HN 09

605 156 9
                                    

Kalau bukan gara-gara muntah, malam itu Nata dan Hesta sudah berciuman.

Tapi kalau Nata pikir-pikir kenapa Hesta mau mencium Nata? Apa terbawa suasana pantai malam itu?

Tetapi tetap saja Nata bersyukur walau dia harus muntah pada Hesta tapi setidaknya menghindarkan Hesta sebagai kandidat pelaku ciuman pertamanya Nata. Kalaupun nanti mereka menikah Nata akan menahan agar Hesta tidak menciumnya.

"Emang apa?" tanya Hesta sinis.

"Nggak deh bukan apa-apa. Lupain aja!" Sahut Nata yang tak kalah sinis.

Hesta hanya geleng-geleng kepala lalu menyeret Nata ke tempat makanan.

"Saya tau kamu belum makan dari pagi jadi makan dulu aja."

"Ngaca dong!"

Hesta lalu berdiri di hadapan Nata dan menatap mata Nata sambil merapikan rambutnya.

"Lagi ngapain?"

"Ngaca lah," sahut Hesta dan membuat Nata menutup matanya.

"Ya jangan di mata aku juga ngacanya," protes Nata yang kemudian langsung meninggalkan Hesta untuk mengambil beberapa makanan.

Dan setelah membawa piring ke meja dan duduk di samping Hesta, Nata mulai makan.

Nata menawari Hesta.

"Yok sini aku suapin Ta?"

Hesta menggelengkan kepalanya dan kini sibuk dengan ponselnya.

"Saya nggak laper jadi jangan dipaksa."

Nata mendesah keras tapi kemudian melanjutkan makannya lagi.

"Kalau Hesta nggak mau, suapin gua aja Nat."

Nata dan Hesta mendongak. Hesta yang tadi sibuk dengan ponselnya bahkan langsung melirik perempuan di belakang Bara.

"Suapin sama cewekmu itu jangan sama cewek saya," protes Hesta pada Bara yang muncul dengan perempuan yang tadi berciuman dengan Bara.

Nata sedikit bingung dengan Hesta yang hari ini sering sekali menyebut Nata sebagai perempuannya. Dan lebih bingung lagi karena kini Hesta mengarahkan makanan di sendok yang dipegang Nata kini kearah mulutnya Hesta. Hesta memakan makanan Nata.

"Katanya tadi nggak laper?" tanya Nata heran.

"Yaudah saya nggak makan lagi," kata Hesta membuat Nata kesal sendiri.

Bara langsung terkekeh melihat pertengkaran kecil mereka berdua.

"Lu ternyata beneran calon istrinya si Hesta Nat. Gua kira cuma pura-pura."

Nata pun langsung tersedak mendengar kata-kata Bara. Ternyata sikap aneh Hesta seharian ini pasti untuk menutupi hubungan palsu Hesta dan Nata.

***

"Thanks ya Nat udah mau hadir... Cece titip adik tercinta cece nya ya," kata Evelyn sambil memeluk Nata.

Mereka kini ada di Bandara Soekarno Hatta karena malam ini Evelyn dan Adrian akan melakukan perjalanan bulan madu mereka ke Labuan Bajo.

"Sama-sama, cece hati-hati di jalannya ya... Semoga honeymoon nya menyenangkan," ucap Nata sambil balas memeluk Evelyn.

"Nata sama Hesta juga yang akur ya kan mau tunangan nanti," goda Evelyn sambil melepaskan pelukannya.

Nata agak terkejut dengan kata-kata Evelyn. Tunangan dengan Hesta? Tapi bukankah itu keinginannya? Menikah dengan Hesta adalah keinginannya jadi tunangan dengan Hesta tentu saja salah satu jalannya.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang