Chapter 8

705 41 2
                                        

"Boleh, ya?" bujuk Nayla.

Besok malam acara makrab akan dimulai dan Nayla belum mendapat izin dari Angkasa.

"Kalau gue bilang enggak ya enggak, Nay!"

Nayla menekuk wajahnya, ternyata dapet izin dari Angkasa lebih sulit daripada dapet izin dari orangtuanya.

"Gue larang lo, itu juga buat kebaikan lo." Angkasa memegang pundak Nayla.

"Ya, tapikan aku enggak apa-apa."

"Kalo lo tiba-tiba sakit gimana?"

"Iya, kan, ada lo, lo juga bakal jadi timkes disana. Jadi masih bisa jagain gue, kan?"

"Dengerin, lo bisa bilang baik-baik aja pada saat sakit, tapi gue, gue ga baik-baik aja liat Lo sakit, Nay."

Nayla termenung, ia ingin sekali ikut acara makrab. Lagipula, sebentar lagi ia akan lulus.

"Belum lagi nanti acara Sertijab, pasti nginep lagi kan?" ujar Angkasa.

"Izinin gue ikut makrab, nanti Sertijab buat gue ngajuin acaranya dimulai pagi. Jadi, ini terakhir gue nginep di sekolah." Nayla meyakinkan Angkasa.

"Boleh, yah? Plis, sekali lagi aja gue ikut acara gini."

Angkasa berpikir sejenak.

"Yaudah, gue izinin. Asal lo harus janji, acara Sertijab dilakuinnya siang-siang itupun jangan terlalu lama, terus kalo sakit langsung bilang sama Ririn atau chat gue."

"Siap!" senyum Nayla mengembang.

"Satu lagi, kalo diajak ke UKS jangan keras kepala!"

Nayla mengangguk, akhirnya setelah berabad-abad meminta izin pada Angkasa, Angkasa memberinya izin.

***

Nayla mengemasi barangnya satu persatu, ia mengecek kembali daftar barang yang harus dibawanya.

"Sudah selesai!"

Nayla tidak henti-hentinya tersenyum, ia benar-benar senang. Yah, walau harus ada sedikit drama dengan Angakasa. Tapi, yaudahlag yang penting sekarang Angkasa sudah memberinya izin.

"Sa, punya kamu udah siap semua?" tanya Nayla, ia menghampiri Angkasa yang sedang duduk di ruang tv.

"Udah."

"Kamu udah mandi?"

"Udah, tinggal ganti baju."

"Yaudah, aku mau mau mandi dulu, habis itu kita berangkat ya."

Angkasa mengangguk. Sekarang jam 5.30 dan acara mulai jam 7 pagi, jadi masih ada waktu untuk Angkasa bersantai-santai.

***

Diperjalanan, Nayla sibuk dengan handphonenya. Hal itu, menimbulkan rasa cemburu pada Angkasa.

"Gantengan hp, ya?" skndirnya pada Nayla.

Nayla mendelik sinis. "Apaan, sih. Sama hp aja cemburu, apa lagi sama cowok kali."

"Macem-macem, lo. Lagian, emang ada yang mau sama lo?"

"Ada, lah! Satu sekolah ngincer gue, kalo gue mau, gue tinggal pilih yang mana yang mau dijadiin selingkuhan." angkuh nya.

"Enteng banget mulutnya, minta dibuntingin kali." ujar Angkasa yang masih fokus pada jalan.

Nayla bungkam. "Bercanda doang, sih! Ga seru ancemannya! Nanti gue seling-"

Cup!

Nayla terpaku, kedua kalinya bibirnya ternodai. Nayla memukul Angkasa, ia melemparkan tatapan tajamnya.

Angkasa & NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang