"Shaffiya! Akhirnya kamu balik juga." Ujar Clara menyambut temannya itu. baru juga sehari ditinggalkan sudah pada rindu dengannya.
"Gak ada kamu, tugas kita numpuk banyak mana kena semprot pak Izzam mulu lagi." Keluh Clara pada temannya itu. seketika bahu Shaffiya melorot. Dia kira mereka merindukan dirinya ternyata karena pekerjaan.
"wait..wait. ada apa nih kok mukanya sumringah banget. Abis dapat arisan atau dapat jodoh nih." Ujar Clara menggoda temannya itu. seketika Shaffiya pun memukul pelan lengan Clara.
"Ini bahkan lebih menyenangkan daripada dapat arisan ataupun jodoh." Ujar Shaffiya dengan senyumnya yang lebar. Clara pun mengerutkan dahinya penasaran apa gerangan yang membuat temannya itu begitu sumringah.
"Selamat pagi semuanya. Apa kabar kalian hari ini?" Tanya seorang lelaki yang baru saja memasuki ruangan mereka. Semua orang yang ada disana pun dibuat terpana melihatnya. mereka bahkan tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
Izzam datang dengan sebuah senyuman dan menyapa karyawan-karyawannya adalah sebuah ketidakmungkinan yang sekarang menjadi nyata. Mereka menepuk-nepuk pipi mereka seakan hal itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Menunggu senyuman dan sapaan dari pak Izzam bak menunggu turunnya salju di jakarta.
"Selamat pagi semuanyaa! Kenapa kalian tidak menjawab?" Ulang Izzam lagi sembari tersenyum lebar. dia sebenarnya enggan melakukan ini tapi dia harus. Semuanya pun serentak menjawab sapaan itu dengan ramah pula.
"Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian. semoga hari kalian menyenangkan." Ujarnya lagi sembari tersenyum pada semua orang. Setelah itu dia masuk ke dalam ruangannya.
Semua orang langsung berkumpul dan memikirkan apa yang sedang terjadi dengan bosnya itu. kemana sikap dingin dan judesnya si bos itu. mereka seakan masih tak percaya dan menganggap semuanuya tabu.
"Jangan-jangan pak Izzam tadi habis lewat kuburan atau lewat pohon gede." Ujar Aji yang memang sering percaya dengan hal-hal goib seperti itu.
"atau mungkin bisa jadi dia jatuh terus kepalanya kepentok dan lupa kalau selama ini dia itu galak dan dingin." Ujar yang lainnya. Mereka pun mulai berasumsi yang tidak-tidak dan itu membuat Shaffiya tertawa puas. Semua ini memang rencananya. Dia sudah menduga reaksi rekan kerjanya akan seperti itu.
"Sudha-sudah. Bukannya bagus kalau pak Izzam sudah berubah. Lebih baik kalian kerja sekarang, siapa tau sifat baiknya itu Cuma lima menit aja. Kalau tau kalian bergosip bisa diterkam kalian." Ujar Shaffiya membubarkan kerumunan itu. mereka pun mengangguk mengerti lalu kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Shaffiya tersenyum puas melihat Izzam serius melakukan apa yang ia minta. Dia menepati janjinya untuk memenuhi apapun permintaan Shaffiya. Semalam dia sudah menuliskan sepuluh hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh Izzam di kantor dan melaksanakan pekerjaan.
Seperti yang sudah Izzam lakukan tadi pagi, dia harus tersenyum, menyapa dan mengucapkan salam. Dia juga haruas menegur siapapun yang ia temui dengan ramah, dia tidak akan marah-marah tidak jelas dan menggantinya dengan menasihati dengan tata bahasa yang baik, dia harus membantu siapapun yang membutuhkan dan tidak boleh cuek lagi. Memuji hasil kerja karyawan jika itu memuaskan dan memberikan semangat kepada karyawan jika pekerjaannya belum memuaskan. ikut makan bersama di kantin atau keluar makan bersama karyawannya dan masih banyak hal baik lainnya yang harus lelaki itu kerjakan.
Hal itupun tentunya ada tenggat waktunya. Shaffiya menawarkan waktu tiga bulan tetapi lelaki itu mengajukan banding. Dia meminta waktu tiga minggu saja. namun hal itu terlalu singkat untuk dilakukan. Shaffiya pun memperpendek lagi menjadi satu bulan setengah. Dan semuanya setuju.
Shaffiya tidak sabar menunggu Izzam melakukan hal-hal lainnya. Dia sudah berjanji dan dia juga harus menepatinya. Jika dia menolak maka dia akan menerima konsekuensinya. Shaffiya bisa bekerja dengan tenang sekarang. Dia bisa kembali bekerja seperti dulu lagi.
Jam istriahat pun datang, mereka bersama-sama pergi ke kantin kantor untuk makan siang. Shaffiya dan teman-temannya berkumpul menjadi satu di sebuah meja kemudian memesan makanannya. Mereka pun memanfaatkan waktu untuk menunggu makanan dengan bercerita.
"Gila. Aku abis ngasih laporan ke pak Izzam dan dia memuji hasil kerjaku. Kayak mimpi gak sih. Yaampun aku masih gak percaya." Ujar Kai dengan wajah senangnya. Dia karyawan yang bertanggungjawab di bagian audit keuangan dan hasil pekerjaannya juga memuaskan.
"Lah aku juga tadi, walaupun masih ada yang salah dia tidak marah. Malah memberiku semangat agar bekerja lebih baik lagi." Ujar Sisy menceritakan pengalamannya. Shaffiya tersenyum mendengar testimoni positif dari teman-temannya itu. semoga saja hal baik ini terus berlanjut kedepannya.
"Eh Shaf. Kamu dari tadi senyum-senyum aja kenapa dah? Ohh..jangan-jangan kamu mulai tertarik dengan pak Izzam karena dia sudah berubah menjadi baik. iyakan, ayo ngaku."Ujar Clara menggoda temannya itu. Shaffiya pun langsung menggeleng kuat.
"Ngaco deh. Aku senyum karena senang bisa merasakan kerja kayak dulu lagi. gak pada takut lagi sama atasan kita. Kayak pas sama pak Himawan. Jadi kerja kita juga maksimal. Ketika kita diberi kebikan oleh atasan kita tidak boleh malah santai-santai dan memanfaatkan keadaan. Seharusnya kita lebih rajin dalam bekerja karena kita sudah diberi percaya." Ujar Shaffiya mensihati teman-temannya itu.
"Siap bos. Memang yaa,, Teman kita yang satu ini bijaknya luar biasa." Ujar Clara dengan penuh rasa kagum.
"Eh,,eh. Itu bukannya pak Izzam. Seriously, dia makan di kantin sekarang? dia duduk sama karyawan lainnya? Ini aku gak salah lihat kan?" Tanya Kai sembari menunjuk orang yang memang berdiri agak jauh dari mereka.
"Eh iya benar. Wah, keajaiban dunia banget hari ini. jinja daebak." Ujar Sisy dengan wajah takjubnya.
"Udah-udah jangan dilihatin mulu nanti dia kalo denger kena semprot lagi kalian."Ujar Shaffiya memperingatkan. Mereka pun mengangguk paham. Tak lama pesanan mereka juga datang. Mereka pun menikmati makanannya dengan tenang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFFIYA ( END ✅️ )
RomanceMasa lalu yang kelam memang terkadang sulit untuk dilupakan dan akan terus terkenang sampai kapanpun. Shaffiya, seorang perempuan dengan masa lalu buruknya berusaha untuk melupakan dan merubah hidupnya sebaik mungkin. Ketakutan dalam dirinya tentang...