22. Airport

288 84 70
                                    

Siapkan diri, di chapter ini Jimmy pulang, Guys! Mari kita sambut dengan pelukan hangat.

Siapkan diri, di chapter ini Jimmy pulang, Guys! Mari kita sambut dengan pelukan hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🖤🖤

Tinggal menghitung Minggu, Jimmy sudah disibukkan dengan tugas akhirnya, yang harus kembali dia ulang akibat kesalahannya.

Kampusnya sangat tegas, dan tak menerima lagi judul ataupun isi skripsi yang sama seperti sebelumnya.

Berat memang.

Dia bahkan harus rela untuk berhenti bekerja mulai dua hari ke depan. Meski awalnya tidak setuju, tapi pada akhirnya dia menuruti saran dari orang tuanya tersebut.

"Kau bisa kelelahan, dan tak bisa fokus jika terlalu banyak yang harus kau kerjakan."

Jimmy berusaha keras untuk lulus tahun ini. Dia ingin segera kembali, dan pulang dengan membanggakan nantinya.

Hari demi hari tak terasa dia lalui.

Semangatnya masih bersumber dari dukungan orang-orang terdekatnya, terutama sang ibunda dan tentu saja Kyra.

Meski selama beberapa Minggu ini, komunikasi mereka sering kali terhambat akibat kesibukan masing-masing.

Saat Jimmy sedang memiliki banyak waktu, malah Kyra yang sedang sibuk. Begitupun sebaliknya.

Mereka lebih seringnya saling bertukar pesan dalam jeda waktu yang lama. Tak bisa saling membalas pada saat itu juga.

Contohnya saja pagi ini.

Jimmy baru menerima pesan balasan dari Kyra saat dia tertidur. Padahal, Jimmy mengirim pesan pada Kyra ketika dia baru pulang dari tempat bekerjanya.

Perbedaan waktu juga menjadi alasan utama mereka.

Sejujurnya, Jimmy selalu kebingungan ketika harus mengirimkan pesan pada Kyra. Dia mulai kehilangan bahan pembicaraan. Karena sepertinya, setiap pembahasan---sewajarnya---sudah pernah mereka bahas juga.

Apalagi, status 'hanya sahabat' menjadi sebuah batasan baginya untuk tak bisa berlaku lebih jauh.

Mungkin, hari ini dia tak usah mengirim pesan pada Kyra? Dan memilih menunggu gadis itu yang mengirim pesan padanya saja.

Jimmy baru saja mengemas buku-buku ke dalam tasnya. Pagi ini dia harus datang ke kampus untuk menemui salah satu dosen pembimbingnya.

Jimmy memasang jaketnya sebelum keluar dari dalam kamar, satu tangannya menggenggam ponsel yang hendak dia masukkan ke dalam saku celana.

Karena terburu-buru, dia tak sempat menunggu bus, dan memutuskan untuk menaiki taksi.

Setibanya di kampus, Jimmy benar-benar fokus pada tugasnya. Tak ada waktu bagi dia untuk mengalihkan perhatian pada hal lain.

Melihat ponsel pun bisa dia lakukan ketika sampai di tempat kerja.

Jimmy berangkat ke restoran cepat saji tersebut dengan tergesa pula. Dia hampir telat karena terlalu lama berada di kampus.

Boyfriend To Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang