Ke esokan harinya aldo kembali sekolah karena dirasa keadaannya sudah mulai membaik.
Aldo, gara, gracio, dan zio sudah sampai di sekolah namun kini aldo berangkat menggunakan mobil bersama freya.
"biar aku bantu do" ucap freya membantu aldo keluar dari mobilnya.
"Lo kalo masih ngerasa sakit mending izin dulu deh do" suruh zio yang di angguki ketiganya.
"Ga ah males gue kalo di rumah, bosen" jawab aldo.
"Kasian noh freya jadi harus bareng lo mulu" ucap gara.
"Dih, dia aja ga masalah yakan fre?" tanya aldo yang di angguki freya.
"Iya gapapa ko" jawab freya.
"Yaudah deh, ayo ke kelas biar gue bantu" ucap gara namun aldo menepis tangan gara yang sempat memegang bahunya.
"Lah Nape lu?" tanya gara.
"Gue sama freya aja, ogah sama lo. ayok fre bantu aku ke kelas" ucap aldo dengan langsung freya pun memapah aldo menuju kelasnya.
"harusnya ga panas ya, soalnya kemaren bilang nya gasuka" sindir chika pasalnya ashel sedang memperhatikan aldo bersama freya.
"apaan sih kamu chik, panas kenapa coba?" elak ashel lalu pergi meninggalkan chika.
"Hadeuhhh masih aja ngeles" ucap chika menyusul ashel.
"Makasih fre" ucap aldo tersenyum manis.
"sama sama, yaudah do aku mau ke ruang kepsek dulu sebelah mana ya?" tanya freya.
"Kamu lurus aja lewatin tiga kelas dari sini belok kanan, nah itu ruang kepsek" jawab aldo yang di angguki freya.
"makasih do aku pergi dulu" pamit freya lalu pergi.
"lewatin tiga kelas terus belok... emm belok kiri apa kanan ya?" fikir freya lupa.
"emm kak maaf mau tanya, kalo ruang kepsek di sebelah mana ya?" tanya freya pada ashel dan chika.
"selain cantik anak ini juga sopan, bagus deh biar aldo ga ngejar-ngejar aku mulu" batin ashel.
"Kak?" panggil freya.
"kamu belok kanan terus nanti ada namanya ko ruang Kepala sekolah" jawab chika.
"makasih kak, aku permisi" ucap freya sopan lalu pergi meninggalkan chika dan ashel.
"Melamun mulu, mikirin apa sih?" ucap chika menyadarkan ashel dari lamunannya.
"Eh anak tadi kemana?" tanya ashel.
"Ya udah pergi lah, kamu si bengong mulu. makanya jangan mikirin aldo terus" ucap chika mengejek.
"Dih siapa yang mikirin aldo" ucap ashel namun chika hanya memutar bola matanya malas.
"Cape ah ngomong sama orang gengsian" ucap chika lalu pergi mendahului ashel.
"yang bersangkutan siapa yang rusuh siapa" guman ashel lalu ikut menyusul chika.
Waktu istirahat tiba. Semua murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi kekosongan perut mereka, termasuk 4 bad boy sekolah itu.
"Fre sini!" panggil aldo.
Freya pun menghampiri meja aldo ddk bersama 1 temannya.
"sini aja fre gabung" ajak aldo yang di angguki freya.
"Loh kakak kan yang waktu itu.." ucap gracio mengingat.
"Ehh kak tunggu dulu"
"Nama kaka siapa?"
"Anin"
"Aku mau nanya nih kak"
"Tanya apa?"
"Kaka tau ga aku itu kaya mentega, dan kaka itu seperti wajan panas"
"Kenapa?"
"Soalnya pas lihat wajah kaka, aku meleleh"
"Maaf aku sibuk"
"Yang waktu itu nolak aku gombalin kan ya?" tanya gracio setelah mengingat orang yang bersama freya itu.
"Dia ka anin, tetangga komplek gue dan orang yang udah ngasih bukti berupa video yang sempet kita tonton itu" bukan anin yang menjawab melainkan gara.
"Kalian tetanggaan?" tanya gracio dan di angguki anin.
"Gara kok lo ga pernah bilang sama gue?" bisik cio.
"Inceran gue nih, bae-bae lo" jawab gara tak kalah berbisik.
"bisik-bisik apaan sih kalian?" tanya aldo.
"Gada ko" jawab gracio sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Pesanan datangg" ucap zio sambil menyimpan beberapa pesanan teman-temannya.
"loh, ka anin kan?" tanya zio.
"iya zi" jawab anin ramah.
"lo kenal juga zi?" tanya gracio.
"yang sempet nolak godaan lo kan?" tanya zio menahan tawanya.
"ck, jangan di ingetin itunya dong ka gue malu" ucap gracio.
"yaelah yo becanda gue, ka anin kan tetangga nya si gara dan anak kesenian juga satu ekskul sama gue" jawab zio.
"Fre, ka anin kalian udah pesen?" tanya aldo.
"Udah ko di tinggal nunggu pesenan nya dateng aja" jawab freya yang di angguki anin.
"Btw kalian sekelas? gue kira freya se angkatan kita" tanya gracio.
"Aku emang seumuran sama kalian, cuma dulu aku sekolahnya lebih cepet" jawab freya dan gracio pun hanya mengangguk paham.
Gara berdiri dari duduknya dan berpindah tempat ke tempat zio.
"Apa sih lo ra?!" kesal zio yang hendak memakan baksonya.
"Lo pindah deh zi, ada yang mau gue omongin sama ka anin" ucap gara. Mau tak mau zio pun mengalah.
"Modus aje lo" guman zio.
Gara pun duduk di sebelah anin.
"emm..kak, thanks banget ya udah ngasih video itu ke aku, jujur kalo kaka ga kasih video nya, kita ga ada bukti ke Kepala sekolah kalo sebenernya kita itu gak salah" ucap gara.
"sama-sama, lagian malem itu aku kan ada di tempat kalian balap juga" Jawa anin.
"Hah? ngapain ka anin di tempat balap?" tanya aldo.
"Aku kan suka motor juga, dan kebetulan aku lewat situ. Eh ada kalian jadi aku liat deh" jawab anin.
"gilee udah cantik suka motor lagi, keren ka anin" puji zio dan anin hanya menanggapinya dengan senyuman.
"btw kak nanti pulang bareng aku ya, itung-itung sebagai ucapan terimakasih" ucap gara.
"Hueeekkk, hueeekkk"
"Eh eh lo kenapa yo?" tanya zio.
"Gue keselek modusnya buaya zi" ucap zio dan seketika meja mereka di penuhi dengan tawa ke lima nya.
"Ekhem,, udah kali liatainnya" dehem shani.
Ashel langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
"merhatiin apa si kamu yang?" tanya badrun ada chika.
"ah,, e-engga ko. nih abisin dikit lagi" ucap chika sambil menguapi nasi goreng pada mulut badrun kekasihnya
"dia duduk sama siapa si? mana kayanya deket banget lagi"
____________________________________
Hayooo nunggu cerita ini up ga??
See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy & Osis [END]✅
Teen FictionSesungguhnya saya gabisa bikin deskripsi tapi kalo penasaran baca aja ya 👍 Cinta - Dendam - dan Penghianatan Jangan sangkut pautkan cerita ini di real life sebab ini hanya karangan author semata!! Jangan lupa vote & follow ya wk