Dia datang lagi

109 29 89
                                    

'Tunggu setengah jam lagi. Aku masih ada rapat, kita akan pulang bersama.'

Begitulah kiranya bunyi pesan text dari Izzam kepada istrinya. Shaffiya menghembuskan napasnya pelan. Hal yang paling ia benci adalah menunggu. Apalagi dia sudah kelaparan sejak tadi. jika harus menunggu setengah jam lagi mungkin dia akan pingsan karena kelaparan. 

Shaffiya menimbang-nimbang akan pergi saja atau menuruti  permintaan suaminya itu. Perutnya semakin lama semakin keroncongan. Dia pun melirik jam di tangannya. sudah lima belas menit berlalu dan dia sudah tak tahan lagi. 

Shaffiya akhirnya menyerah saja. dia mengirim pesan text balasan kepada Izzam dan mengatakan bahwa dia akan pulang duluan. walau belum mendapatkan balasan dari suaminya, Shaffiya tetap nekat untuk pergi pulang terlebih dahulu. 

sampai di depan perempuan itu asal saja naik mobil yang berhenti dihadapannya. Dia hanya melihat bahwa mobil itu memang taksi. setelah masuk ke dalam mobil dia mengatakan alamat rumahnya dan meminta sopir itu mengantar dirinya ke alamat rumahnya. 

Tak ada kecurigaan sedikitpun di diri Shaffiya. Dia awalnya masih asik bermain ponselnya. sampai-sampai dia tersadar kalau jalan yang diambil oleh supir taksi itu tak sesuai dengan jalan yang seharusnya. 

"Loh pak, seharusnya belok kanan tadi. Tolong putar balik pak!" Ujar Shaffiya dengan nada sedikit kesal. Dia masih mengira bahwa sopir itu memang tak sengaja terlewatkan. 

namun ketika sopir itu hanya diam saja dan meneruskan perjalanannya, itu semakin membuat Shaffiya curiga. dia pun mencoba untuk menghentikan mobil sang sopir. Shaffiya baru sadar sopir itu mengenakan pakaian yang misterius. Dia memakai topi, kacamata dan masker. jadi Shaffiya tak begitu jelas bagaimanakah wajah sopir itu. 

"Kamu jangan macem-macem ya. Saya bisa saja lapor polisi sekarang!" setelah mengatakan hal itu mobil pun berhenti mendadak membuat Shaffiya terpental ke depan dan dahinya mengantuk kursi di depannya. 

"Are you crazy!" Umpat Shaffiya kesal dengan sopir ugal-ugalan itu. 

Perempuan itu sudah panik dan takut dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya. Untung saja Shaffiya masih bisa mengontrol dirinya agar tidak terlalu takut. Secepat kilat dia mengirim live locationnya pada sang suami. dia sangat berharap suaminya akan segera datang menyelamatkannya tepat waktu. 

Tak lama  lelaki yang berada di kursi sopir itu berbalik kearah Shaffiya. perlahan dia membuka satu persatu aksesoris yang menutupi wajahnya itu. dia mulai membuka maskernya dan menampilkan bibir yang sedang tersenyum penuh kemenangan kearah Shaffiya. kemudian beralih ke Kacamata dan topinya. 

Shaffiya benar-bena terkejut dan tak menyangka melihat lelaki di hadapannya itu. dia tak habis pikir bisa bertemu dengannya lagi. Shaffiya benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi sekarang. Tubuhnya mendadak melemah melihat lelaki itu. 

"Hey babe! Long time no see Ya. Do you miss me?"  Sapa lelaki yang tak lain dan tak  bukan adalah seorang lelaki di Masalalu Shaffiya. Lelaki yang pernah Shaffiya khianati. 

"Edward, what are u doing here? our problems have done." Ujar Shaffiya dengan nada yang bergetar. tak bisa dipungkiri dia merasa takut sekarang. Lelaki di hadapannya itu bisa saja membunuhnya sekarang karena rasa dendamnya dahulu yang belum juga usai. 

