28. Good Or Bad?

419 82 33
                                    

Nekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nekat.

Satu kata yang pantas disematkan pada Jimmy.

Sebenarnya sudah jelas, ini bukan pertama kalinya dia berbuat hal semacam ini. Karena sejak dulu, karakter Jimmy yang asli memang selalu harus mendapatkan apa yang dia inginkan.

Bedanya, sebelum ini Jimmy sudah berjanji tak akan berlaku egois lagi.

Tapi memang dia paling tak bisa mengendalikan diri ketika harus dihadapkan pada rasa cemburu. Hampir sama ketika Jimmy nekat pulang saat seharusnya dia melaksanakan sidang skripsi.

Hatinya tersulut, hanya karena melihat potret Kyra bersama pria lain.

Dan kemarin pun yang menyebabkan Jimmy seperti ini adalah karena gadis itu menyebutkan nama David. Apalagi kata kekasih yang Kyra ucapkan, semakin membuat hati Jimmy memanas dan sukar dipadamkan.

Hingga akhirnya dia benar-benar berada di sini.

Di bawah pohon pada waktu hari masih dalam keadaan gelap, menunggu Kyra yang telah setuju untuk pergi ke pantai bersamanya.

Jimmy menutup kepalanya menggunakan hoodie.

Entah ingin membuat Kyra kembali ingat padanya atau hanya hendak mengetes saja, Jimmy bahkan sengaja pergi menggunakan setelan baju yang dulu Kyra berikan.

Menyandarkan tubuhnya di balik pohon sembari menaikkan satu kakinya, Jimmy masih belum berani menatap ke arah sekitar.

Dia memilih memejamkan mata, takut malah kecewa, karena Kyra bisa saja tak jadi datang.

Tadi Jimmy sempat melirik pada jam di ponselnya, dan dia melihat, ini sudah lewat lima menit dari waktu yang dijanjikan.

"Maaf, aku agak terlambat."

Dalam pejaman matanya, Jimmy lantas mengulas sebuah senyum kecil, ketika mendengar suara seseorang yang datang dengan nada berbisik.

"Aku pikir, kau tidak jadi datang." Jimmy pun membuka matanya, menatap pada Kyra yang kini berpenampilan sama dengannya.

Memakai hoodie. Walau ada tambahan sebuah syal rajut yang melingkar di lehernya. Karena jujur, cuaca di sini bisa dibilang terlalu dingin bagi Kyra.

Dalam keadaan gelap, sesungguhnya, Kyra dan Jimmy masih tak bisa melihat dengan jelas, wajah mereka masing-masing pun terlihat sama-sama samar.

Kyra bahkan tak bisa menatap mata Jimmy yang kini tengah sedikit berkaca-kaca. "Berangkat sekarang?" tanyanya dengan suara yang masih pelan, untuk memastikan.

Walau pandangannya malah dia tujukan pada arah gedung di mana dia menginap.

Dalam hati Kyra berharap, Jean bangun kesiangan hari ini.

"Ya, sekarang." Jimmy berjalan terlebih dahulu. Meninggalkan Kyra, yang mau tak mau hanya bisa mengekor dari belakang.

Mereka kini berjalan di trotoar yang nampak sangat lengang. Lampu-lampu jalanan pun masih menyala. Suasana pagi yang begitu tenang dan menyenangkan.

Boyfriend To Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang