Usai makan siang mereka pun kembali ke kantor. Shaffiya mampir sebentar ke toilet seorang diri. dia memang bukan tipe perempuan yang meminta ditemani ketika ke kamar mandi. dia lebih nyaman melakukan semuanya seorang diri.
Ketika hendak naik lift ke ruangannya, Shaffiya melihat seseorang sedang kebingungan entah mencari apa. dia pun menegur lelaki itu dan menanyakan keperluannya. Ternyata setelah melihat lelaki itu dia seakan tak asing dengan dirinya.
"Loh, kamu yang kemarin di taman?" Tanya lelaki itu mengingat pertemuan mereka. Shaffiya pun mengangguk pelan.
"Eh iya. Sedang apa kamu disini?" Tanya Shaffiya pada lelaki itu.
"Aku mencari Izzam. Apa kamu tahu?" Tanya lelaki itu pada Shaffiya. Dia pun mengerutkan dahinya bingung. Ada hubungan apa dia dengan lelaki itu.
"sure. Dia atasanku. Mari aku antarkan." Ujar Shaffiya dengan ramahnya. Lelaki itupun mengangguk setuju dan mengikuti Shaffiya masuk ke dalam lift.
"Namamu Shaffiya?" Tanya lelaki itu ketika mereka di dalam lift. Shaffiya pun mengangguk namun seakan bertanya darimana lelaki itu tau. Lelaki itupun mengarahkan matanya ke nametag yang mengalung di leher Shaffiya.
"So, you?"
"Aku Syafiq. Kamu sudah lama kerja disini ?" tanya Syafiq pada perempuan yang baru dikenalnya itu. tak bisa dipungkiri sejak pertemuan pertamanya kemarin dia sudah merasa tertarik dengan Shaffiya.
"almost 3 years. Kamu sendiri kesibukannya apa?" Tanya Shaffiya lagi. dia bukannya benar-benar penasaran terhadap latar belakang lelaki itu. namun dia hanya ingin obrolan itu tidak berhenti begitu saja.
"Sibuk jalan-jalan aja sih." Ujarnya sembari tertawa kecil. entah apa maksud lelaki itu Shaffiya hanya ikut tertawa juga. Untung saja lift langsung terbuka. Mereka pun keluar dan melanjutkan langkahnya ke ruangan Izzam.
Shaffiya mengetuk ruangn Izzam dan memberitahukan bahwa ada tamu yang hendak menemuinya. Lelaki itupun mempersilahkannya masuk. Tapi sebelum masuk Syafiq mengucapkan terimakasihnya pada Shaffiya.
"Thankyou and see you again soon. Nice to know you Shaf." Ujar lelaki itu sebelum masuk ke dalam ruangan Izzam. Shaffiya hanya mengangguk sembari mengulas senyum kepada lelaki itu.
"Hey bro. Long time no see." Ujar Syafiq sembari memeluk Izzam. Lelaki itu nampak terkejut dengan kehadiran temannya itu.
"Kok Lo bisa disini? bukannya Lo di luar kota ya?" Tanya Izzam sembari mendorong temannya itu menjauh darinya. Lelaki itu paling tidak suka dipeluk oleh sejenisnya apalagi spesies seperti si Syafiq itu.
"Demi lo apasih yang nggak. Gue tau lo rindu banget sama gue, so here I'm." Ujar Syafiq dengan kepercayaan dirinya yang begitu tinggi. Izzam yang sudah hapal betul tingkah polah temannya itu hanya bisa memutar bola matanya jengah.
"Eh, by the way. Kayaknya aku udah menemukan tulang rusukku deh. Kemarin kita pertama ketemu gak sengaja di taman terus sekarang kita ketemu lagi disini. aku aja gak nyangka dia ada disini. Oh my God. Kalau dia benar-benar jodohku aku gak bakal nolak sih." Oceh lelaki itu membuat Izzam mengerutkan dahinya bingung. Siapakah yang dimaksud temannya itu?
"Dia kerja disini?" Tanya Izzam penasaran yang dijawab anggukan semangat oleh Syafiq.
"Dia tadi yang nganterin gue ke ruangan lo ini. Baik banget kan." Ujar Syafiq penuh kekaguman.
"Siapa namanya?" Tanya Izzam to the point. Dia tak suka bermain teka-teki ataupun penasran akan sesuaatu.
"Shaffiya." Ujarnya sembari tersenyum lebar. hal itupun membuat Izzam terkejut. Bagaimana mungkin sahabatnya itu bisa menyukai perempuan yang sudah dianggap musuh olehnya.
"Oh dia. Are u sure with her?" Tanya Izzam mencoba meyakinkan.
"Yes. One hundred percent." Jawabnya dengan penuh keyakinan dan semangat empat lima.
"Yeah I see. But I'm not sure that she's feel the same." Ujarnya lagi membuat senyuman Syafiq yang sedari tadi merekah tiba-tiba surut begitu saja.
"Kampret lu emang." Ujarnya pada Izzam dengan penuh kekesalan.
Lelaki itu kemudian duduk di kursi yang biasanya menjadi tempat eksekusi untuk karyawan-karyawan Izzam yang melakukan kesalahan kerja ataupun kesalahan lainnya. Syafiq sudah sangat hapal dengan kekejaman dan sifat angkuh Izzam kepada karyawan-karyawannya itu.
"Udah deh, to the point aja tujuan lo kesini apa. Gue banyak kerjaan dan gak mau diganggu siapapun." Ujar Izzam pada temannya itu.
"Yaampun Zam, Lo gak kangen apa sama Gue? Gue udah bela-belain balik lagi kesini buat Lo." Ujar Syafiq dengan nada yang dibuat-buat seperti drama. Izzam pun berdecih dibuatnya.
"Gila Lo." Maki Izzam kepada sahabatnya yang paling suka menggoda dirinya itu.
Tak lama seorang karyawan masuk membawa sebuah laporan. Syafiq pun mundur untuk duduk di sofa dan bersiap untuk melihat pertunjukan seorang bos yang memarahi karyawannya. Namun ternyata tak sesuai ekspektasi. Syafiq terkejut karena Sahabatnya itu bersikap ramah dan mengulas senyum pada karyawannya. Sungguh sebuah keajaiban dunia. Karena tak ingin menyia-nyiakn momen langka, Syafiq pun merekamnya.
"Lo Izzam Alatas yang gue kenal kan?" Tanya Syafiq yang sudah mendekat kembali kearah Izzam sembari menatap sahabatanya itu dalam. Izzam hanya diam tak merespon.
"Lo bukan kembarannya Izzam kan?" Tanya nya lagi semakin aneh. Izzam hanya mengeluarkan tatapan membunuh pada Syafiq.
"Satu lagi. Lo yang ada di tubuhnya Izzam, roh halus darimana? Kok baik gini?" Tanya Syafiq lagi yang akhirnya mendapat timpukan dari Izzam. Dia sudah tak tahan dengan keabsurd an lelaki di hadapannya itu.
"Go away or you'll get something for me." Ancam Izzam dengan nada suara yang sudah meanandakan siaga 1.
Dengan langkah pelan namun pasti, Syafiqberjalan mundur ke belakang dan bersiap pergi dari sana. Dia bisa melihatsungut yang sudah muncul di ujung kepala sahabatnya itu. jika dia masih beradadisana pasti sudah diterkam habis-habisan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFFIYA ( END ✅️ )
RomanceMasa lalu yang kelam memang terkadang sulit untuk dilupakan dan akan terus terkenang sampai kapanpun. Shaffiya, seorang perempuan dengan masa lalu buruknya berusaha untuk melupakan dan merubah hidupnya sebaik mungkin. Ketakutan dalam dirinya tentang...