"aaaawwww, Kepala gue."
"Busett dah, kalo mau ngerem mendadak pikir-pikir dulu dong, faj." ucap Juna yang membantu Disya kembali ke tempat duduk.
Tak ada jawaban dari Fajri, ia menatap mobil Rangga yang mulai jauh. Sejujur nya hati fajri sedang tidak baik-baik saja, tangan nya pun mengepal kuat di setiran mobil, apa lagi saat Juna menceritakan tentang Rangga. Citra bisa melihat perubahan ekspresi wajah Fajri, ia tau kalo saat ini Fajri sedang cemburu. Perlahan Citra memegang bahu Fajri dan memberikan senyuman manis, namun Fajri tak membalas senyuman itu.
"Jo, ke depan! Lu yang nyetir." Tegas Fajri
"Lahh kenapa gue" ucap Juna bingung
"Ga usah banyak bacot, ke depan sekarang."
"Ya udah sihh, santai aj ngapa ga usah ngegas. Ayoo sya, ke depan."tegur Juna
"Ga usah, Lu di situ aja."
Melihat tingkah aneh Fajri semakin membuat nya bingung, kenapa dia bersikap seperti itu padahal awal nya baik-baik saja namun dalam sekejap saja sikap nya berubah. Citra mempalingkan wajahnya ke belakang dan memberikan kode kepada Disya untuk tetap diam di tempat saja, Disya yang melihat itu hanya mengangguk.
Tanpa banyak bicara mereka melanjutkan perjalanan, sebelum belok menuju rumah Fajri, ia sempat berpesan untuk menjaga Citra dan mengantar sampai ke rumah dengan selamat.
"Jo ingat ya pesan gue, lu harus antar Citra sampe rumah. Awas aja lu turunin dia di depan gang, ga gue anggap teman lagi lu." Tegas Fajri
"Iya-iya, santai aj sama gue bakal gue antar sampe rumah. Kalo perlu gue tungguin sampe Citra masuk ke dalam rumah" kesal Juna
Fajri turun dari mobil dan langsung masuk, Citra yang melihat itu hanya diam, memang di sepanjang jalan tadi Fajri tak banyak bicara dan tak ada melirik Citra sedikit pun.
Disya yang terus mengelus-elus dahi nya akibat Fajri mengerem mendadak, dahi nya mulai membiru kembali. Juna yang melihat dari kaca spion mobil merasa kasihan kepada Disya.
"Eh iya Cit. Lu di antar ke rumah Keyla atau ke rumah lu nih?" Tanya nya
Tunggu sebentar bukan kah Juna tak tau jika Citra menginap di rumah Keyla lalu mengapa ia menanyakan seperti itu, apa kah Disya telah memberitahu kannya. Sudah bagi Citra itu sudah tidak penting.
"Hhmmm, ke rumah Keyla aja deh."
"Kenapa? Mama lu masih ga izinin lu pulang ya." Seru Disya
"Bukan gitu Sya. Gue harus mastiin dulu keadaan rumah udah baik-baik aja apa belum." Ucap Citra sembari memperhatikan Disya yang sedang sibuk dengan dahinya, "sya, dahi lu makin membiru tuh. Gimana kalo kita ke rumah sakit dulu." Lanjut nya
Disya menggeleng kepalanya dengan cepat, "eh ga usah Palingan besok udah baik-baik aj gue. Lu ga usah khawatir ya" Seru Disya
Bagaimana Citra tak khawatir jika sahabat nya harus dua kali terbentur kursi mobil. Citra adalah tipe orang yang tidak bisa melihat sahabatnya terluka, bagi nya keselamatan sahabat lebih penting.
Dan benar saja Citra tak mungkin langsung pulang begitu saja tanpa izin mama nya, sebab ia tak mau mama nya harus tersakiti lagi. Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya Citra sampai di depan rumah Keyla, ternyata mobil Rangga masih berada di depan halaman rumah Keyla.
Mereka bertiga pun bergegas masuk ke dalam rumah Keyla, ternyata bener saja Rangga masih berada di rumah Keyla begitu pun Aldi dan Gista
"Kok kalian lama sih?" Tanya Gista
"Biasa menikmati perjalanan." Jawab Juna iseng
Rangga yang terus mencari keberadaan Fajri, tapi ia tak menemukan nya. "Fajri mana? Kok kalian cuman bertiga?" Tanya nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Break
Teen FictionPercintaan atau persahabatan? Mampukah seorang gadis mempertahankan persahabatan nya? Yang hampir hancur hanya karena kesalahpahaman. Dan. . . Mampukah ia juga mempertahankan Cinta nya? Yang di ambang oleh kematian. Mau tau gimana ceritanya? Yuk ma...