19. Dignified Woman

303 89 33
                                    

Setelah banyak merenung, Jimmy jadi berpikir bahwa pekerjaan yang dia jalani saat ini tak begitu buruk. Jika ini soal senior-senior yang agak menyebalkan, itu sudah pasti harus dia abaikan.

Contohnya Pak Harry yang sebenarnya sangat baik, tak seperti kesan di awal dia bertemu dengannya.

Jadi, walaupun keadaan hatinya masih terasa kacau karena masalahnya dengan Kyra, dia malah jadi lebih bersemangat dalam bekerja.

Terhitung sudah dua Minggu berada di sini, Jimmy merasa tak ada kendala yang berarti. Semuanya lancar, karena dia menjalaninya dengan hati yang ikhlas.

Hari ini saja, sangking semangatnya dia bahkan menjadi karyawan yang berangkat paling pagi ke tempat kerjanya.

Lorong-lorong di gedung tersebut masih kosong, Jimmy pun menunggu yang lainnya dengan mengitari satu persatu ruangan untuk menepis rasa bosan.

Hingga perhatiannya tertuju pada satu tumpukan kain yang terlihat tak tertata begitu rapi.

Jimmy berinisiatif untuk menata ulang, karena khawatir akan berbahaya nantinya jika terus dibiarkan.

Dengan bermodal tangga lipat, dia mencoba mengaturnya dari gulungan kain paling atas. Tapi mungkin karena tak berpikir secara jauh, Jimmy jadi lupa kalau sebenarnya dia akan membutuhkan seseorang yang harus menerima gulungan kain tersebut dari arah bawahnya.

Jimmy jadi bingung sendiri. Dia sudah tanggung juga memegang gulungan kain tersebut.

Satu-satunya harapan Jimmy kini adalah semoga ada satu orang saja yang datang untuk membantunya.

Menunggu dengan tubuh yang semakin pegal, Jimmy malah tak sengaja menjatuhkan kain yang berada di atas pundaknya.

Dan yang paling sialnya, gulungan kain itu malah membuat tangga lipat yang dia naiki sedikit bergeser.

Karena terkejut, Jimmy pun dengan refleks berpegangan pada apapun yang ada di hadapannya.

Sudah jelas tumpukan kain-kainnya tidak tersusun rata, dan apa yang Jimmy lakukan malah membuat itu semua terjatuh bersama dirinya yang langsung menimpa lantai.

Tubuh Jimmy seakan menghilang di balik tumpukan kain tersebut.

Kepalanya membentur terlebih dahulu, pandangannya memburam seketika.

Debu halus yang berterbangan pun membuat napasnya terasa sesak.

Selama beberapa menit dia masih bisa bertahan dengan rasa pusing yang kian menjadi.

Namun tak lama setelah itu, dia akhirnya tak sadarkan diri, karena sudah terlalu lama terhimpit.

Semuanya berubah gelap. Sebelum kesadarannya menghilang, Jimmy sempat berusaha meminta tolong dengan sisa suaranya yang lirih.

•••


"Nona, sepertinya pekerja baru kita sudah siuman."

Setelah hening yang sejak tadi mengisi, Jimmy akhirnya bisa mendengar suara dan membuka matanya secara perlahan.

Dia kini tengah berada di ruang medis yang berada di tempat kerjanya.

Jimmy belum bisa banyak bergerak, beberapa bagian tubuhnya pun terasa sakit dan pegal. Yang paling mendominasi adalah rasa berdenyut yang ada di bagian pelipisnya.

Kepala Jimmy terdapat lebam dan yang membiru dan lumayan parah.

Mencoba menyadarkan diri sepenuhnya, dia jadi penasaran, suara samar dari mana yang sejak tadi dia dengar.

Boyfriend To Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang