"jadi Adek saya sudah boleh pulang hari ini dok?" Tanya Siska
"Iya mbak, tapi menurut saya sebaiknya adeknya harus lebih memperhatikan kesehatan dan makanannya, sebab selain ia mengalami depresi Adek mbak juga mengalami maag." Jelas dokter.
"Baik lah dok saya akan mengingat pesan ini, sebelumnya terimakasih sudah merawat adek saya." Ucap Siska
Setelah mejelaskan tentang kondisi Gista Dokter tersebut pergi keluar, didalam kamar itu hanya tersisa Gista dan sang kakak. Hari ini Gista akan pulang namun kedua orang tua nya memang sengaja tak menjemputnya sebab itu permintaan Gista sendiri.
Disisi kamar Gista yang masih duduk didepan jendela rumah sakit, Siska yang melihat sang adik sedang melamun disana ia pun menghampirinya.
"Kenapa? Lo masih mikirin Aldo?"tanya Siska
Gista tersebut kikuk hatinya terasa sakit jika mengingat kejadian dimana ia harus memutuskan hubungannya dengan Aldo. "Gak ada yang gue pikirin kok, entah kenapa otak gue terasa kosong saat ini." Jelas Gista
"Saran gue sih lebih baik Lo lupain Aldo, gak ada gunanya mikirin hal yang malah membuat Lo sakit hati." Ucap Siska
"Bakal gue usahain kak." Seru Gista.
*****************************************
"Ini seriussaan Markasnya Zero." Tanya Rangga
"Gue yakin banget ini markasnya zero, kata anak-anak sih zero sering nginap disini." Jelas Dimas
Juna yang tak mau basa-basi lagi, ia langsung menerobos masuk begitu saja namun untungnya Rangga dengan cepat memegang tangan kanan Juna hingga membuat pergerakan Juna terhenti.
"Sabar dong Jun, kita gak bisa masuk gitu aja. Lo tau sendirikan zero pasti ga sendiri dimarkas ini." Tegur Rangga
"Gue khawatir banget sama Disya, dan satu hal gue gak perduli kalo gue harus mati disini asalkan Disya selamat." Bentak Juna
"Tapi yang dikatakan sama Rangga itu benar, kita cuman bertiga sedangkan didalam sana pasti banyak orang kan, gimana kalo gue hubungin anak-anak Yang lain biar bisa bantu kita disini." Seru Dimas
Juna hanya bisa pasrah memang benar yang dikatakan oleh teman-temannya mana mungkin mereka masuk dengan kondisi kekurangan orang, tentu saja pasti mereka akan kalah. Dimas yang dengan cepat menghubungi semua teman-temanya untuk membantu Juna menyelamatkan Disya.
Dan saat ini Disya yang terus berusaha untuk melepaskan diri, bayangkan saja tangan berserta kaki yang di ikat dengan tali. Melihat kondisi Disya yang begitu lemah justru membuat zero senang ia terus saja tersenyum puas melihat penderita Disya.
"Woyy Kukang, lepasin guee. Lo gak tau hah, siapa yang udah Lo tahan." Bentak Disya
"Sssstt gak usah berisik, mending Lo diem atau Lo bakal dapat akibatnya."tegur Zero
"Gue sama sekali kagak takut sama ancaman Lo itu. Gue ingatin ya Juna pasti nolongin gue dan ga akan biarin gue terluka sedikitpun." Seru Disya
"Kita liat aja apa benar Juna akan datang. Klo gue pikir sih dia ga akan nolongin Lo." Ucap Zero seraya tertawa puas.
Disya yang hanya bisa berdoa dan berharap semoga Juna segera datang, kalo tidak nyawanya akan dalam bahaya. Disya tak ingin menangis dan tak mau terlihat lemah di depan zero sebab jika ia bersikap seperti itu tentu zero akan semakin membuatnya menderita
Saat semua teman Juna sudah berkumpul mereka pun merencanakan strategi untuk bisa masuk secara diam-diam, mereka pun membagi tim menjadi tiga bagian tim juna akan masuk lewat pintu depan sedangkan tima kedua akan masuk lewat belakang dan tim terakhir akan tetap menunggu diluar untuk berjaga-jaga.
"Gila sih ini markas gede banget gimana cara kita mencari Disya coba." Keluh Dimas
"Gimana kalo kita berpencar aja, jadi ada yang ke kanan ada yang naik keatas dan yang lain juga pergi ke beberapa pintu." Jelas Rangga.
Setelah memutuskan itu, semuanya pun bergegas pergi Juna yang lebih memilih untuk naik kelantai atas entah mengapa ia merasa kalo Disya ada disana.
Citra berserta Keyla yang berada di rumah masih menunggu kabar dari Juna maupun Rangga, jujur saja sebagai sahabat mereka juga khawatir terhadap Disya. Walaupun Disya tipe cewe yang ceroboh juga cerewet mereka tetap menyayangi Disya sebagai suadara sendiri
"Gimana Key, sudah ada kabar tentang Disya?" Tanya Citra
"Belum ada nih! Gue juga sempat nelpon Juna tapi sama sekali belum dijawab." Seru Keyla
"Gue harap Disya baik-baik aj." Ucap Citra dan di anggukan oleh Keyla
Citra dan Keyla yang masih setia menunggu kabar dari Juna mereka berharap semoga saja Juna bisa menyelamatkan Disya dengan tepat waktu. Disela-sela itu tak lama terdengar suara seseorang yang berteriak hingga membuat Citra dan Keyla saling pandang
Keduanya pun mengintip dibalik jendela setelah melihat betapa terkejutnya Citra ketika kakaknya sedang memukuli seseorang disana, ia pun bergegas berlari menuju keluar.
"KAK FAJAR!" teriak Citra.
"Ngapain Lo datang kerumah gue hah, belum puas Lo bikin adek gue sakit hati hah." Bentak Fajar.
"Kak fajar udahh! Kasihan Fajri udah babak belur kaya gini." Ucap Citra yang menghalangi sang kakak.
"Hukh hukh".
Fajri yang sedari tadi menahan rasa sesak didadanya akibat Fajar terlalu kuat memegangi lehernya sehingga membuat dirinya susah untuk bernafas. Melihat kondisi Fajri membuat Citra khawatir walaupun ia enggan untuk menatap Fajri namun tetap saja ia tak tega jika Fajri terluka seperti itu.
"Kakak kenapa sihh! Ga seharusnya kak main pukul kaya gini." Bentak Citra
"Tapi dia udah bikin Lo sakit hati dan gue gak terima itu." Seru Fajar
"Kakak tau apa hah, walaupun begitu Rara tetap ga rela kalo kakak main pukul gitu aja." Pekik Citra.
"Kak fajar mending masuk aja kedalam gak enak di liat sama tetangga disini." Bujuk Keyla
Dengan wajah kesal Fajar masuk kedalam rumah, tanpa disadari Fajri diam-diam tersenyum melihat sikap Citra kepada dirinya. Terlihat kalo Citra masih mencintai dirinya karena suasana sudah membaik Citra melepaskan pegangannya dari Fajri dan membalikkan badannya ia melangkahkan kakinya dan berhenti di samping Keyla
"Key tolong Lo bersihin luka Fajri." Pinta Citra
Setelah Citra pergi Keyla membenarkan posisi duduk Fajri dan mulai membersihkan luka yang ada di wajahnya. Rintihan yang dikeluarkan oleh Fajri bisa Keyla rasakan
"Key, menurut Lo gue pantas gak sih buat Citra?"
🌸🌸🌸🌸🌸
Naysilla _kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Break
Fiksi RemajaPercintaan atau persahabatan? Mampukah seorang gadis mempertahankan persahabatan nya? Yang hampir hancur hanya karena kesalahpahaman. Dan. . . Mampukah ia juga mempertahankan Cinta nya? Yang di ambang oleh kematian. Mau tau gimana ceritanya? Yuk ma...