Sepulang kerja Shaffiya langsung bergegas turun. Dia tak enak jika harus membiarkan Syafiq menunggu terlalu lama. Dia pun menggunakan Lift agar lebih cepat. Pagi tadi dia sudah naik tangga darurat dan itu sangat melelahkan.
Untung saja Lift itu kosong, Shaffiya bisa bernapas lega karena tak perlu berdesak-desakan di dalam lift. Dia menekan angka 1 untuk ke lantai bawah. Tapi baru saja pintu lift hendak tertutup seseorang datang menghentikkannya dan masuk ke dalam lift.
Shaffiya mendengus pelan ketika melihat siapa yang baru saja masuk. Dari banyaknya manusia di kantor itu kenapa harus lelaki itu yang ada disana. Shaffiya agak mundur dan memojokkan dirinya di sudut Lift.
"Kamu tidak menerima hadiah dari saya?" Tanya lelaki itu memecah keheningan. Shaffiya bingung hendak menjawab apa. Tapi berbohongpun pasti lelaki itu tau kalau hadiah darinya tidak ada di meja kerjanya.
"Hadiah yang mana?" Tanya Shaffiya pura-pura tidak tahu.
"Kaktus kecil." Ujarnya jujur.
"Di meja Clara." Ujar Shaffiya dengan santainya. Toh dia juga berbicara jujur, kalaupun dia berbohong itu tak akan membantunya sama sekali.
"Itu kan buat kamu kenapa dikasih Clara?"Tanya lelaki itu sedikit kesal. Shaffiya pun mulai malaas meladeninnya jika sudah marah-marah gak jelas seperti itu.
"Kaktus itu sudah jadi milik saya jadi urusan saya dong mau dikasih ke siapapun. Itu sudah hak saya." Ucap Shaffiya dengan tegas.
Lelaki itupun tak bisa berkata-kata lagi. untung saja Lift itu segera berhenti dan terbuka di lantai 1. Shaffiya langsung keluar dari sana. Di Lobi dia sudah melihat Syafiq duduk menunggunya.
"Shaf tunggu!" Teriak Izzam tak mau berhenti untuk meminta penjelasan dari Shaffiya. Mereka pun saling adu tatap. Izzam menatap bingung kearah Syaffiq sampai lupa tujuannya memanggil Shaffiya tadi.
"Ngapain lo disini?" Tanya Izzam kepada sahabatnya itu.
"Jemput Shaffiya." Ujar Syafiq penuh percaya diri. dia juga menyunggingkan senyumnya lebar kearah Izzam.
"Udah Mas ayo kita jalan aja." Ujar Shaffiya sembari menarik lengan Syafiq untuk menjauh dari sana. hati Syafiq berbunga-bunga karena Shaffiya memegang lengannya.
"Mau kemana kalian?" Tanya lelaki itu lagi menghentikan langkah mereka.
"Bukan urusan bapak ya. Lagian ini sudah bukan jam kerja lagi. Permisi." Ujar Shaffiya dengan nada galaknya. Dia sudah tak sabar menghadapi lelaki itu. biarlah Syafiq berpikir appaun tentang dirinya, tapi dia hanya ingin Izzam berhenti mengacukan hidupnya.
"Kita mau makan dimana nih?" Tanya Syafiq ketika mereka berada di perjalanan. Dia memang yang mengajak Shaffiya jalan tapi dia sendiri pun tak tahu hendak pergi ke mana.
"Eum,, ke warung pecel lele langganan aku mau?" Tawar Shaffiya yang mendapat anggukan setuju oleh lelaki disampingnya itu. Syafiq tersenyum penuh arti, baru kali ini dia menemukan perempuan yang jawabannya tidak terserah.
Tak butuh waktu lama, merekapun sampai di tempat makan yang dimaksud Shaffiya. Perempuan itupun langsung memesan dua porsi pecel lele dan dua gelas es jeruk. Untung saja warung itu tak begitu ramai jadi mereka tak perlu antri lama.
"Kamu gak keberatan kan makan di pinggir jalan begini?" Tanya Shaffiya kepada lelaki yang sedang mengedarkan pandangannya ke warung tenda itu.
"Ya nggaklah. Santai kalo sama aku mah." Ujar Syafiq dengan senyum ramahnya. Shaffiya pun mengangguk mengerti.
"Oh ya, berapa biaya bengkel mobilnya?" Tanya Shaffiya ketika teringat dengan mobilnya itu. dia belum sempat bertanya saat di jalan tadi.
"Gratis katanya kalo sama cewek cantik." Ujar Syafiq membuat Shaffiya berdecih kesal. bisa-bisanya lelaki itu bercanda saat dirinya serius.
"Mas, aku serius nih." Ujar Shaffiya lagi membuat Syafiq tertawa pelan. Lelaki itu senang ketika Shaffiya memanggilnya dengan sebutan 'mas'.
"Tanya aja coba kalo gak percaya." Tantang Syafiq yang membuat Shaffiya mengerucutkan bibirnya. Lelaki itu bisa saja menggodanya. Lagipula Shaffiya tidak memiliki kontak bengkel itu bagaimana mungkin dia menanyakan biayanya.
"Ih aku kan gak punya kontaknya. Sini coba minta." Ujar Shaffiya mencoba meminta kontak bengkel itu tetapi tak diberi oleh Syaffiq.
"Gak boleh ya. Nanti kang bengkelnya malah suka lagi sama kamu." Ujar lelaki itu lagi. Syaffiya pun hanya menggeleng pelan.
"Yaudah, makan ini aku yang bayar ya buat gantiin biaya mobil. tapi sebenarnya pasti belum cukup. Besok aku traktir lagi juga boleh." Ujar Shaffiya menawarkan sebuah solusi. Kalau tawarannya seperti itu lelaki itu tak akan menolak. Dia malah senang mendapatkan banyak kesempatan emas untuk PDKT dengan Shaffiya.
"Ide bagus. Kamu bayar pake waktumu aja ya buat aku. Itu udah lebih dari cukup. Nonton atau liburan bareng kali ya." Ujar Syafiq lagi. memang lelaki itu handal jika sedang pendekatan dengan perempuan.
"Nglunjak ya anda." Ujar Shaffiya dengan nada bercanda. Syafiq pun tertawa kecil menanggapinya.
Makanan pun sudah datang. Mereka asyik menikmati makanan mereka sembari sesekali mengobrol tentang pekerjaan ataupun kehidupan sehari-hari mereka. Entah mengapa Shaffiya merasa nyaman mengobrol dengan lelaki itu. walaupun baru kenal tapi Syafiq orang yang asik utnuk diajak berbicara. Kadang dia mengeluarkan jokes yang membuatnya tertawa walaupun kadang itu hal yang receh.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFFIYA ( END ✅️ )
RomanceMasa lalu yang kelam memang terkadang sulit untuk dilupakan dan akan terus terkenang sampai kapanpun. Shaffiya, seorang perempuan dengan masa lalu buruknya berusaha untuk melupakan dan merubah hidupnya sebaik mungkin. Ketakutan dalam dirinya tentang...