Citra yang terus melangkah kan kakinya menuju ke rooftop, entah apa yang membuat nya berpikir untuk pergi ke sana. Ia merasa seperti ada seseorang yang menarik nya untuk pergi ke tempat itu.
Dengan air mata yang terus mengalir, Citra menaiki anak tangga sambil berlari kecil. Sesampainya di sana ia melihat ada seorang laki-laki yang sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya.
Citra berhenti sejenak untuk menyengkal air matanya. "Rangga." Seru Citra
"Citra," ucap Rangga yang bergegas berdiri dan menghampiri Citra. "Kamu kenapa, Ra? Kamu nangis? Siapa yang buat kamu nangis, bilang sama aku." Tanya Rangga tanpa henti-hentinya.
Citra tak langsung menjawab, ia malah memeluk tubuh Rangga dan itu membuat Rangga bingung, ada apa sebenarnya dengan Citra.
Rangga membiar kan Citra menangis di pelukan nya terlebih dahulu, ia mengelus rambut Citra dengan lembut. Setelah semua nya terlihat tenang Rangga mulai menanyakan keadaan Citra.
"Hhmm, gimana udah tenang?" Tanya Rangga.
Citra menganggukkan kepalanya, "Rangga, aku ngerasa bersalah banget." Ucap Citra yang mulai bercerita.
"Bersalah gimana, Ra?" Tanya Rangga.
"Aku ngebentak Fajri, Rang." Seru Citra.
"Kamu ngebentak kaya gimana, coba cerita pelan-pelan." Sahut Rangga yang siap mendengar kan Citra bercerita.
Citra mulai menceritakan kejadian dimana ia membentak Fajri, dari awal ia datang hingga ia pergi menuju ke rooftop. Rangga yang mendengar itu hanya bisa diam, sebab ia juga bingung harus menanggapi nya seperti apa.
"Jujur rang, aku ga sengaja bentak Fajri. Entah kenapa hati aku kaya ngerasa risi gitu pas liat Fajri." Seru Citra.
"Hmmm, kalo aku boleh nanya. Sekarang apa yang sedang kamu rasa kan?" Tanya Rangga.
"Aku ga tau, hati aku kaya ngerasa ga enak aja gitu. Apa jangan-jangan ini efek karena aku ngerasa bersalah sama kamu ya." Ucap Citra
"Ra, itu ga mungkin, gini aja deh mendingan kita balik aja dulu yuk ke kelas, terus kamu minta maaf yah sama Fajri. Ungkapin aja apa yang sedang kamu rasa saat ini." Bujuk Rangga.
Citra hanya mengangguk saja dan bergegas berdiri untuk pergi ke kelas dan meminta maaf atas perilaku nya tadi.
^^^^^^^^^^^^^^^^
"Emang apa kaitannya sama Rangga?" Tanya Juna
"Yaa, gue kan cuman nebak aj sih." Seru Keyla
"Tapi, yang Lo bilang itu kaya ada bener nya."ucap Gista.
"Kenapa kamu bisa berpikir kaya gitu?" Tanya Aldo
"Aku sih mikir nya tuh, Citra kaya belum sepenuhnya Cinta sama Fajri." Seru Gista.
"Kalo Citra belum sepenuhnya cinta sama Fajri, kenapa dia harus Nerima cinta nya Fajri." Seru juna
Disya yang hanya bisa diam saja ia yang tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, ia pun dengan berpura-pura membuka buku.
"Ehemm, apa cuman gue yang sama sekali ga ngerti apa yang Lo pada bahas, Lo ngerti ga, faj." Tegur Disya.
Fajri tak menjawab ia hanya diam dan sama sekali tak menghiraukan ucapan teman-teman nya, pikiraan nya saat ini sedang kacau ia tak tau apa sedang terjadi terhadap Citra, apa kah ia salah karena terlalu cepat mengungkapkan perasaan nya?
Terlihat di ambang pintu Citra masuk dan di ikuti oleh Rangga di belakang nya, Keyla berserta teman-teman yg melihat itu hanya bisa saling pandang memandang. Yang di ucapkan Keyla ada benarnya, Fajri yang melihat itu dengan cepat ia menghampiri Citra dan menarik tangannya untuk pergi keluar, namun Rangga menegurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Break
Teen FictionPercintaan atau persahabatan? Mampukah seorang gadis mempertahankan persahabatan nya? Yang hampir hancur hanya karena kesalahpahaman. Dan. . . Mampukah ia juga mempertahankan Cinta nya? Yang di ambang oleh kematian. Mau tau gimana ceritanya? Yuk ma...