"Masalah kita belum sepenuhnya selesai Shaffiya. Sebelum aku berhasil membunuhmu aku belum pernah merasa puas. namun tentunya bukan pembunuhan secara cepat yang aku mau, aku ingin melihatmu tersiksa dahulu hingga kamu meminta ampun padaku. Aku ingin melihatmu berlutut di kakiku. and do everything i want. Let's play with me babe! I believe that you will be enjoy playing with me." Ujar Lelaki itu dengan smirk yang jelas di bibirnya. Tatapannya juga nampak mengintimidasi, hal itu membuat Shaffiya semakin ketakutan. 

"Aku sudah meminta maaf padamu Edward. semua hartamu  juga sudah aku kembalikan. Aku tak tahu harus bagaimana lagi agar kamu bisa memaafkanku." Ujar Shaffiya tulus. dai mencoba untuk membuat hati Edward melunak. tapi semua itu percuma. Lelaki itu hanya berdecih pelan lalu melajukan mobilnya kembali secepat kilat. entah kemana  dia akan membawa Illyana pergi. 

"Turun kamu!" Bentaknya pada Shaffiya. lelaki itu memegangi kerah baju Shaffiya dan menyeretnya untuk masuk. seberapa kuatpun Shaffiya untuk bertahan, dia tetap akan kalah karena kekuatan Edward begitu besar. 

Lelaki itu membawa Shaffiya masuk ke dalam ruangan dan mengurungnya disana. Dia bahkan mengikat Shaffiya di sebuah kursi dan tak membiarkannya untuk pergi sedikitpun. untuk saat ini rasanya memberontak saja tak cukup membuatnya selamat. 

"Sebenarnya apa maumu Edward? Kamu masih menginginkan apa dariku? Apakah semuanya tidak cukup untuk mengganti apa yang hilang darimu?" Tanya Shaffiya dengan beraninnya. 

"You think that's enough. Absolutely not babe. Memang semua harta yang telah kamu curi sudah dikembalikan. Tapi apakah kamu pernah berpikir gimana perasaanku yang tulus ini kamu hancurkan. I trust you but you hurt me. Kamu tahu aku ini tulus sama kamu bahkan aku rela ngasih apapun demi kamu, tapi apa yang kamu perbuat? Kamu hanya memanfaatkanku saja dan itu lebih menyakitkan daripada apapun." Ujar Edward dengan nada menggebu. Shaffiya hanya mampu menunduk pasrah. 

Dia tahu apa yang telah dilakukannya selama ini salah. Dia juga sudah khilaf dengan semua perbuatannya di masa lalu. mungkin kata maaf saja tak cukup untuk menyelesaikan semua ini. 

"I know it Edward. Aku tahu betapa buruknya aku saat itu. Mungki kata maaf aja tak cukup untukmu. Jika menyakitiku akan menyembuhkan lukamu, maka lakukanlah Edward. Walaupun pada akhirnya aku akan mati, setidaknya aku sudah lega kamu sudah tidak memiliki dendam denganku." Ujar Shaffiya pada akhirnya. Perempuan itu susah payah mengatakan hal itu sembari menahan air matanya yang sudah siap untuk jatuh. 

"Ok.  Aku akan melakukan sesuai perkataanmu." Ujar Edward dengan seringai di wajahnya. lelaki itu sejurus kemudian mengambil sebuah pisau lipat dari saku celanannya. Dia mendekat kearah Shaffiya dan mengarahkan pisau itu ke lehernya. Shaffiya hanya bisa pasrah dan menutup matanya. 

***

Yuhuuu.... bentar lagi udah mau tamat nih gaiss.

Oh ya, FYI nih yaa.. yang penasaran kisah Edward sama Shaffiya itu ada di novel sebelumnya yang judulnya Rumaisha. Ada di previous account aku Aprilianggi1617 atau ada juga di Dreame/ innovel. cari aja judul dan username nama aku : aprilia anggi. 

Support terus yaa cerita ini dengan kasih vote dan komen

Terimakasih banyak sudah membaca kisah Shaffiya sejauh ini 

Love u gaisss :))

SHAFFIYA ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang