HN 05

609 133 12
                                    

Nata merasa bodoh sendiri saat menyadari kalau hampir dua jam tadi Nata menunggu Hesta menjemputnya. Awalnya Nata mau pulang di jam pertama ia menunggu kedatangan Hesta tapi Nata takut kakau Hesta terlambat menjemputnya karena terlalu sibuk di kantornya.

Dan Nata merasa bodoh setelah akhirnya hampir dua jam Nata menunggu kedatangan laki-laki yang bahkan tanda-tanda kedatangannya saja tidak ada.

Nata akhirnya pulang ke rumahnya sendiri dengan mobilnya.

"Bawa apa itu?"

Pertanyaan mamanya pada paper bag yang dibawanya membuat Nata tersadar. Ah iya dia belum sempat membuka isinya dan dia tidak tau ada apa di dalamnya.

"Nggak tau," sahut Nata jujur.

"Lah kok nggak tau?"

"Ya emang nggak tau ma," sahut Nata lagi yang kemudian pamit dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Nata menaruh paper bag itu di atas kasurnya sementara ia langsung bersiap untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah beres dan kembali berpakaian lengkap ia duduk di atas kasurnya lalu membuka paper bag itu. Isinya sebuah kotak yang di dalamnya ada bathrobe berwarna merah muda lengkap dengan head band nya, produk-produk kecantikan, parfum mahal, sebuah mug cantik, gaun berwarna silver serta sepatu heels yang senada dengan gaun itu.

Pantesan aja berat.

Dan sebuah surat terselip.

Nata membukanya.

Dear Nata,

I found my man, but I still need my girl.

So, would you be my braidsmaid?

Please say Yes!

Nata tersenyum apalagi melihat satu lagi lembar kertas yang menunjukkan gambar attire guide nya.

Beberapa saat kemudian Nata menghembuskan napasnya keras.

"Mau sih... cuma mama sama papa pasti nggak ngizinin mana acaranya di Jakarta..." gumam Nata.

Nata lalu melebarkan gaun cantik itu lalu menaruhnya di depan badannya sambil berdiri di depan cermin.

"Padahal cantik banget ini gaunnyaa... pasti mahal."

Nata lalu mendadak kesal mengingat seseorang.

"Tapi sayangnya yang nikah kakaknya si Hesta menyebalkan itu! Awas aja ya kalau ketemu lagi aku bakal tendang kakinya Hesta."

***

"Wis kon kasih ke Nata gurung?"

Pertanyaan apa Hesta sudah memberikannya pada Nata atau belum langsung didapatnya begitu Hesta sampai rumahnya.

"Sudah."

"Yoopo?" Kakaknya itu kembali bertanya bagaimana pada Hesta.

Hesta mengedikkan bahunya. "Embuh," kata Hesta yang tidak tau harus menjawab bagaimana tentang pendapat Nata atau apapun yang cecenya itu ingin tahu soal Nata.

"Pacar kon iku," protes Evelyn yang lelah dengan sikap bodo amat adiknya.

"Ya terus?"

"Hestaaaaa... Cece mu ini nikah tinggal menghitung hari."

"Ya sudah tau tinggal menghitung hari kenapa cece malah milih Nata sebagai braidsmaid?"

"Cause she's your special person. She's my brother's girl. Ya wajar kan cece mau kenal dekat dengan dia?"

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang