Chapter 4

778 43 3
                                        

Hari ini, menjadi hari paling berharga dalam hidup Angkasa. Sebentar lagi, Nayla akan menjadi istri sahnya.

Ia kembali merapikan jasnya. Sudah hampir seratus kali ia menghafal ijab kabul.

"Jantung gue mau copot, anjir."

Angkasa menarik napasnya dalam-dalam. Ia kembali meyakinkan dirinya.

Tidak lama, Papanya masuk. Ia memeluk Angkasa.

"Ini pilihan kamu, papah harap kamu jangan pernah menyesali ini, apapun yang terjadi. Kamu juga harus ingat, pernikahan bukan untuk dimainkan, pernikahan hanya satu kali dalam hidup." Papanya memegang bahu Angkasa.

"Siap, pah."

"Ingat, ini jalan yang kamu mau."

"Iya."

"Yaudah kamu siap-siap, sebentar lagi acara akan dimulai."

Angkasa mengangguk.

***

Nayla menatap pantulan dirinya di cermin. Air matanya kembali menetes, apakah jalannya sudah benar? Jujur, dirinya sangat takut, umurnya masih 18 tahun emosinya pun masih tidak stabil.

"Gue nyesel."

"Nay." panggil seseorang yang baru saja datang.

"Ririn?"

Ririn menghampiri sahabatnya itu, ia memeluknya hangat.

"Lo, jangan nangis dong. Sebentar lagi kan Lo bakal jadi nyonya Angakasa."

Ririn menghapus air mata Nayla, ia mengusap punggung Nayla berusaha menenangkannya.

"Jangan sedih, yah. Gue yakin Angkasa laki-laki yang baik."

Nayla mengangguk, ia melepaskan pelukannya.

"Nay, ayok sayang, acaranya udah mau mulai." panggil Mamanya.

"Tuh, acaranya mau mulai, sini gue rapihin lagi make up, lo. Udah jangan sedih."

Ririn membantu Nayla merapikan make up nya. Mamamnya dan Mama Angkasa datang untuk menjemput Nayla, perasaannya semakin tidak karuan.

Nayla turun dari tangga, Angkasa benar-benar mengaggumi calon istrinya itu.

Lo, cantik, Nay. Tapi sayang, lo calon istri dari sahabat gue. Batin Abi.

Nayla duduk bersebelahan dengan Angkasa. Angkasa dan Papah Nayla saling menjabat tangan.

Ijab Qabul dimulai, Nayla menarik nafasnya dalam-dalam. Begitu pula Angkasa, jantungnya benar-benar berdetak kencang.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Nayla Dhara Sheravaza dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas dua puluh empat gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Nayla Dhara Sheravaza binti Arkan Adinata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Angkasa mengucapkannya dengan lancar.

Semua orang yang ada disitu tersenyum haru. Namun, tidak dengan Nayla, antara senang dan sedih. Perasaannya benar-benar campur aduk.

Sekarang, sesi tukar cincin. Tangan Nayla benar-benar dingin dan gemetar. Begitu pula dengan Angkasa.

Setelah acara selesai, Nayla dan Angkasa pergi ke kamar. Mereka akan pindah esok hari, tadinya mau selesai akad namun Nayla benar-benar-benar kelelahan.

Nayla menghapus make up-nya, sedangkan Angkasa ia sedang mandi. Nayla menatap pantulan dirinya.

"Gue udah sah jadi istri?" tanyanya pada diri sendiri. Semua benar-benar seperti mimpi.

Angkasa keluar dari kamar mandi. Ia melihat Nayla yang sedang melamun. Angkasa segera menghampiri Nayla dan memeluknya dari belakang.

Nayla berdecak sebal. "Kagetin aja."

"Lo, kapan pake bajunya?" tanya Nayla, yang heran melihat Angkasa sudah rapi dengan kaos dan boxernya.

"Tadi, di kamar mandi, kalau gue pake disini nanti lo kagok sama gue."

Nayla hanya ber'oh'ria.

"Sa, kita udah jadi suami istri, ya? Gue ngerasa ini kayak mimpi."

"Iya."

Angkasa tidak melepaskan pelukannya pada Nayla, ia mencium puncuk kepala Nayla.

"Berat ih! Sana!"

"Engga mau, udah lama gua pengen peluk lo."

"Berat ih! Sana dulu, gue mau hapus make up dulu."

Angkasa akhirnya mengalah, ia memilih duduk di kasur sambil membuka handphonenya. Saat ia membuka chat, sudah banyak pesan dari David, sahabat terlaknatnya.

David anak bpk Toni.
Unboxing!
Gas!
Jangan lupa ceritain nanti ye
Ajig ga aktip
Fiks, lagi unboxing ye
Unboxing kado maksudnya😂
Jangan lupa buka kado dari gua! Biar Lo kuat.
Isinya vitamin kok
Oke ga aktif
Bye
Selamat malam
Selamat bersenang-senang
Jangan kebablasan

Angkasa terkekeh geli.

"Chatan sama siapa?" tanya Nayla yang tiba-tiba sudah ada disebelahnya.

"Kagetin aja sih, gaboleh gitu sama suami sendiri!"

"Nyenye."

Nayla membaringkan dirinya, ia menarik selimut. Ia menghadapkan dirinya ke Angkasa.

"Angkasa."

"Apa?" Angkasa menaruh handphonenya, ia berbaring berhadapan dengan Nayla.

"Gue, emang ga suka sama lo, pernikahan ini gapernah ada di otak gue sama sekali. Tapi, sekarang lo suami gue, jadi gue bakal belajar suka sama lo, gue bakal belajar jadi istri yang baik buat lo."

"Makasih."

Nayla tersenyum dan mengangguk. Ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Angkasa. Angkasa mengecup puncak kepala Nayla.

Inilah awal, awal dari kehidupan Angkasa dan Nayla. Awal dari segalanya, awal untuk memulai kehidupan yang baru.

Dalam pernikahan, selalu ada kerikil. Tidak ada pernikahan yang mulus. Jika ada, mungkin itu hanya dalam khayalan atau fiksi.

Ini awal Nayla dan Angkasa. Disinilah kisah mereka dimulai.

***
Hai!
Aku kembali!

Gimana nih kabar kalian? Masih pada setia sama Angkasa dan Nayla 'kan? Kuharap iya.

Okelahh
Jangan lupa vote dan komen! Maksa nih! Yok bisa yok, semakin banyak vote dan komen semakin sering update.

Oke.

Bye bye👋
See you next chapter💟

Angkasa & NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang