Shaffiya Malika athaya, perempuan berumur dua puluh tujuh tahun itu kini sudah kembali menjalani kehidupannya dengan normal. Tidak ada dendam, tidak ada rasa iri dan tidak ada kejahatan lagi di kehidupannya. Kehidupan di masa lalunya sudah cukup memberikannya banyak pelajaran. Dia tak ingin dan tak mau lagi bertindak bodoh seperti dulu.
Kini ia tinggal bersama ibunya, karena ibunya sekarang hanya tinggal seorang diri. kedua saudaranya, Hanan dan Rumaisha sudah memiliki rumah tangga sendiri dan tinggal di rumah mereka masing-masing. Tinggalah dia sendiri disana dan untuk menebus segala dosanya selama ini dia pun berjanji akan menjaga ibunya dan merawatnya dengan baik.
Dia juga selalu menjenguk ayahnya, yang tinggal terpisah dengan mereka. Entah kenapa Shaffiya menginginkan agar orangtuanya bisa rujuk kembali. Dia ingin merasakan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya itu. lagipula kalau orangtuanya rujuk dia tak perlu bolak-balik untuk sekedar menjenguk dan mengantarkan makanan.
"Yah, bisa gak sih ayah tinggal lagi aja sam Ibu. Cape tau bolak-balik kesana kemari." Keluh Shaffiya kepada ayahnya itu. Pak Hans hanya tertawa mendengarnya. Beliau sudah hapal dengan keluhan-keluhan putrinya itu.
"Ya mana bisa Shaf, Ayah sama ibu kan udah cerai. Nanti kalau tinggal sama ibu itu hukumnya haram kan ibu udah bukan mahram ayah." Ujar Pak Hans menjelaskan pada putrinya.
"Tinggal halalin lagi aja sih Yah, apa repotnya coba." Ujar Shaffiya dengan entengnya. Pak hans hanya menggeleng pelan menghadapi putrinya itu.
"Jujur deh sama Shaffiya, Ayah juga mau kan rujuk lagi sama ibu?" Tanya Shaffiya sembari menatap Ayahnya intens. Pak Hans pun jadi salah tingkah mendengar pertanyaan itu. beliau ingin berkelit namun dia tahu putrinya itu tak bisa dibohongi.
"Ya, mau Shaf. Ibumu itu istri terbaik yang pernah Ayah punya dan belum ada yang bisa menggantikan sejak sekarang. namun, Ayah tidak yakin ibu mau menerima Ayah lagi setelah apa yang aku lakukan dulu." Ujar Pak Hans dengan nada putus asa. Namun, berbeda dengan Shaffiya yang tersenyum senang ketika mendengarnya.
"Tenang Yah, Shaffiya akan bantu ayah sampai mendapatkan ibu lagi." Ujar Shaffiya optimis. Pak Hans pun hanya mengangguk menuruti putrinya itu. entah apa yang akan dilakukan Shaffiya tapi dia berharap akan sesuai dengan harapannya.
Shaffiya sudah memiliki banyak rencana di otaknya untuk mempersatukan keluarganya kembali. Jika pihak Ayah sudah mengatakan untuk rujuk maka tinggal membujuk ibu. Walau rasanya sulit, mengingat dia tak terlalu akrab dengan ibunya itu. Dia bingung hendak membicarakannya dari mana.
Namun, dia teringat masih memiliki saudara kembarnya. Dia pun langsung tancap gas menuju rumah Rumaisha. Ini hari minggu jadi dia yakin Rumaisha berada di rumah mengurus keluarga kecilnya itu.
Sesampainya disana dia disambut oleh teriakan Zhafira dan Shabira yang hampir bersamaan. Keduanya begitu antusias menyambut tantenya yang baru saja datang. Shaffiya pun langsung memeluk kedua ponakannya itu dengan sayang. Untung saja dia tadi tak lupa mampir ke supermarket untuk membelikan cemilan untuk keponakannya.
"Mami Fiya, adik udah bisa jalan loh." Lapor Zhafira yang kini sudah berumur enam tahun sedangkan Shabira sudah berumur dua tahun. sepertinya waktu berlalu begitu begitu cepat hingga dia tak menyadari keponakannya sudah bertumbuh sebesar ini.
"Wah adik hebat! Nih Mami bawain banyak makanan." Ujar Shaffiya sembari memberikan plastik berisi makanan itu pada Zhafira.
"Ada permen gak Mi?" Bisik Zhafira kepada tantenya itu. Shaffiya tertawa kecil melihat Zhafira begitu takut jika Ibunya mendengar kalau dia makan permen.
"Mami taruh di paling bawah. Nanti jangan sampai ketahuan mama yah." Ujar Shaffiya balik berbisik kepada Zhafira. gadis kecil itupun mengangguk senang kemudian membawa plastik itu ke dalam sembari mencari keberadaan mamanya.
Shaffiya pun menggendong Shabira dan mengajaknya bermain. Dia mencium aroma lezat masakan sudah pasti saudara kembarnya itu sedang memasak di dapur. Karena rasa penasaran Shaffiya pun menuju dapur dan menghampiri saudara kembarnya itu.
"Mami Fiya mau kemana?" tanya gadis kecil yang sekarang sudah memegang beberapa coklat yang ia bawakan tadi. Shabira yang melihat itupun langsung menangis karena mau coklat juga. Tapi dia belum boleh makan coklat jadi Shaffiya memberinya biskuit bayi.
"Mami mau ketemu Mamamu. Ada di dapur kan?" Tanya Shaffiya yang dijawab anggukan oleh Zhafira.
"Tapi kata Papa kita gak boleh ke dapur sampai Papa dan Mama datang sendiri. Katanya kalau kita melanggar nanti tidak boleh jalan jalan dan tidak mendapat mainan dari Papa." Ujar Zhafira dengan polosnya. Shaffiya pun menggeleng tak habis pikir dengan tingkah Aldwin. Sudah beranak dua tapi tingkahnya masih saja. Shaffiya pun langsung mempunyai ide untuk menjahili mereka.
"Kakak Zhaf jaga adik dulu ya. Mami mau ke kamar mandi dulu." Ujar Shaffiya lalu menurunkan Shabira dari gendongannya.
Shaffiya berjalan menuju dapur dengan perlahan. Dia bisa melihat Aldwin sedang melancarkan rayuan-rayuannya kepada Maisha. Sungguh lelaki itu tidak meliahat sedikitpun istrinya sedang repot menyiapkan makanan untuk mereka tapi dia begitu berusaha keras untuk menganggu Maisha. Sebagai Saudara yang baik tentunya Shaffiya akan membantu saudara kembarnya itu.
"Oh yaampun dimana kotak P3K? Shabira jatuh karena tidak ada yang mengawasi bermain. Sungguh dimana orangtuanya itu sampai dibiarkan begitu saja, oh anak yang malang." Ujar Shaffiya dengan nada yang di dramatisir.
***
Assalamualaikum teman-teman semua...
Cerita ini adalah sequel dari ceritaku sebelumnya yaitu Rumaisha. kalian bisa baca-baca ceritaku di akun yang sebelumnya. karena ada masalah aku tidak bisa akses ke akun wattpad lamaku. Jadi aku membuat akun wattpad baru untuk melanjutkan menulis karya-karyaku.
Kalian bisa mengunjungi akun lamaku disini : https://www.wattpad.com/story/216843740-rumaisha-completed
Selamat datang di akun baruku dan selamat membaca yaa...
Enjoy Reading, semoga kalian suka dengan ceritanya.
Salam hangat,
Aprilia Anggi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFFIYA ( END ✅️ )
RomanceMasa lalu yang kelam memang terkadang sulit untuk dilupakan dan akan terus terkenang sampai kapanpun. Shaffiya, seorang perempuan dengan masa lalu buruknya berusaha untuk melupakan dan merubah hidupnya sebaik mungkin. Ketakutan dalam dirinya tentang...