kesalah pahaman

41 20 36
                                    

"Omm sebaiknya kita ngomong secara baik-baik aja." Ucap Juna yang menahan tangan papa Disya.

Juna yang tiba-tiba hadir di sana, membuat semua orang terdiam tepat nya kedua orang tua Juna, tatapan mata Juna sulit untuk di artikan. Namun hati nya tak akan tega melihat wanita yang ingin ia nikahi harus di tampar begitu saja

"Kamuu, semua ini terjadi karena kamu." Bentak papa Juna yang melepaskan tangan nya dari pegangan tangan Juna

"Juna kenapa kamu datang kemari?" Tanya bokap Juna

"Seharusnya papa dan mama bicara dulu sama Juna kalo mau ke sini, kenapa kalian datang ke sini tanpa sepengetahuan Juna." Serunya

"Juna sayang, dengarin mama yah seb.."

"Udah ma, sekarang biarin Juna yang ngomong di sini." Cengkal Juna

"Apa yang bisa kamu jelasin, hah." Bentak papa Juna

"Om, sebaiknya dengarin dulu." Tegur Fajri

Disini yang ikut hanya Fajri dan Rangga, sebab Aldo sedang menemani Gista berbelanja kebutuhan rumah tangga.

Ia pun melihat kedua orang tua Disya, dan maju di depan disya. Melihat keberanian Juna membuat Disya semakin yakin untuk menerima nya sebagai suaminya.

"Tante, om. Sebelumnya Juna mau minta maaf atas perbuatan yang udah Juna lakuin sama anak kalian. Sebenarnya ini salah Juna bukan salah Disya. Maka dari itu juna mau minta izin nikahin Disya, semoga kalian berdua memberi kan restu untuk kita berdua." Jelas nya panjang lebar.

Mendengar Tuturan kata Juna nya semakin membuat Disya menangis, bagaimana bisa seorang lelaki seperti Juna bisa seberani ini kepadanya. Tangan serta badannya masih bergemetaran, Juna ingin merangkul tubuh Disya namun ia tak bisa melakukan itu

"Apakah kamu yakin ingin menikah di usia sekarang?" Tanya papa Disya.

"Insya Allah, Juna yakin om. Asalkan kalian memberi restu kepada kami."

Secara tiba-tiba mama Disya memeluk tubuh juna, ada rasa haru serta bahagia di hati Juna Mendapatkann pelukan dari nyokap disya. Begitu pun mama Juna ia mendekati anaknya dan mengelus-elus rambut Juna.

"Tante ga nyangka kalo kamu mau bertanggung jawab dan seberani ini, sungguh Tante bangga sama kamu nak." Seru Mama Disya.

"Mama juga bangga sama kamu nak, terima kasih sudah membuktikan kepada kita semua." Ucapnya.

"Menurut om, lebih baik kalian bertunangan saja dulu, soal nikah saya belum yakin. Sebab kalian masih sekolah." Saran papa Disya.

"Saya setuju dengan mu, Juna papa harap kalian berdua tidak keberatan. Dan papa ingin pertunangan itu di lakukan besok. Papa juga ingin pertunangan kalian jangan sampai ada yang tau." Ucapnya

Disya semakin merasa tertekan walaupun belum di izinkan menikah, pertunangan juga sama hal nya bagi Disya. Mereka yang baru menyadari kalo Citra sedari tadi berteriak di kamar Disya, Disya bergegas menuju kamarnya dan membuka kunci tersebut.

"Disya, gimana? Lu baik-baik aj kan." Khawatir citra

"Gue ga papa kok, yuk turun." Ajak nya sembari tersenyum.

Citra yang masih bingung ia pun meminta jawaban dari Disya apa yang telah terjadi selama dirinya di kamar. Disya menjelaskan semuanya hingga Citra tersenyum dan memeluk Disya.

"Hhhmmm, syukur deh kalo semua nya baik-baik aja." Tegur Citra.

Karena sudah terlalu sore Citra pamit ingin pulang, begitu pun dengan yang lain. Fajri yang secara tiba-tiba menggenggam tangan Citra dan mengajaknya naik mobil nya. Tapi Citra menolak nya, sebab ia ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

Friendship BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang