HN 07

585 146 10
                                    

Bisa-bisanya Hesta semudah itu mendapatkan izin kedua orang tua Nata tanpa harus merengek seperti Nata biasanya. Dan Nata terus memikirkan hal ini bahkan sampai mereka kini sudah tiba di Jakarta beberapa menir yang lalu.

"Kenapa kamu ngeliatin saya terus? Takut kehilangan saya?"

Mengetahui Hesta menyadari keherananan Nata membuat Nata kesal sendiri apalagi dengan pertanyaan sindiran Hesta.

"Idih pd betul, orang aku liatin tembok kok!" Sanggah Nata yang sebenarnya memang diam-diam memperhatikan Hesta dan berpikir Hesta punya pelet apa sampai bisa meluluhkan orang tua Nata.

"Tembok nggak lebih menarik dari saya."

"Kata siapa?"

"Saya lah barusan," sahut Hesta santai sambil berjalan berdampingan dengan Nata di salah satu hotel terkenal di Jakarta pagi itu.

"Ya tapi kan aku yang berhak nentuin siapa yang lebih menarik," protes Nata sementara satu kata yang keluar dari bibir Hesta hanya "Oh."

"Hai Nataaaaa akhirnya lo datang juga!" kata Evelyn yang segera menghampiri Nata dan Hesta.

Evelyn langsung memeluk Nata sementara Nata hanya diam mematung dan akhirnya balas memeluk kakak perempuan Hesta itu.

Setelah melepaskan pelukannya pada Nata Evelyn langsung menghampiri Hesta.

"Cece kira kamu nggak bisa kabulin permintaan cece," kata Evelyn menggoda adik kandung satu-satunya itu.

"Kalau gitu cece pasti bakal neror saya seumur hidup," sahut Hesta datar sementara Evelyn langsung terkekeh.

Evelyn lalu menghampiri Nata lagi bersama ketiga perempuan. "Nat, kenalin nih bestfriend cece," kata Evelyn lalu merangkul Nata.

"Ini Widya, ini Erina dan ini Joline," kata Evelyn yang diikuti uluran tangan Nata pada ketiga perempuan cantik.

Mereka kemudian saling menjabat tangan.

"Nah sekarang waktunya girls party guys!" ajak Evelyn.

Evelyn sudah siap membawa Nata, Widya, Erina dan Joline pergi tapi Hesta menahannya.

"Mau bawa Nata kemana?"

"Pesta lajangnya cece lah..." sahut Evelyn yang kemudian menatap Hesta dengan tatapan menggoda. "Kenapa? Hesta nggak bisa jauh-jauh dari Nata ya?"

Hesta langsung memalingkan wajahnya. "Bawa aja sana Nata yang jauh."

Dan Evelyn hanya tersenyum penuh arti.

***

Evelyn membawa keempat perempuan itu ke sebuah pulau di kepulauan seribu. Mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama mereka dengan bersenang-senang. Mereka bersnorkling bersama, berjemur di pinggir pantai bersama, berenang bersama dan banyak hal lain yang mereka lakukan bersama sampai akhirnya malam tiba.

"Main truth or drink yok?" Ajak Evelyn yang kemudian mengeluarkan sebuah botol wine.

"Tapi Eve besok lo kan nikah ya kali mabok malam ini?" protes Erina.

"Ya kenapa? Kan kita maboknya malam ini bukan besok?" Sanggah Evelyn.

"Sayangku Evelyn ya tetep aja lo jangan yang aneh-aneh deh, besok lo nikah loh," protes Widya.

"Nggak pada mau nih?"

Mereka bertiga menggelengkan kepala bersama. Nata masih mencerna pertanyaan Evelyn jadi lupa menggelengkan kepala.

"Kalau gitu lo aja yok Nat, yang lain pulang aja ke Resort, hush hush!" Usir Evelyn.

Nata sudah akan membuka mulut tapi Evelyn langsung membekap mulut Nata.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang