Chapter 6

765 38 0
                                        

Hari ini, mereka berdua sudah masuk sekolah seperti biasa setelah meminta izin beberapa hari.

Sebelum mandi, Nayla menyiapkan seragam miliknya dan juga milik Angkasa. Yah, mau bagaimana pun Angkasa suaminya.

Setelah beres, ia tinggal menunggu Angkasa selesai mandi.

"Itu baju lo, gue mau mandi dulu." ujar Nayla saat Angkasa sudah keluar dari kamar mandi.

Angkasa tersenyum simpul. Walaupun ia tahu Nayla belum mencintainya, namun Nayla tetap menjalankan tugasnya sebagai istri.

Beruntung banget, sih, gue. Batin Angkasa.

Sebagai gantinya, Angkasa akan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Angkasa melihat sekitar, sepertinya ia dan Nayla lupa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Gue, masak apa anjir."

Ia berfikir keras, akhirnya hanya ada satu bahan yang komplit yaitu nasi goreng.

"Bodo, gue masak nasi goreng aja."

Angkasa yang sibuk dengan masakannya sedangkan Nayla ia baru beres mandi.

"Wangi masakan, siapa yang masak?" dahi Nayla mengerut, apa mungkin ada Mamanya datang? Atau, Angkasa masak?

Buru-buru ia memakai baju dan melihat ke dapur untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Nayla tercengang saat melihat Angkasa sedang memasak.

"Lo, lagi masak?" tanya Nayla yang tiba-tiba sudah dibelakang Angkasa.

Angkasa sedikit terkejut. "Bisa enggak sih, lo jangan kagetin gue terus! Jantungan lama-lama."

Nayla hanya mengerikan bahunya.

"Gue tanya, lo masak?" Nayla mengulangi pertanyaannya.

"Enggak, gue lagi ikutan master chef."

Nayla berdecak sebal. "Yang bener!"

"Iya, lihat Nayla! Gue lagi apa?"

Nayla cengengesan. Ia, juga sih. Kenapa dirinya harus bertanya, padahal dia sudah melihat dengan matanya sendiri.

"Lo, emang bisa masak? Jangan sampe Lo racunin gue."

"Iya, bisalah! Tenang aja sih, gue juga ga mau jadi duda muda."

Nayla memukul bahunya Angkasa. Ia kemudian duduk di meja makan.

"Punya istri kdrt mulu." gerutu Angkasa.

***

Angkasa dan Nayla berangkat ke sekolah pukul 06.30, Nayla sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sekolah dan teman-teman lainnya. Padahal hanya izin beberapa hari, tapi ia sudah sangat rindu.

Nayla turun dari mobil Angkasa, terlalu banyak sorot mata yang memperhatikannya. Nayla berusaha acuh.

"Jangan diperhatiin, biarin aja, mereka iri."

"Siapa juga yang merhatiin."

Nayla pamit pada Angkasa, ia tidak mau sampai harus berjalan beriringan dengan Angkasa. Bisa-bisa, jadi trending topik seantero sekolah.

"Belajar yang bener istriku."

Nayla melotot mendengar perkataan Angkasa tadi. Sedangkan pelaku, ia hanya senyum tanpa dosa. Bagaimana jika ada yang dengar coba?

***

Nayla memasuki kelas, saat sampai di ambang pintu ia melihat Ririn yang tersenyum lebar pada Nayla.

Angkasa & NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang