Hai!
Untuk Nayla Angkasa lovers, boleh yuk bagikan cerita ini ke temen kalian. Biar semakin banyak yang baca semakin semangat aku update!Jangan lupa juga untuk terus vote dan komen ya!!
Mau aku sering up? Cukup Share, Vote, dan Komen!
Sebanyak-banyaknya!
Terus juga, mon maap nih kalo banyak typo, boleh juga di koreksi di komentar ya kalo ada penulisan yang salah
Okelaahhhh!
Selamat membaca!!!!Note: sebentar lagi kalian akan masuk konflik ^^
***
Sesuai apa yang Nayla katakan pada Angkasa tadi, sepulang sekolah ia mampir ke rumah Ririn. Sudah lama ia tidak main seperti ini.
"Tumben Angkasa ngizinin, biasanya debat dulu seminggu baru diijinin." ujar Ririn yang datang dari dapur dengan membawa teh ditangannya.
"Gatau, lagi kesambet setan baik kali."
"Eh, btw kita ke kamar gue aja yuk. Sekalian nonton film." ajak Ririn.
Nayla mengangguk.
Sesampainya dikamar, Nayla beserta Ririn duduk dilantai beralaskan kasur tipis.
"Rin, gua mau cerita, deh."
"Boleh, cerita apaan?" Ririn mengalihkan pandangannya, yang tadinya menatap laptop kini ia beralih menatap Nayla.
"Gue hamil."
Ririn melebarkan matanya. "Oh my God! Kok bisa! Coba bilang siapa yang ngehamilin lu?! Dasa-"
"Eh bentar, lo kan udah nikah, ya." Ririn cengengesan tanpa dosa.
Nayla melemparkan tatapan tajamnya. Sedangkan Ririn ia hanya memasang wajah tanpa dosa.
"Lo beneran hamil?"
Nayla mengangguk.
"Asyik! Bentar lagi gue jadi aunty! Omaygattt!"
Nayla terdiam.
"Lo kenapa?" tanya Ririn saat melihat raut wajah Nayla yang muram.
"Gue takut." lirihnya.
Ririn menghela napasnya, ia memeluk Nayla. "Hey, gausah takut. Bentar lagi kita lulus kandungan lu juga pasti belum membesar apa yang perlu ditakutin coba?"
"Umur gue masih muda, Rin. Gue juga masih labil." Nayla sudah berurai air mata.
"Dengerin gue, Allah udah nitipin anak ke lo berarti lo itu udah pantes buat jadi seorang ibu. Gaada yang perlu ditakutin ada gue, ada Angkasa suami lo."
"Makasih."
Ririn tersenyum tulus. "Udah lo gausah takut, lo gausah sedih lagi. Yang penting lo ga hamil di luar nikah."
"Makasih ya, gua jadi sedikit lebih tenang."
"Santai aja, gue kan sahabat lo, Nay."
"Uuhhh bestie aku." Nayla memeluk Ririn dengan erat.
"Btw, gimana malem pertamanya ama Angkasa."
Sontak Nayla melepaskan pelukannya. Ia menatap sinis Ririn. Ririn tak sabar menunggu jawaban dari Nayla.
"Apaan sih!"
"Ish! Kan gue penasaran, gimana Angkasa hot ga?" Ririn menaik turunkan alisnya, ia juga memasang wajah yang jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Nayla
Ficção AdolescenteLayaknya kucing dan tikus yang tidak pernah akur, Nayla sang ketua OSIS dan Angkasa sang ketua PMR. Di manapun mereka bertemu Pasti ada saja hal yang diributkan. Angkasa yang senang menjahili dan Nayla si tukang emosi. Hingga suatu hari Nayla dan An...