Hallo hallo!!!!
Kangen ga nih ama babang Angkasa dan teteh Nayla?JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAWWWW!!!
Dan, sorry kalau rada ga nyambung. Diri ini pikirannya sedang semrawut:(
Yasudahlah biarkan pikiran aku aja yang semrawut hidup kalian dan cerita ini jangan semrawut ya
Happy reading😙
***
Setelah Mamanya pulang, air mata Nayla sudah tidak terbendung lagi. Mamah yang selalu ia banggakan ternyata pelakor dan yang paling mirisnya adalah ia merebut suami dari temannya.
Ya, dulu Rania bersahabat dengan Eva ibu Ririn Hingga ketika Rania menjadi karyawan di kantor Farhan, Rania menjabat sebagai sekretaris. Disitu pula awal mula Rania merebut Farhan dari Eva sahabatnya sendiri. Miris bukan? Rania di masukkan ke kantor tersebut oleh Eva. Namun ujung-ujungnya suaminya direbut oleh Rania.
"Maafin aku, Rin. Maafin mamah aku." Lirih Nayla.
"Assalamu'alaikum, Sayang liat aku baw-" Angkasa yang baru saja datang langsung melempar kunci motor dan menaruh kantong plastik di tangannyaAngkasa, ia panik ketika melihat Nayla menangis sesenggukan di bawah sofa.
Ia segera memeluk Nayla. "Kamu kenapa?"
Nayla masih sesenggukan dipelukan Angkasa.
"Mamah tadi kesini." Angkasa melenggorkan pelukannya.
"Terus? "
"Mamah cerita semua, ternyata bener mamah dulu rebut papah. Aku harus gimana, Sa? " Lirihnya
"Hey, dengerin aku. Itukan cuma bagian dari masa lalu mamah. Dulu mungkin mamah kamu emang ngerebut papah. Tapi mungkin juga itu jalan hidup dia, mungkin emang mamah kamu jodoh sama papah iya, kan?"
"Tapi-"
Angkasa kembali memeluk Nayla. Ia menepuk-nepuk pelan punggung Nayla. "Udah ya, jangan terlalu dipikirin itu cuman masa lalu, masa yang udah lewat. Ga bakal bisa diubah lagi."
Dalam pelukannya Nayla mengangguk samar. Angkasa melepaskan pelukkannya ia menghapus air mata Nayla lalu mengambil kantong kresek yang ia bawa tadi.
"Nih aku beliin kamu kue rangi. Tau ga aku nyari ama temen-temen keliling Jakarta, cuman demi kamu cintaku, sayangku, istriku."
"Lebay!" Nayla merebut kresek tersebut dari tangan Angkasa.
"Nah gitu dong, aku lebih seneng liat kamu galak daripada nangis kayak tadi."
Nayla mengangguk. "Iya maafin aku."
"Yang, kalo anak kita udah lahir, mau dipanggil apa?" Tanya Angkasa sambil mengelus pelan perut Nayla, kepalanya disandarkan di bahu Nayla.
"Gatau belum kepikiran." Ujarnya sambil melahap kue rangi.
"Aku pengen dipanggil Baba."
"Yaudah, kalo aku sih mungkin ibu aja."
"Jadi babu ya kalo disingkat."
Nayla berdecak sebal, matanya melirik Angkasa dengan tajam.
Angkasa terkekeh geli. "Canda sayang canda, tapi lucu juga sih kalo lagi panggil kita babu! babu!" Angkasa menirukan suara anak kecil.
Nayla menggeplak lengan Angkasa yang berada di perutnya. "Kamu tuh babu!"
"Sa, bentar lagi kita lulus. Kamu mau kemana?" Nayla berbicara ke arah yang serius.
"Disinilah sama kamu, duduk berdua, peluk-pelukan."
"Ih! Masa kamu mau jadi pengangguran!" Nayla kembali menggeplak kalau tadi lengan sekarang paha nya yang di geplak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Nayla
Novela JuvenilLayaknya kucing dan tikus yang tidak pernah akur, Nayla sang ketua OSIS dan Angkasa sang ketua PMR. Di manapun mereka bertemu Pasti ada saja hal yang diributkan. Angkasa yang senang menjahili dan Nayla si tukang emosi. Hingga suatu hari Nayla dan An...