Malu to the max

107 20 0
                                    

"Shaf..Shaf." Tegur Mbak Haura pada Shaffiya sembari memberi kode agar perempuan itu diam, karena di belakang mereka ada seseorang yang sedang Shaffiya bicarakan.

"Apa sih mbak. Udah gak papa. Aku gak takut kalo kedengeran orangnya. Biar dia tahu seberapa menyebalkan dirinya itu. sok kecakepan banget sih tuh orang. Sebel banget aku tuh." Ocehnya lagi tanpa henti, sedangkan yang lainnya hanya tersenyum kecut.

"Emm.. Shaf mending kamu diem deh. Diem bentar gak bikin dunia ini hancur kok." Ujar Aldwin lagi sembari mengisyaratkan kepada Shaffiya untuk menoleh kearah belakang. Dan disitulah Shaffiya ingin menenggelamkan dirinya di dasar lumpur yang dalam. Dia membalikkan badannya dan tak tahu lagi harus berbuat apa.

"Maaf saya ingin numpang ke kamar mandi." Ujar lelaki itu dengan sopannya. Mbak Haura pun mengangguk lalu menunjukkan kamar mandi itu kepadanya.

"Namanya Shaffiya mas, siapa tau mau nyantet." Teriak Aldwin yang membuat Shaffiya melotot tajam kearahnya. Saking malunya Shaffiya ijin untuk ke kamar Haura dan bersembunyi disana.

Setelah Shaffiya berhasil bersembunyi semua yang ada disana hanya bisa tertawa puas apalagi Aldwin. Dia sangat puas melihat Wajah Shaffiya yang merah seperti kepiting rebus akibat malu dengan perbuatannya sendiri.

"Mas udah ih ketawanya. Sana jagain anak-anak." Ujar Maisha pada suaminya. Lelaki itupun langsung menuruti perintah istrinya tanpa bantahan.

Maisha pun membantu mbak Haura untuk menyelesaikan hidangannya. Tinggal beberapa lagi dan makanan pun siap. Rumaisha harus banyak belajar dari mbak Haura karena perempuan itu begitu cekatan dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Dia bisa membagi waktu antara urusan rumah dan urusan anak dengan baik sehingga semua berjalan dengan seimbang.

Makanan sudah siap semua di meja. Maisha keluar untuk memanggil suami dan anak-anak itu untuk makan. Dia juga mengajak Mas Hanan dan temannya untuk makan bersama. Awalnya temannya itu menolak tapi setelah mas Hanan paksa dia mau makan juga. Maisha sengaja tak memanggil Shaffiya karena saudara kembarnya itu pasti masih malu.

"Yang, Shaffiya dimana?" Tanya Aldwin pada istrinya. dia punya rencana untuk membuat Shaffiya semakin malu.

"Di kamar Naura Mas, kenapa? Kamu jangan ganggu dia ih. Biar nanti dia makan di akhir aja. Dia pasti masih malu." Jelas Maisha pada suaminya. Namun bukan Aldwin namanya kalau tidak menjahili Shaffiya. Lelaki itupun diam-diam naik ke kamar Naura dan melihat Shaffiya sedang bermain ponsel disana.

"Shaf, ayo makan di bawah. Makanan mbak Haura enak-enak loh." Ujar Aldwin mengiming-imingi. Tapi Shaffiya tak tergiur.

"Gak mau. Aku gak mau ya ketemu lelaki itu. mau taruh dimana mukaku." Ujar Shaffiya lagi sembari masih menatap layar ponselnya.

"Temannya udah pulang. Kena mental kali kamu katain tadi. abis dari kamar mandi tadi dia langsung pamit pulang." Jelas Aldwin berbohong. Shaffiya pun percaya dengan ucapan musuhnya itu. perutnya pun sudah lapar sejak tadi. apalagi cara penyampaian Aldwin pun serius jadi dia mudah saja percaya.

"Ih gak bilang dari tadi. tau gitu aku ke bawah." Ujar Shaffiya lalu beranjak dari ranjang milik Naura. Perempuan itupun berjalan dengan penuh percaya dirinya menuju meja makan seakan kejadian tadi tak pernah ia lakukan.

Shaffiya menghentikkan langkahnya tiba-tiba ketika melihat lelaki itu ada disana. Aldwin telah membohongi dirinya. Dia hendak berbalik dan kembali ke kamar tapi Aldwin menghadangnya.

"Sudah lah Shaf, hadapilah semua dengan tenang." Ujar Aldwin dengan entengnya. Shaffiya pun baru menyadari bahwa Aldwin telah menjebaknya. Sungguh dia tak akan percaya lagi dengan perkataan Lelaki itu lagi.

"Tega ya. Kamu sengaja kan bohong." Ujar Shaffiya berbisik. Aldwin hanya membalasnya dengan senyuman.

"Shabira, Nih mami Shaffiya mau suapin kamu." Ujar Aldwin pada putrinya. Rencana Shaffiya pun gagal untuk bersembunyi lagi karena keponkannya itu sudah nemplok padanya.

"Mamiii...mamiii. suapin Bira." Ujar Gadis kecil itu yang hanya bisa dijawab anggukan pasrah oleh Shaffiya. Sedangkan Aldwin tersenyum penuh kemenangan.

                                                                                                  ***

Kalo kalian jadi Shaffiya bakalan gimana nih guys? Kalo malu sih udah pasti yak, udah gak tau lagi mau ditaro mana tuh muka...

but by the way, Enjoy reading yaa guys.


SHAFFIYA ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang