Haiii aku kombekkk
Gimana part kemaren?
So, kalo kalian suka cerita ini jangan lupa komen, vote, dan share yaHappy Reading 📚📖
***
Saat sampai didepan kamar Angkasa, Nayla segera mengetik kode pintu dan terbukalah pintu apartemen.
Air mata Nayla menetes melewati pintu saat melihat Angkasa bersama perempuan lain. Angkasa yang hanya menggunakan boxer dan perempuan yang wajahnya tertutup dengan rambut tersebut tidak menggunakan pakaian.
Ririn mengerutkan keningnya. "Anjing." Umpat Ririn.
Nayla memejamkan matanya, ia bisa mencium aroma alkohol yang menyengat. Hatinya hancur, dadanya sesak. Serasa dunia hancur hari itu juga.
***
Diruang tamu apartemen mereka berempat duduk saling berhadapan. Nayla bersama Ririn dan Angkasa bersama Maura, yap perempuan yang tidur bersama Angkasa adalah Maura.
"Maksud lo apa sih, Sa?" Tanya Ririn dengan nada yang sudah tersulut emosi.
"Gue gatau, Rin. Gu-gue ga sadar. Mau, kok bisa jadi gini, sih?" Lirih Angkasa.
"Lo yang narik paksa gue, Sa." Maura menangis.
Maura bercerita, bahwa ia tinggal di apartemen sini. Saat ingin ke kamarnya Angkasa tiba-tiba menarik paksa Maura dan membawanya ke kamar Angkasa.
Nayla menunduk entah sudah seberapa banyak air mata yang keluar.
"Nay dengerin penjelasan aku, ya?" Mohon Angkasa.
Nayla menatap Angkasa, Nayla mencoba menahan setiap emosinya. Ingin sekali menampar Angkasa.
"Lo jahat tau ga? Gue rela nikah sama lo, gue rela korbanin masa muda gue. Tapi kenapa, Sa?" Banyak kekecewaan yang terbendung di mata Nayla.
"Jadi kamu nyesel nikah sama aku?"
Nayla mengangguk. "Iya!" Ujarnya dengan lantang.
Nayla menghapus kasar air matanya. Ia bangkit, "Rin, gue mau pulang ke rumah mamah." Nayla menarik tangan Ririn.
"Nay tunggu! Dengerin aku dulu!" Angkasa mencekal tangan Nayla.
Nayla menghempaskan tangan Angkasa dengan kasar.
"Apa? Ga ada yang perlu dijelasin kan? Semua udah jelas, lo tidur sama perempuan itu!"
"Nay tap-"
"Gue bakal urus surat cerai kita." Nayla berhenti di ambang pintu, tanpa menoleh ia mengucapkan hal tersebut.
Kalimat yang keluar dari mulut Nayla berhasil membuat Angkasa membeku.
Nayla bersama Ririn hilang dari pandangan Angkasa. Selanjutnya Maura menghampiri Angkasa yang duduk tersimpuh.
"Sa, kalo gue hamil gimana?" Maura memegang tangan Angkasa. Dibalas oleh Angkasa dengan hempasn yang cukup kasar.
"Kenapa lo ga sadarin gue, Ra? Lebih baik lo bunuh gue, daripada
ngelakuin itu!""Kok lo malah jadi marah ke gue? Gue gamau tau, kalo sampe gue hamil lo tanggung jawab!"
Maura pergi, ia menutup pintu Angkasa dengan cukup keras.
Hancur.
Semuanya hancur. Semuanya rumit.
Angkasa benar-benar tidak ingat kejadian yang baru saja dilewatinya, bahkan ia tidak ingat kapan ia sampai di apartemen dan kapan ia menarik paksa Maura.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Nayla
Teen FictionLayaknya kucing dan tikus yang tidak pernah akur, Nayla sang ketua OSIS dan Angkasa sang ketua PMR. Di manapun mereka bertemu Pasti ada saja hal yang diributkan. Angkasa yang senang menjahili dan Nayla si tukang emosi. Hingga suatu hari Nayla dan An...