PART 23

7.3K 717 24
                                    

Sabi kali klik ⭐ sebelum baca wkwk

Happy Reading

______________________________________

"ekhem, kalo pacaran ga harus di toilet juga kali" ucap chika sontak gara pun melepaskan pelukan itu.

"Dih, emang ini sekolah punya lo?" tanya gara.

"kegiatan lo ini mengganggu sabtu siang gue tau gak!" kesal chika.

"lah bodo amat, emang gue peduli" ucap gara lalu chika pun masuk ke dalam toilet.

"maaf ra" ucap anin.

"Gapapa ka, santai aja" jawab gara sambil tersenyum.

"Ngapain sih pake pelukan gitu, gatel banget" guman chika sambil mencuci tangannya.

"Ekhem, kalo cemburu mah bilang aja kali" dehem gara di balik tembok.

Chika membulatkan matanya. "aduhh gue kira dia udah pergi, astaga chika chika" batin chika.

"Siapa yang cemburu?" elak chika membalikan tubuhnya.

"Ya lo lah, masa tembok" jawab gara.

"Gue ga cemburu ya, lagian ngapain gue harus cemburu sama lo ogah banget" ucap chika malas.

"Yakin ga cemburu? Kalo gue jadian sama ka anin kek nya Oke juga" ucap gara sambil mengelus dagunya.

"y-ya pacaran aja, apa hubungannya sama gue?" tanya chika.

"ya emang gada sih, yaudah deh gue duluan ya" ucap gara hendak pergi namun ia malah mundur kembali.

"btw, pacar lo si badrun lagi sama cewe di kelas gue" ucap gara lalu pergi meninggalkan chika.

"bodo amat ga peduli" guman chika lalu ikut keluar dari toilet.

Gara pun kembali ke meja teman-temannya.

"Lama banget lo" ucap zio.

"Biasa panggilan alam" jawab gara sambil mengangkat alisnya.

"Kirain panggilan Tuhan" ucap aldo.

"Astaghfirullahalazim kamu ini berdosa banget" ucap gara sambil menirukan gaya anak kecil.

"Jijik tau gak ra" ucap aldo.

"Anjir korban tiktok ahahha" tawa zio dan gracio.

"Emm btw, gue mau minta bantuan nih" ucap zio.

"Bantuan apa?" tanya aldo yang di angguki gara dan gracio.

"gue minta lo bertig-"

Trenggg trenggg

"lanjut part 2 zi, udah bel AHAHA" tawa gara di ikuti aldo dan gracio.

"Anying gue serius juga" kesal zio lalu ikut pergi menyusul teman-temannya.

Waktu pembelajaran selesai semua murid berhamburan keluar dari kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

"Do, Ra, yo, mau yaaa plisss" pinta zio sambil menyusul jalan mereka.

"Ayolah doo raa yoo" ucap zio lagi sambil menarik tangan gara.

"ck, lo kalo minta bantuan yang beneran dikit kek zi, lo kira kita apaan pake harus siapain ayam warna warni" ucap gara.

"Iya anjir, di kota begini jarang ye ayam kek gitu" ucap gracio.

"udah deh ayam goreng aja ayam goreng" ucap aldo.

"Ah katanya kawan, bestfriend, masa diminta tolongin aja gamau" kesal zio sambil menghempaskan tangan gara.

"Anak bu sania tolong banget ya, kalo minta bantuan yang wajaran dikit, jangan ayam warna warni juga lo mintain" ucap gara greget.

"Emang buat apa sih ayam warna?" tanya aldo.

"Buat nembak cepio lah" jawab zio.

"Ga zi ga lo bukan kawan kita" ucap gracio.

"Huaaaa mamaaaaaaa" rengek zio di parkiran yang membuat para murid melihat ke arah mereka berempat.

"Mam- pfttttttt" teriak zee lagi namun dengan cepat gara membungkamnya.

"Oke kita bantu. Kapan lo butuh ayam nya?" tanya gara.

"Jam 5 sore Oke, gue tunggu di taman, nanti gue sherlock" ucap zio lalu menaiki motornya dan melaju lebih dulu.

"Temen lo ra" ucap gracio.

"Temen lo juga ya, ayo deh kita cari tu ayam" ucap gara lalu menaiki motornya di susul dengan aldo dan gracio.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore namun ketiga laki-laki itu belum juga menemukan penjual ayam warna warni. Mereka sudah mencarinya namun nihil, tak ada satu ekor pun ayam warna warni yang mereka temukan.

"Sejam lagi anjir, si zi emang nyusahin ye" ucap aldo.

"Nyari kemana lagi coba, susah banget tu ayam" timpal gara.

"Kenapa ga beli ayam kecil aja terus kita warnain?" tanya gracio.

"Yo?" tanya gara dan aldo bersamaan.

"Apa?" jawab gracio bingung.

"LO KENAPA GA BILANG DARI TADI DODOL KAN KITA GA HARUS CAPE KELILING KAYA GINI!" teriak gara dengan aldo.

"Ya namanya juga namanya" jawab gracio sambil menggaruk tengku nya yang tak gatal.

Mereka bertiga menjalankan kembali motornya dan pergi ke sebuah tempat ternak ayam.

Setelah mendapatkan sekitar 20 ekor anak ayam, mereka langsung membeli pewarna dan mewarnai ayam tersebut.

"cape gue ni kaya gini" ucap gracio dengan segala warna sudah menempel di tangannya.

"iya gue juga cape, pegel ni tangan warnain mulu" ucap gara.

Drett drett

"Nah handphone siapa tuh?" tanya gracio.

"Bukan gue" jawab gara.

"handphone gue" ucap aldo lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo" ucap aldo

"Halo, gimana udah dapet ayamnya?"

"Kaga ada" jawab aldo

"Ah kalian gimana sih?! Masa gitu aja ga bisa"

"Heh kampret lo kira nyari ayam warna gampang apa?! susah anjir udah jarang" timpal gara.

"Gamau tau, 10 menit tu ayam udah ada. Gue tunggu lokasinya udah gue shere ya" ucap zio lalu menutup panggilan.

"ayo cabut sekarang" ucap aldo dan kedua nya mengangguk.

Tak lama kemudian aldo, gara, dan gracio sampai di tempat yang sudah zio berikan.

"sini!" panggil zio ada ketiganya.

"lo siapin ini sendiri?" tanya aldo.

"ya engga lah, gue suruh orang" jawab zio.

"Terus lo ngapain aja daritadi?" tanya gracio.

"Duduk sambil ngopi liatin mereka dan nunggu kalian" jawab zio santai.

Mereka bertiga mengusap wajahnya kasar.

"ZIOOOOOO!!!!" teriak ketiganya di terlihat sangat kesal.

"hehe piss✌🏻" jawab zio sambil mengangkat dua jarinya.

______________________________________























Wahhh fiozee nehhh








See you next part...

Bad boy & Osis [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang