Minggu ke depan kita akan belajar di outdoor. Kita adakan pekan olahraga kecil-kecilan. Bagaimana?"
Jimmy yang baru saja selesai mengajar itu lantas bersiap untuk pulang. Dia mengemas satu-persatu buku pelajaran ke dalam tasnya.
"Oke setuju, Pak!" sahut anak-anak muridnya.
Jimmy mengulas sebuah senyuman saat murid-murid yang dia ajar berpamitan padanya. Tapi jujur saja, saat-saat seperti bukanlah waktu favoritnya.
Sebab Jimmy tahu, setelah ini dia akan merasa hampa lagi.
Kembali ke kamar kosnya yang sepi, menunggu waktu malam dengan kegiatan yang itu-itu saja.
Jimmy selalu berharap hari esok cepat datang, sehingga dia bisa kembali ke sekolah dan bertemu dengan murid-muridnya lagi.
Lihat saja, baru juga membuka pintu, Jimmy sudah menghela napas. Dia tidak tahu harus melakukan apa sore ini?
Ingin makan, dia malas memasak sendiri. Pesan delivery pun sudah bosan juga. Jimmy merindukan masakan rumah yang dibuat ibundanya.
Jadi, rasa laparnya dia abaikan dulu. Jimmy memilih untuk membersihkan diri, setelah itu dia baru memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Mengambil handuk dari atas gantungan, langkah Jimmy malah tertahan oleh suara notifikasi yang datang dari ponselnya.
Tak perlu bertanya-tanya dari siapa?
Karena yang memiliki nomor ponselnya hanya tiga orang. Yakni kedua orang tuanya dan satunya lagi ketua yayasan tempat di mana dia bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend To Stranger
Fanfiction[On Going] Dia adalah sosok manusia yang akan memperlakukan pasangan layaknya seorang ratu. Tapi dia juga menganggap dirinya adalah seorang raja, yang tidak suka dibantah permintaannya. Bagi Jimmy, level pasangannya haruslah yang satu tingkat dengan...