Chapter 17

377 29 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen❤
Happy reading😊

***

Hari sesuai dengan janjinya kepada kepala sekolah, Nayla dan Angkasa membawa kedua orang tuanya. Banyak sekali pasang mata yang memandangnya, tidak lupa juga dengan gosip yang keluar dari mulut mereka.

Disinilah Nayla dan Angkasa duduk bersama kedua orang tuanya, di ruangan kepala sekolah.

Tadi Nayla sempat di testpack oleh kepala sekolah, tentu saja hasilnya positif.

"Jadi bagaimana, bu?" tanya Kusuma, Papah Angkasa.

"Begini pak, saya tau bapak adalah pemilik sekolah ini, tapi jika berita Nayla hamil menyebar maka akan berdampak pada citra sekolah ini. Apa kata orang jika ada murid yang hamil?" jelas kepala sekolah.

"Urusi semuanya, lagipula usia kandungan Nayla masih kecil dan beberapa bulan lagi ia bersama Angkasa akan lulus."

"Tapi-"

"Urusi atau saya pecat kamu." ancam Kusuma.

Sang kepala sekolah menghela napasnya.

"Baiklah sekarang saya akan mengumumkan kepada semua murid bahwa berita Nayla hamil itu bohong, dan juga saya akan menampilkan bukti testpack negatif."

"Tapi bagaimana kalau semuanya kebongkar?" cemas Nayla.

"Kamu tenang saja Nayla, cukup bermain rapi dan saya yang akan mengurus masalah ini sampai selesai."

"Terima kasih, bu." ujar Sinta.

Sang kepala sekolah tersenyum.

***

Tepat setelah orang tua mereka kepala sekolah mengumumkan bahwa berita Nayla hamil itu palsu dan foto itu hanyalah foto Nayla yang sedang mengunjungi tantenya. Bukan foto saat Nayla periksa kandungan.

"Nay, Lo beneran punya Tante dokter kandungan?" kepo Cantika, si pick me girl kelas.

"Iyalah!" ketus Nayla.

"Ko gue baru tau, sih?" nyinyir nya.

"Emang segala urusan gue lo harus tau? Emang silsilah keluarga gue lo harus tau? Lo itu bukan siapa-siapa gue, udah deh jangan urusin hidup gue. Urusin aja om-om simpenan lo itu!"

"Anj-" sebelum Cantika melontarkan kata-kata kasar Nayla lebih dulu memotongnya.

"Sst! Jangan ngomong kasar nanti sariawan Lo tambah gede."

Muka Cantika sudah merah padam.

"Biasa aja dong mukanya, merah banget kayak iblis." ledek Ririn.

Ririn bersama dengan Nayla keluar dari kelas. Mereka ingin mencari makanan di kantin. Saat berjalan di koridor, banyak pasang mata yang melihatnya.

Saat sampai di kantin ia melihat Angkasa sedang bersama dengan David. Nayla berpikir sejenak, tumben Angkasa tidak bersama Abi. Apakah Angkasa masih curiga dengan Abi?

"Gila Angkasa ganteng juga, Nay. Bagi dua sabi kali."

"Beuhh, mau di usapin pake samurai kali." ujar Nayla dengan senyum yang di paksakan.

"Santai kali, udah ah ayok kita pesen."

Saat sedang mengantri makanan, Nayla tak sengaja mendengar percakapan dua orang yang tak jauh darinya.

"Lo yakin Nayla ga hamil? Gue sih ga yakin, tadi ortunya Angkasa datang ke sekolah, gue curiga mereka nyogok buat nutupin masalah ini."

"Bener, gue juga curiga begitu."

Nayla berusaha menahan amarahnya. Tidak lama kemudian, datanglah Dara and the gank. Ia langsung menghampiri Angkasa dan langsung gatel mode on.

"Angkasa aku tuh seneng banget tau ternyata rumor itu bohong."

"Hmm" Angkasa menanggapinya dengan acuh tak acuh.

"Oh iya, nih aku bawain kamu makanan." Dara memberikan makanan pada Angkasa.

"Dar, gue lagi di kantin dan depan gue ada makanan. Gue ga perlu dikasih makanan ama lo, gue bisa beli sendiri." Angkasa mengembalikan makanan tersebut.

"Tapi, Sa. Aku masak sendiri loh, aku bikin dengan penuh cinta."

"Ga peduli."

"Kamu kenapa sih, kemarin kamu baik sama aku loh. Kamu rela gendong aku ke UKS."

"Gue hanya menjalankan tugas gue sebagai anggota PMR, jadi jangan kegeeran!" Angkasa pergi begitu saja. Dia jadi tidak nafsu makan gara-gara cewe di hadapannya ini.

Di sebrang sana ada seorang perempuan yang tersenyum kemenangan. Yup, Nayla. Dia tersenyum bangga.

"Sukurin, lo! Makanya jangan kegatelan ama laki gue." Nayla tersenyum.

"Angkasa kenapa ga mau sama Dara, yah. Padahal mereka Couple goals loh."

"Iya, sayang banget."

Nayla memutar bola matanya malas.

Couple goals, Couple goals! Gue istri sah nih! Batin Naya.

***

Dikelas Angkasa sangatlah berantakan karena hari ini jamkos. Jadi yah.. Kelas sudah seperti kapal pecah. Berbeda dengan teman-temannya, Angkasa benar-benar tidak mood. Ia hanya duduk di bangkunya.

"Lo kenapa, sih?" tanya Abi yang baru saja datang.

Angkasa menggeleng.

"Pulang sekolah ada acara?" tanyanya pada Abi.

Abi menggeleng. "Enggak ada, emang kenapa?"

"Kita ketemuan di kafe Jamais." ujarnya.

"Oke."

"Gue mau ke perpus dulu." Angkasa meleos begitu saja.

Abi mengerutkan keningnya. Ada apa dengan Angkasa? Kepalanya terisi dengan beribu pertanyaan. Tapi ya sudahlah.

***

Sehabis mengantar Nayla pulang, Angkasa segera pergi menuju kafe Jamais untuk bertemu Abi.

Saat sampai di kafe, ia sudah melihat Abi yang duduk sambil memainkan handphonenya.

"Sa, tumben lo ajak gue ketemuan?" Abi membuka suaranya.

"Gue mau lo jawab jujur."

"Jujur?" Abi mengerutkan keningnya.

Angkasa mengangguk. "Lo yang nyebarin foto USG sama berita kehamilan Nayla?"

Abi mengerutkan keningnya.

"Gue? Gue ga sejahat itu, Sa."

"Terus siapa lagi? Nayla cerita ke gue, dia ketemu ama lo di rumah sakit dan foto USG Nayla hilang satu."

"Dan juga Nayla bilang lo ama dia tabrakan."

"Sa, dengerin gue! Emang gue ketemu Nayla dan gue tabrakan ama dia, tapi gue berani sumpah bukan gue yang sebarin itu. Bahkan gue aja ga tau foto Nayla jatoh."

"Gue ga percaya lagi ama lo. Gue tau lo suka sama Nayla, tapi ga gini cara mainnya." ujar Angkasa penuh dengan kekecewaan.

Saat Angkasa hendak pergi Abi mengeluarkan suaranya.

"Sa, gue bakal buktiin bukan gue pelakunya! Gue akan cari bukti secepatnya!"

Angkasa menghela napasnya. "Gue tunggu."

***

Hellooo!!!
Aku kembali nihh👋

Gimana pada kangen sama Angkasa dan Nayla?

Maaf yah aku telat update dan maaf juga part ini sedikit:(

Aku lagi sibuk banget:(
Kedepannya juga aku bakal telat up maaf ya❤

Jangan lupa vote dan komen❤

Bye bye👋
See u next chapter🌼

Angkasa & NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang