mundur perlahan

36 15 45
                                    

"Rara, kamu kenapa sih aku ada salah apa sama kamu." Tegur Fajri

"Lepasin tangan gue." Ketus Citra.

"Sayang, kamu marah sama aku kasih tau aku dimana salah aku sama kamu." Bujuk Fajri

"Gue bilang lepasin tangan gue." Bentak Citra

Perlahan Fajri melepaskan pegangan tangannya, ia bingung dengan mengapa sikap nya tiba-tiba berubah, apa ada yang salah dengan dirinya. Citra langsung masuk begitu saja tanpa menghiraukan panggilan Fajri, sebelum ia benar-benar masuk ke dalam rumah Citra sempat mengatakan.

"Kalo lu mau gue maafin sadari dulu kesalahan yang udah lu perbuat, Baru bisa gue maafin." Tegas Citra

"RARRAA, AKU BENAR-BENAR GA TAU APA SALAH AKU RA." TERIAK FAJRI

Citra tak memperdulikan suara Fajri, di balik pintu itu ia menangis menahan rasa sesak di dada nya. Tanpa di sadari fajar melihat sang adik menangis, dengan cepat ia menghampiri Citra.

"Lu kenapa dek, kok nangis? Itu sih Fajri kenapa manggil nama lu Mulu." Tegur Fajar

"Gue lagi ga mau bahas ini kak, lebih baik kakak suruh dia pergi dari sini." Tegas Citra yang berlalu begitu saja.

Fajar yang tak tega melihat sang adik menangis begitu, ia pun keluar dari sana dan menghampiri Fajri, tangan nya sudah terkepal sangat kuat. Secara tiba-tiba ia memegang kerah baju Fajri

"Apa yang udah lu lakuin sama Adek gue hah." Bentak Fajar

"Gue ga ngelakuin apa-apa ka." Ucap Fajri

"Kalo lu ga ngelakuin apa-apa, kenapa Adek gue bisa nangis kaya gitu pasti lu udah buat kesalahan kan." Seru fajar

Fajri terdiam sejenak lalu berpikir, entah mengapa pikiran nya terlintas tentang Moni. Apa kah Citra melihat kejadian itu? Mungkin ini kah penyebab Citra marah kepada nya

"Kak, Citra salah paham, yang dia liat itu ga benar." Ucap fajri

"Maksud lu apa bicara yang jelas." Bentak Fajar

"Gue harus ketemu sama Citra dulu ka." Tegur Fajri

"Ga ada, lu ga boleh nemunin dia kalo lu ga mau ngasih tau gue, mending lu pergi dari sini." Usir fajar

Fajri hanya pasrah ia memutuskan untuk pulang dan akan menghubungi Citra lewat ponsel jika ia sudah sampai di rumah nanti.

Citra yang hanya melihat dari balik jendela nya, hati nya masih terasa nyeri, apa kah nasib nya selalu seperti ini. Dimana baru saja ia berbaikan secara tiba-tiba ada saja yang membuat hati nya terasa sakit. Mata nya terus mengeluarkan air, mungkin dengan menangis rasa sakit nya akan berkurang. Namun nyata nya rasa sakit semakin mendalam,

Citra yang ingin memutuskan untuk tidur, Tiba-tiba ponselnya bergetar ia pun dengan cepat mengambil ponselnya dan melihat siapa yang telah mengirimi nya pesan.

My Boo

|Rara..
Raraa sayangg
Sayangg
Rara, aku mohon dengarin penjelasan aku..
Yang kamu liat itu ga benar Ra.
Aku ga mungkin lakuin itu..
Moni sendiri yang dekatin aku..
Raraa
please balas pesan aku..|

Tangis Citra kembali pecah ketika membaca pesan dari Fajri, ia jadi teringat dengan kejadian itu. Citra tak membalas pesan Fajri, ia langsung memutuskan untuk tidur saja. Sebab kepala nya terasa sakit akibat terlalu banyak menangis.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

"Rangga lu tunggu di sini aja, oh iya kalo lu mau dengar pembicaraan gue sama Moni." Gista mengantung ucapnya, ia mengambil ponsel nya dan menelpon Rangga.

Friendship BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang