Chapter 2

765 43 2
                                    

Disinilah mereka bertiga duduk, di Kafe Soya. Nayla mengotak-atik handphonenya, tidak tahu harus berbuat apa. Mama dan Papanya hanya asik mengobrol.

"Mah, Pah, sebenarnya ada apa sih? Jangan bilang Nayla mau dijodohin."

Mamah dan Papah beralih menatap Nayla.

"Suudzon aja kamu!" tukas Papanya.

"Terus, ngapain sih, kesini? Aku mau pulang, mau nge-drakor."

"Tunggu sebentar lagi, ada tamu yang kita tunggu." ujar Mamanya.

Nayla hanya bisa menghela nafas, kemudian ia lanjut men-scroll tiktok. Tak lama, sepasang suami istri datang menghampiri mereka, dan bersalaman dengan kedua orang tuanya.

Kok, gue makin ga enak hati ya. -Batin Naya.

Biasa kalo begini, si laki-laki dingin datang, terus duduk di sebelah gue, terus perjodohan dimulai. -Batinnya kembali berbicara.

"Nay, Salim dulu, sayang." titah Papanya

Nayla berdiri dari duduknya, ia kemudian Salim kepada pasutri tersebut.

"Jadi, ini Nayla, pantes anakku suka."

Deg!
Kan! Apa Nayla bilang, pasti akan terjadi pernikahan dini jika sudah seperti ini! Hatinya jadi sedikit tidak tenang.

Tenang Nay, biasanya kalo dijodohin, pasti laki-lakinya ganteng, baik, dingin, kaya raya. Tenang, oke? -Nayla berusaha menenangkan dirinya.

Ia memang sering membaca wattpad, biasanya kalau dijodohin pasti si calon suami/istri mendekati kata sempurna. Yah, siapa tau aja di dijodohin sama modelan Cha Eunwoo, modelan Song Joongki juga oke lah, tapi modelan Jeon Jungkook juga bisa diomongkan baik-baik.

Tidak lama kemudian...

"Assalamualaikum, maaf telat."

"Kek kenal suaranya." gumam Nayla.

Nayla mendongak, matanya terbelalak. Sepertinya ekspetasinya terlalu tinggi. Nayla menganga tidak percaya. Angkasa!

"Nah ini Angkasa, sini sayang." ujar seorang wanita, bisa dipastikan wanita itu adalah mamah dari Angkasa.

"Langsung aja ke intinya ya, silahkan Angkasa." Tutur Papah Angkasa.

"Saya Angkasa Daffa Narendra, ingin mempersunting Nayla menjadi istri saya."

Lamar? Tidak! Apa tidak bisa tunggu Nayla lulus SMA!

"Gimana sayang?" tanya Papah Nayla, pada Nayla.

Nayla belum menjawab, matanya beralih menatap sang Mama dan yah, mata mamahnya melotot pada Nayla, dengan senyum yang dipaksakan persis seperti psikopat.

"Nay, jawab." ujar mamanya dengan penuh penekanan.

"Em, Yaudah Nayla terima."

Mereka semua mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Nayla.

Nayla berbisik pada Angkasa. "Gue mau ngomong, ikut gue."

Nayla dan Angkasa pamit sebentar pada kedua orang tuanya.

Tangan Nayla terlipat di dada, matanya menatap sinis pada Angkasa.

"Maksud lo apa?! Lamar-lamar gue!" pekiknya.

Angkasa mengedikan bahunya, "Gabut doang."

Nayla naik pita hitam, baru saja dirinya ingin bicara namun sudah dipotong oleh Angkasa.

"Bercanda lah, yakali! Gue suka sama lo."

"Iya tapi, ga harus nikah muda juga!"

"Gue ga mau milikin Lo setengah-setengah, gua mau miliki lo seutuhnya." Tutur Angkasa.

Angkasa & NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang