Masih suara kekehan yang terdengar. Bisa-bisanya Hesta tidak merasa bersalah?
Nata kesal sendiri lalu menangis.
"Nat kamu nangis?" Pertanyaan Hesta menandakan suara tangisan Nata sudah terdengar sampai ke ujung telepon sana.
"Nat, kamu dimana? Mau Grand jemput?" tanya Hesta lagi terdengar khawatir.
"Kita ada di tempat yang sama Ta... Jadi kenapa mesti Grand yang jemput aku?" tanya Nata di sela tangisnya yang diperhatikan beberapa orang yang hanya bisa melihatnya bingung.
"Loh kamu ada di Hotel? Bukannya kata resepsionis kamu lagi pergi sama sahabat-sahabat kamu itu?"
Nata bingung. Hesta sedang di hotel?
"Kamu emang lagi di Hotel?"
"Iya saya lagi di Hotel."
"Sama Gaby?" tanya Nata yang memang sudah sangat penasaran.
Gila aja sih kalau benar-benar Hesta tengah berada di Hotel bersama Gaby.
"Hah? Kok sama Gaby? Saya lagi sama Grand mau buat kejutan soal kehadiran saya taunya kamu udah tau duluan saya ada di Bali," sanggah Hesta.
Nata semakin bingung. Bukankah Hesta ke Bali bersama Gaby atau dia sudah kembali ke Hotel setelah dari beach club ini?
"Share loc ya Nat biar Grand bisa langsung jemput kamu kesana," kata Hesta membuat Nata mengangguk walau tentu saja anggukkannya tidak akan bisa dilihat Hesta.
"Kenapa nggak kamu yang kesini Ta? Kamu pasti lagi sama Gaby?"
"Astaga Nata... Dari tadi nyebut nama Gaby terus. Makanya kamu cepat pulang ke Hotel biar bisa lihat saya."
***
"Tuan Hesta kakinya terkilir karena terlalu bersemangat bisa ke Bali lebih cepat dari jadwalnya," kata Grand begitu Nata sampai di kamar hotel mereka dan melihat kaki Hesta terbalut perban.
Nata langsung menghampiri Hesta yang memalingkan wajah dari Nata. Hesta terlalu malu karena terlihat lemah seperti ini.
Tangisnya Nata kembali pecah begitu Nata terduduk di samping kasur dan menaruh wajahnya di atas kasur. Hesta bingung sendiri lalu menatap Grand.
"Sepertinya saya pamit pergi dulu. Kalau kalian butuh apa-apa bisa hubungi saya, selamat malam," kata Grand yang langsung keluar kamar dan menutup pintu begitu Hesta akhirnya memberi anggukkan untuk Grand.
Hesta kini menatap Nata yang tengah menangis.
"Kamu ngapain nangis?"
Nata masih menenggelamkan wajahnya di kasur tanpa mau melihat wajah Hesta.
"Kamunya ngeselin soalnya."
Hesta lalu mengelus rambut Nata itu lembut.
"Iya maaf ya..."
Nata sebenarnya menangis karena lega. Orang yang dilihat sahabatnya tengah bersama Gaby ternyata bukan Hestanya.
Nata bahkan rela meninggalkan wishlist nya dan dia juga meninggalkan sahabat-sahabatnya hanya untuk menemui Hesta.
"Btw Nat... Emang bener Gaby ada di Bali?"
Nata langsung mendongak. Wajahnya merah semua dan air mata masih membasahi mata hingga pipinya.
"Kenapa? Kamu mau nemuin dia?" tanya Nata sinis.
Hesta geleng-geleng kepala. Nata dan Hesta lalu saling terdiam sampai akhirnya Hesta kembali buka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, Nata!
RomanceZennata Maheswari frustasi karena kedua orang tuanya yang strict parents. Nata akhirnya meminta tetangganya sendiri untuk menikah dengannya agar ia bisa berlibur dengan mudah ke Bali. Lalu apa tetangganya itu akan menerimanya dengan mudah? Au jungri.